Jane kini duduk di pangkuan Rose, dan meremas rambut panjang nya, mereka tengah berciuman dengan brutal di atas ranjang itu, terdengar suara kecupan dan sedikit desahan yang menggema tipis di dalam kamar Jane ini, yang tentu saja di kunci rapat.
Rose turunkan ciumannya hingga ke leher jenjang Jane, dan mulai mencupangi nya dengan haus dan lidahnya yang fasih.
"Emh... Rosie, ah... Huft..."
Drrrrttttt.... drrrrttttt....
Ponsel Jane yang bergetar sejak tadi juga, nampak terabaikan. Ciuman keduanya justru semakin basah dan menggelora panas.
Tok...tok...tok...!
Pintu kamar Jane di ketuk oleh seseorang, namun Jane dan Rose sama sekali tidak menggubris, ngwk lebih enak.
Tok...tok...tok!
"Teteh.... Aku minta tolong bentar...!" Terdengar suara Jennie di luar sana.
Jane lepaskan ciuman bibirnya di Rose yang nampak santai, "Sorry ya... Ini resikonya punya adik manja," dumel Jane yang mulai turun dari pangkuan Rose sambil membuka ponsel nya yang juga berisik dari tadi, dan berjalan ke arah pintu.
Rose hanya tersenyum tipis sembari merebahkan tubuhnya ke kasur, tak mau perpanjang.
.
.
.Cukup lama Jane dan adiknya gibah di luar sana, Rose sendiri masih setia menunggu sambil main ponsel.
Ceklek....
Jane kembali masuk, "Rosie... Bisa tolong anter adek ke bandara gak? Ambil barang dia yang baru nyampe, aku dapet chat di grup, buat ada rapat dadakan di kampus, kamu kan tau aku anak BEM juga," ujar nya ke Rose yang masih asik rebahan di kamar nya.
"Okey, aku tunggu di mobil ya..." Rose langsung sigap bangun dan berjalan keluar kamar.
Mereka sebenarnya baru pulang kuliah juga, karena itu Rose juga sudah asik pengen berduaan dengan ayank di kamar, tapi ternyata Jane malah mau ada rapat dadakan.
"Thanks, aku kasih tau dia di kamar ya... Buat siap-siap,"
.
.
.Rose lirik calon adek iparnya yang masih sibuk dengan ponselnya di kursi sebelah, mereka memang belum banyak ngobrol sejak tadi.
"Mau ambil jurusan apa dek?"
Jennie nampak mengerucutkan bibirnya gemoy dan berpikir, "Jujur belum kepikiran, kak... Tapi pengen beut ke desain, pengen jadi desainer kayak mama, tapi belum pasti juga, soalnya ada kepikiran juga pengen jadi chef dan punya restoran sendiri. Kak Rose kan tau, papa ada bisnis restoran dan kafe juga,"
Rose mengangguk, "Cocok sih... Kamu kelihatan fashionable beut kalau mau ambil desain, persis teteh kamu. Tapi jadi chef juga keren, entah desainer atau chef, kamu punya privilege di keduanya. Jadi pastiin buat manfaatin dengan baik,"
"Kak Rose jurusan apa?"
"Hukum,"
"Wah... Keren beut, mau jadi pengacara ya?"
"Semoga aja sih... Tapi di sisi lain, pengen jadi idol Korea juga, banyak yang bilang aku mirip Park Roséanne dari Blackpink soalnya,"
"Hahaha... Tapi emang iya sih... Mirip beut kalian, tapi jujur, pembawaan kakak lebih cocok jadi pengacara, lebih kelihatan gitu aura nya, anak hukum banget,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Spill The Tea, Ma'am? (End)
Teen FictionGXG 21++++ (LISOO & Chaennie) Chici cewe yang satsetsatset, kepincut Lily si gadis imut yang berkepribadian ganda, siang mode malu-malu, dan malam mode super toxic. Begitu juga Rose, yang salah kirim mantra jaran goyang ke mbak gebetan yakni ulzang...