9. Lagi-lagi

1.1K 141 2
                                    

••Jangan lupa vote nyaa 🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Jangan lupa vote nyaa 🤍

Setelah selesainya acara lamaran, hari-hari Naira kembali berjalan seperti biasa. Sore ini, dirinya tengah berjalan bersama dengan Jihan untuk kembali mengajar di madrasah.

"Assalamu'alaikum." Naira dan Jihan mengucapkan salam hampir bersamaan.

Betapa terkejutnya mereka, begitu melihat banyak bunga berwarna merah yang bertebaran.

"Wah, apaan nih?" gumam Jihan.
Naira pun heran, apakah akan ada suatu acara di sini?

"Naira."

Begitu Naira berbalik badan, tiba-tiba saja Haris berjongkok dihadapannya. Membawa setangkai bunga mawar merah.

Naira membuka sedikit mulutnya, ia heran, bingung dan juga kaget. Semua anak-anak pengajian bersorak-sorai melihat aksi Haris itu.

"Naira, kamu mau jadi istri saya?" Haris terlihat penuh kesungguhan.

"Heh, Haris. Naira udah punya calon suami woi," bisik Jihan, takut terdengar oleh anak-anak.

"Iya saya tahu, tapi saya juga gak mau kalah," balasnya.

Jika saja ada Zaifa, mungkin anak itu sudah mengacak-ngacak bunga yang sengaja disiapkan Haris untuk Naira. Karena tak rela, jika calon dari kakaknya itu, seakan tengah direbut orang lain. Sayangnya, anak perempuan itu sedang sakit sekarang.
Shaka yang baru saja naik ke madrasah, tiba-tiba dikejutkan dengan aksi Haris yang seperti pangeran ingin melamar pujaan hati.

"Naira, kamu mau menikah dengan saya?" tanya Haris lagi.
Shaka masih terdiam, di luar pintu saat ini.

"Maaf, tapi ini gak sopan Haris, banyak anak kecil di sini."

"Cieee, kak Naira dilamar." Anggun, pengajar baru yang masih menginjak sma itu, tak tahu apa-apa. Jadi dirinya hanya melewati Shaka begitu saja yang masih berdiri diluar. Anggun bertepuk tangan kegirangan.

Begitu Anggun berdiri di sebelah Jihan, Jihan segera menyenggolnya. "Tuh, calon suaminya Naira di belakang Haris," bisiknya.

Anggun pun melihat ke belakang Haris. "Hah? U-ustadz Shaka?" Anggun terlihat panik seraya menoleh ke arah Jihan. Jihan mengangguk.

Karena melihat kepanikan dari raut wajah Jihan dan Anggun, Haris pun menoleh ke belakang. Sontak, laki-laki itu langsung berdiri. "B-bang Shaka."
Shaka memang sempat izin pada Haris, bahwa hari ini ia tidak akan mengajar dahulu karena akan menggantikan sang abi untuk dakwah di suatu tempat, tapi karena Hafid keburu pulang dari Bogor, jadi tak jadi Shaka gantikan.

Jawaban Naira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang