15. Mbah Dukun Baca Mantra

368 51 7
                                    
































"Ibu?"

Sang ibu berjalan mendekat dengan wajah nya yang sayu, menahan kecewa dan amarah, Lily makin tak tega melihatnya.

"Maksud kalian tadi apa nak? Kalian ciuman loh tadi, ibu lihat dengan mata kepala ibu sendiri. Kalian juga nyebut sebagai pacar buat satu sama lain," kagetnya melihat Chici dan Lily bergantian.

Lily menunduk, Chici melihat dengan rasa bersalah dan iba tentu saja, bagaimanapun, semua ini, dia lah yang mulai.

"Alangkah tega kamu rusak kepercayaan yang ayah ibu kasih buat kamu nak... Nak Sooya juga, bisa-bisanya ajarin Lily yang nggak-nggak, padahal kamu kelihatan anak baik-baik loh nak... Gak nyangka lihatnya," ungkap ibu dengan matanya yang berkaca-kaca, ia tentu sangat kecewa dan sakit hati.

Chici dan Lily masih sama-sama diam menunduk, mereka paham, mereka salah.

"Hiks... Ibu gak mau tau ya nak... Kamu pindah pulang ke rumah lagi hari ini juga, buat nak Sooya juga, tolong jangan lagi ajak Lily main dengan dunia kamu, ini udah kelewatan, gak bener. Gak usah lagi kalian berdua tinggal bareng, pulang kamu Li... Hari ini juga! Ibu gak mau tau, nak Sooya silahkan menjauh sejauh-jauhnya dari Lily mulai sekarang, jangan lagi ajak dia ke arah yang buruk. Saya sudah sangat kecewa sama kamu, ayo Li... Pulang." Ibu tarik tangan Lily begitu saja dari sana, yang juga nampak pasrah, ia hanya sekali lagi melihat ke Chici, tapi tidak ada niat untuk meminta Chici agar menahannya.

Chici ingin menahan juga, tapi rasa bersalah yang menghantui nya lebih besar, ini hanya akan semakin rumit sekarang, jika dia masih keras kepala ingin menahan tangan Lily dan membawa gadis itu ke pelukannya, bahkan menegaskan kepada sang ibu, bahwa dia mencintai gadis itu sepenuh hatinya.

Itu tidak akan bekerja semudah itu, dan Chici sangat paham.

"Chi...? Are you okay?" Tanya Jane sembari berjalan mendekat, ia mendengarkan keributan apa yang baru saja terjadi antara Chici, Lily dan sang ibu.

Chici mengangkat wajahnya dengan matanya yang berkaca-kaca, tak lama, ia akhirnya melemparkan senyuman simpul, "It's okay, ayo kita rampungin dulu soal elu ke ortu nya Flow. Soal gue sama Lily, itu nanti dulu nunggu semuanya reda. Gue gak apa-apa kok Jane..."

Jane membawa Chici ke pelukannya, dan mengelus-elus punggung gadis itu, "Gak apa-apa kalau mau nangis dulu, gue gak mau juga egois mikirin diri sendiri mulu. Tenangin diri dulu Chi... Gue ada di sini kok..."

Chici pada akhirnya melepaskan tangisan nya yang tertahan sejak tadi ke pelukan Jane, cukup lama hingga belasan menit hingga Chici benar-benar bisa melepaskan emosinya.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Spill The Tea, Ma'am? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang