Chici terdiam membisu, karena wajah datar Lily yang super sinis dan mulutnya yang ternyata bisa toxic juga, "Lu kenapa dah? Perasaan dari kemarin gue liat-liat lu gak sejahat itu. Kalo gak suka ya bilang aja, gak usah ngatain lont* segala, pedes banget mulut lu," Chici jadi tersinggung dan sedikit marah.
"Ya makanya gak usah ikut campur urusan orang sembarangan, gue gak suka, dan benci sama orang yang banyak omong kayak lu, kenal juga nggak." Lily melanjutkan langkahnya pergi begitu saja dari sana.
Chici memilih diam, dia memutar jalannya berlawanan arah dengan Lily, yang langsung membuat Chici trauma untuk mengajaknya bicara, "Gak bakal lagi gue sapa dia, ngeri banget, gak seimut mukanya." dumel Chici.
***
Di kampus, Lexy nampak melihat teliti ke Rose yang sibuk membaca buku novel dan menikmati satu cup Boba di taman depan fakultas hukum ini, "Jane bilang lu lesbi ya?" Tanya Lexy ragu-ragu, takut Rose tersinggung.
"Iya," jawab santainya.
"Jujurly keliatan sih... Lu gentlewoman beut kalo lagi sama cewe, tapi alergi beut kalo sama cowo. Gue perhatiin gerak-gerik lu belakangan ini soalnya,"
"Lu gak alergi kan bestiean sama modelan gue Lex?"
"Gak, gue open minded, tapi gak dukung loh ya... Cuma menghargai,"
"Kalo gue nembak Jane, lu gak keberatan?"
"Gila sih lu... Kita bertiga bukannya udah sepakat jadi bestie? Gue gak mau ya jadi nyamuk buat lu berdua,"
Rose tertawa kecil, "Sumpah Lex... Gue naksir berat sama Jane, gue tau ini gak bener karena bakalan ngerusak persahabatan kita, tapi sumpah, gue makin kesini justru makin bucin sama Jane,"
"Kalo gue, gimana?"
Rose melihat Lexy yang langsung memasang gaya seksi menggoda, "Lu boleh juga sih... Tapi gue orangnya setia, karena udah kepincut duluan sama Jane, jadi susah pindah ke lain hati,"
"Anjir.... Sok puitis lu!"
Keduanya masih saling mengobrol dan bercanda berdua di kursi taman itu, tidak berapa lama, terlihat Jane yang akhirnya bergabung dan jalan mendekat.
"Lama beut Jane?" Tanya Lexy.
"Si Jamal nembak gue pakek acara bacain puisi segala anjir, panjang beut, ampe capek gue dengerin nya, sok puitis beut tu brondong," dumel Jane.
"Jamal?" Bingung Rose.
"Nama aslinya Jay, tapi kita emang sering ledek dia Jamal," Lexy yang menanggapi.
"Terus lu terima, Jane?" Rose terdengar agak cemburu.
"Gak! Ilfil baru iya Rosie, si Jamal ganteng doang, tajir juga b aja sih, cuma anak dosen gitu, tapi pelitnya nauzubillah, benci beut cowo banyak omong janji manis, tipe gue yang cool-cool gitu, tajir dan pastinya royal juga ke gue,"
"Gue banget itu," ucap Rose mengkode.
Jane jadi gagu, ia garuk-garuk lehernya, "Ih... Lu ya... Kita udah sepakat jadi bestie oke?"
"Gak ada ya... Itu cuma berlaku buat lu sama Lexy, gue cuma anak baru di geng kalian, jadi gak harus mengikuti peraturan yang kalian berdua buat berdua,"
"CK! Dasar tupai Aussie satu ini, untung tajir lu... Jadi masih bisa kita maklumi, karena hobi traktir kita juga sana-sini," tanggap Lexy.
"The real memanfaatkan diriku yang tajir ya klean berdua," kesal Rose.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spill The Tea, Ma'am? (End)
Teen FictionGXG 21++++ (LISOO & Chaennie) Chici cewe yang satsetsatset, kepincut Lily si gadis imut yang berkepribadian ganda, siang mode malu-malu, dan malam mode super toxic. Begitu juga Rose, yang salah kirim mantra jaran goyang ke mbak gebetan yakni ulzang...