Apa jadinya jika jodohmu adalah tetangga sendiri?
Naira Fatimah Khanza, seorang
perempuan yang lebih sering menghabiskan waktunya di kamar seorang diri. Tiba-tiba, dipertemukan kembali dengan laki-laki yang menjadi teman semasa kecilnya.
Dipta Sh...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• • • Jangan lupa vote nyaa❤️
“ ’Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah permainan dan sendagurauan.’ (Qu’ran surah al-hadid ayat 20).
Dalam al qur’an pun sudah ditegaskan, kalo yang namanya dunia ini, hanyalah ‘permainan dan sendagurauan’.
Jadi, jangan mau pokoknya, diperdaya dengan dunia. Kita kekal diakhirat, bukan di sini. Janganlah mau, kita sengsara untuk yang kedua kalinya, apalagi dalam kehidupan yang abadi nantinya. Cukuplah di sini, di dunia ini, kita merasakan capek, merasakan lelah. Lelah dengan pekerjaan kantoran, lelah dengan tugas pelajaran, tapi jangan sampai lelah mengejar akhirat yang akan menjadi keabadian.
‘Wasta'īnụbiṣ-ṣabriwaṣ-ṣalāh’. ‘Dan mohonlah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan salat.’
Artinya, saat dimana kita merasa resah, merasa capek, bingung karena kelilit hutang, sabar dulu kita terima, lalu lepaskan kesedihan itu lewat salat. Pahami, resapi, bacaan salat kita, sehingga kita bisa menjadikan itu sebagai healing terbaik kita.
Percaya deh, apapun masalah kita, sekecil dan sebesar apapun itu, kalo kita udah menyerahkannya pada Allah, selalu melibatkan Allah dalam setiap perjalanan kita, hati kita akan tenang.”
Shaka tengah mengisi dakwah di salah satu masjid, kini. Firza mengajak Naira, katanya ingin sesekali melihat Shaka dakwah di depan banyak orang. Naira tahu itu hanya alasan papa nya, agar ia bisa menikmati kota Lembang yang masih memiliki banyak pepohonan asri itu.
• •
“Hebat banget deh kamu tadi, kayak bukan Shaka yang saya kenal, tapi emang ustadz Shaka.” Firza menepuk lalu mengusap bahu kiri Shaka. Dirinya terkekeh pelan.
Sedangkan Shaka hanya tersenyum saja.
Mereka kini tengah dalam perjalanan untuk pulang. Dalam mobil hanya ada Naira, Firza dan Shaka saja. Karena yang lain, sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.
Shaka menoleh sekilas ke arah Firza yang duduk disampingnya. Juga menoleh sekilas ke kaca spion, melihat ke arah Naira. “Om, sama Naira, mau makan dulu?”
“Gak per—"
“Oh boleh-boleh, kita makan dulu aja ya.” Firza menyela ucapan Naira.
“Om suka soto gak? Kebetulan saya tahu salah satu tempat makan soto yang enak.”
