Chici genggam erat tangan Lily sembari mengemudikan mobilnya dengan santai, "Takut?"
Lily mengangguk perlahan, "Kamu nggak?"
"Takut sih... Tapi ya gimana, udah terlanjur, beraniin diri aja yuk... Kalo sama-sama berani, aku yakin nanti kita bakalan lebih pede,"
Lily tersenyum, "Iya, Chi."
Setelah beberapa jam perjalanan, akhirnya mereka mulai memasuki wilayah kampus dan masuk ke area apartemen mewah yang kebanyakan di huni oleh anak-anak sultan yang juga kuliah disana.
Tepatnya pukul sembilan pagi lewat, Chici sudah memarkirkan mobilnya dan langsung turun barengan dengan Lily, saat memasuki lobby, beberapa anak kampus yang kenal mereka auto nyinyir, dan berbisik sana-sini dengan segala jenis kejulidan.
"Chi......!"
Chici dan Lily kompak menghentikan langkahnya dan menoleh tepat di depan lift, ada Bona disana, teman baik Chici yang super bestie karena sudah bareng-bareng Chici dari esdeh.
Bona langsung memeluk erat Chici yang juga membalasnya, "Elu kemana aja sih? Gue ngerti Chi... Soal elu sama Lily, tapi ya gak usah minggat segala sih... Itu gak akan ngerubah apapun, kecuali malah nambah bahan gosip buat anak-anak yang lain," ujarnya lalu melepaskan pelukannya.
Chici tersenyum, "Thanks Bona, well... Sebenarnya ada sedikit kemajuan juga sih dari aksi kabur kami, mama kasih restu sekarang,"
"Really? Elu sama Lily di bolehin pacaran?"
"Yup, makanya kami berdua sekarang..." Chici gandeng tangan Lily, "Berani pulang, dan mulai aktivitas lagi kayak biasanya, pacaran aja kayak kebanyakan anak muda,"
Bona lihat ke Lily yang masih agak malu-malu dan menunduk seperti biasanya, "Emang bokap elu juga udah bolehin Li?"
Lily mulai mengangkat wajahnya melihat ke Bona, bagaimanapun ayahnya adalah satpam kampus, yang kemungkinan papasan dengan dia setiap hari juga gede, "Belum, aku belum berani ngomong sama mereka," jawab Lily.
Bona menghela nafasnya perlahan, ia lalu melihat sekeliling, kebanyakan anak-anak masih julid ke Chici dan Lily, "Udah deh... Kalian masuk aja dulu terus istirahat, soal yang lain gak usah di pikirin, cuek aja. Hidup-hidup kalian kok... Selama gak ngerugiin orang, ya udah di nikmati. Nanti gue main lagi tempat kalian ya..." Bona mulai berjalan pergi.
"Thanks Bona," sanggah Chici.
"Welcome bestie."
Chici dan Lily kembali masuk ke lift untuk menuju kamar mereka, Chici eratkan genggaman tangannya ke Lily, "Cuek aja, bener kata Bona tadi,"
Lily mengangguk, "Iya, Chi... Aku janji bakalan lebih berani,"
Ting....!
Lift terbuka tepat di lantai kamar mereka, Chici mulai buka pintu kamarnya, "Kalo mau temuin ortu kamu, nanti bilang ya... Aku temenin atau mungkin kita bisa cari jalan keluarnya bareng, apa-apa jan di pikirin sendiri Li... Kamu punya aku loh sekarang,"
"Iya Chi... Iya,"
Keduanya saling melemparkan senyuman dan mulai masuk.
***
Jane buka kedua matanya, kepalanya masih terasa berat dan melayang-layang saking mabuk nya dia semalam.
Ceklek....
"Jane... Good morning, kamu udah baik-baik aja?"
"Rosie?"
Rose mendekat sembari membawa senampan sarapan, "Ini, aku minta mami buatin bubur buat kamu, mau aku suapi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Spill The Tea, Ma'am? (End)
Teen FictionGXG 21++++ (LISOO & Chaennie) Chici cewe yang satsetsatset, kepincut Lily si gadis imut yang berkepribadian ganda, siang mode malu-malu, dan malam mode super toxic. Begitu juga Rose, yang salah kirim mantra jaran goyang ke mbak gebetan yakni ulzang...