19. Hujan

1.2K 96 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





“Aku ke masjid dulu ya,” pamit Shaka pada Naira, untuk melaksanakan shalat Isya di masjid terdekat. Siapa sangka, Shaka justru kembali diamanahkan untuk menjadi imam tetap di masjid dekat rumah barunya.

“Iya, jangan lama ya, mau hujan nih.”

“Iya, udah sholat langsung pulang kok.”

“Pamit ya, Assalamu’alaikum,” sambung Shaka.

“Wa’alaikumussalam.”

Baru saja Shaka melangkahkan kakinya menuju teras, tapi tiba-tiba ia kembali, dengan langkah yang terlihat terburu-buru. “Sayang. Gawat.”

Naira yang masih berdiri di dekat pintu itu jadi ikutan panik. “Apa? Kenapa?”

“Aku lupa nge-charger.”

“Apa? Nge-charger apa, hp? Masa ke masjid bawa hp?”

“Bukan,” geleng Shaka.

“Terus, charger apa dong?”

Shaka spontan merengkuh tubuh Naira. “Aku lupa belum nge charger diri,” katanya. Matanya terpejam sejenak.

“Iihh..” Naira hendak menjauh, kesal karena membuat panik saja.

“Bentar, belum seratus persen.”

“Ih, heh, udah. Malu.” Naira akhirnya tetap melepas pelukan itu. “Gimana kalo ada orang yang lewat terus lihat?”

“Yah, baru juga sembilan puluh persen. Yaudah deh, lanjut nanti aja.” Shaka pun betulan pamit kini, tak lupa dengan salamnya kembali.

Naira geleng-geleng kepala, melihat Shaka yang benar-benar berbeda dengan dirinya di waktu awal.

Naira bahkan sempat mengira, bahwa Shaka itu aslinya memiliki kembaran.

Siapa tahu kan, orang yang menikahinya dan mengajaknya ta’aruf adalah dua orang yang berbeda. Karena perbedaannya bagaikan langit dan bumi.




Suara angin terdengar begitu kencang, dengan hujan yang semakin deras.

Naira jadi gelisah sendiri di rumah. Pertama karena takut sendirian, kedua gelisah karena Shaka belum juga pulang.

Dalam hitungan detik, seketika lampu rumah mati. Naira tak tahu apa yang mesti dilakukannya. Sampai akhirnya, ia menyalakan flash ponselnya dan berjalan ke arah dapur untuk mencari lilin, siapa tahu saja ada.

Jawaban Naira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang