•
•"Nai, jujur sama papa, kamu ada masalah kan, sama Shaka?" Firza tengah menginterogasi Naira kini, setelah menemukan waktu yang tepat.
Naira yang sedang mendapatkan tatapan tajam dari sang papa itu hanya bisa menundukkan kepalanya.
"Jawab papa, Nai," ulang Firza lagi.
Naira lagi-lagi hanya terdiam. Tidak mampu menjawab.
Firza pun menarik napasnya dan menghembuskannya perlahan. "Nai, dengerin papa ya," ucapan pria itu menggantung sejenak. "Kamu gak boleh kayak gini. Kamu itu sekarang udah berumah tangga, gak semestinya main pergi gitu aja, Nai."
"Pah, udah, sebaiknya kita gak ikut campur," sela Dina. Sedikit berbisik pada sang suami, karena tak enak dengan Naira.
"Papa tau, papa gak bermaksud ikut campur. Papa hanya ngasih nasihat. Papa takut nanti jadi kebiasaan kamu, kalo sewaktu-waktu kalian ada masalah, Naira," jelas Firza, menatap bergantian ke arah Dina, dan berakhir menatap Naira.
"Apa masalah kamu sama Shaka, sekarang?" tanya Firza kembali, namun nada nya melembut. "Jangan bilang..."
Naira refleks menatap ke arah sang papa. Ia menunggu perkataan Firza selanjutnya.
"Karena masalah Vania?"
Naira sedikit tertegun mendengar itu. Apa yang ia pikirkan, ternyata benar-benar terlontarkan dari mulut sang papa. Akhirnya, perempuan itu hanya bisa menelan ludahnya.
"Iya, Nai?" Firza memastikan lagi.
Melihat Naira yang menundukkan kepalanya lagi, membuat Firza merasa bahwa terkaannya benar. "Kenapa, ada apa, Vania ngelakuin apa?"
Naira menghela napasnya terlebih dahulu. Ia benar-benar ragu untuk mengucapkan satu patah kata pun.
"Nai, gak papa, bilang aja," dukung sang mama, sembari mengelus lembut pundak Naira.
"I-itu, em." Naira merasa benar-benar berat mengucapkannya.
Dan itu membuat Firza lagi-lagi menghela napas panjang. "Nai, papa cuman mau ingetin aja. Apapun itu, seburuk apapun masalah kamu sama Shaka, coba omongin baik-baik sama suami kamu," ucapnya, penuh dengan tatapan perhatian. "Papa mau, kamu lebih dewasa dalam menghadapi masalah rumah tangga kamu. Gak baik Nai, main pergi gitu aja."
🍃
"Bang," Bagas sedikit menundukkan kepalanya. "Assalamu'alaikum."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jawaban Naira
FanfictionApa jadinya jika jodohmu adalah tetangga sendiri? Naira Fatimah Khanza, seorang perempuan yang lebih sering menghabiskan waktunya di kamar seorang diri. Tiba-tiba, dipertemukan kembali dengan laki-laki yang menjadi teman semasa kecilnya. Dipta Sh...