13. Done

323 46 6
                                    



































"Huft... Kamu mikir apa sayang? Jennie belok ya menurut kamu?"

"Abis dia kayak lengket banget gitu sama kamu by..."

"Wajarlah... Aku kan emang anaknya pinter bikin nyaman, tapi iya kali aku mau aneh-aneh ke adek ku sendiri? yang aku ajak nakal cukup kamu aja Jane... Adek kita jangan, biarin aja dia tetap lurus, sampai nemu cowo yang tepat," manipulatif sekali tupai ini epribadeh!!

"Teteh... Kak Rose... Kalian dimana? Masih lama gak?"

Terdengar suara Jennie yang ternyata nyusul mereka ke dalam toilet. Jane dan Rose auto panik. Jane langsung menyalakan keran dan dengan cepat menarik dagu Rose untuk mencium basah bibirnya dengan mesra nan seksi.

"Teteh... Kalian dimana?" Panggil Jennie sekali lagi menelusuri seisi toilet.

Ceklek...

Jennie menoleh, ada Jane yang baru keluar dari arah sebuah pintu toilet, "Kenapa sih Jen? Kan teteh udah bilang, kami ada obrolan pribadi, kamu gak sabaran banget ya..."

"Ya gimana, aku mau nebeng pulang juga soalnya, kalau mungkin teteh atau kak Rose udah ada yang mau pulang," Jennie melihat ke Rose yang nampak tacap di belakang.

"Aku sih masih ada matkul," jawab Jane.

"Aku nggak kok... Mau pulang bareng Jen?" Sanggah Rose.

"Iya, dari pada ojol, mending yang gratis kan?"

"Ya udah, aku ke kelas dulu, tiati kalian berdua, bye."

"Bye teh... Jan pulang malem-malem!"

"Okey dokey!" Jane mulai berjalan keluar toilet tanpa curiga.

Jennie mendekat ke Rose yang masih merapikan rambut panjang blonde nya, "Ngomongin apa sih? Sampai aku gak boleh tau kak?"

Rose melemparkan senyuman tipis, "Kamu harus tau Jen... Kadang, ada hal yang bisa kita omongin ke ortu, tapi gak bisa kita omongin ke adek. Ada yang bisa kita omongin ke adek, tapi gak bisa kita omongin ke sahabat. Ada yang bisa kita omongin ke sahabat, tapi gak bisa kita omongin ke pacar. Ada yang bisa kita omongin ke pacar, tapi gak bisa kita omongin ke keluarga. So... Soal obrolan aku sama teteh kamu, bisa di ngertiin dong? Kami berdua sahabat, dan sebagai sahabat, aku gak bisa sembarangan bocorin gitu aja obrolan Jane tadi, sekalipun kamu adek kandung nya," Rose genggam erat kedua tangan Jennie, "Intinya satu, percaya satu sama lain Jennie. Kamu percaya kan sama aku?"

Jennie mengangguk perlahan, "Iya, aku percaya kok... Sorry kak... Aku manja dan over banget ya tadi? Harusnya paham kak Rose sama teteh udah kenal lebih lama dari pada aku sama kak Rose, kalian berdua juga bestie banget. Gak ada alasan buat aku cemburu sih harusnya,"

"Yup, bener banget. Thanks ya Jen... Udah mau ngerti,"

"Welcome,"

"Okey, mau langsung balik sekarang?" Rose mulai ajak Jennie berjalan keluar toilet.

"Aku boleh gak sih sesekali main ke rumah kak Rose, pengen tau aja gitu," Jennie garuk-garuk lehernya.

Rose ber-smirk, "Main sekarang?"

"Ya iya... Kalo boleh,"

"Cool, nanti aku antar pulang juga, jan bilang ke siapa-siapa ya nanti,"

"Oke."

***

Apartemen Chici,

Lily yang baru pulang, nampak sibuk membawa dua paper bag, ada Chici yang sudah asik rebahan di sofa ruang tengah.

Spill The Tea, Ma'am? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang