18.GARIS LURUS

70 5 3
                                    

'Kamu tahu seseorang sangat istimewa bagimu ketika hari-hari terasa tidak tepat tanpa mereka' _Gilbran_

'Aku pergi bukan karena aku mau, tapi agar kamu tau lelahnya hati ku menunggu kamu'
_Yumna_

****
"Kamu kapan ujian, Bran?" Suara khas serak basah milik ibu mencuat, ketika sarapan di minggu pagi bersama keluarga.

Tak ketinggalan Kak Alea ikut membuka suara "Universitas Indonesia, ada sekitar 50% yang bakal lulus Sleksi Nasional di sekolah kamu bran"

"Masih bulan depan bu" aku menanggapi pertanyaan ibu ketimbang kak Alea yang belum aku pikirkan sama sekali.

"Bran kuliah di UNY, gimana??" Ujar kak Alea dengan antusias.

"Belom kepikiran" balas ku dengan meninggalkan piring yang telah kosong menuju tempat cucian.

Aku paling anti membahas privasi hidup yang bersentuhan dengan masa depan, ini hidup ku dan aku yang harus menentukan bukan orang lain.

"Kamu harus mikirin dari mulai sekarang bran" sahut ibu yang masih sarapan dimeja makan bersama kak Alea.

"Ini lagi mikir" aku berjalan melewat mereka menuju teras rumah dan menyiapkan motor.

Kak alea berlari menyusul ku, "mau kemana? Emang udah mandi?"

"Mau latihan badminton untuk seleksi tim Nasional minggu depan, latihan juga ga perlu mandi kaleee" ketusku yang masih memanaskan motor.

"Kasian banget temennya harus mencium bau badan orang belom mandi" sindir kak alea yang berdiri didepan pintu.

Aku menyeringatkan kedua alis, aku memang paham jika kak alea selalu mengejek diriku tapi kali ini beda sepertinya ada yang menganjal.

"Heh gue mandi ga mandi juga tetep wangi dan super ganteng kali" balasku tak mau kalah.

"Iya sii yang paling ganteng" kak alea mulai mendakat ke arah ku, hal ini membuatku semakin yakin jika ada niat tertentu di sikap kak alea pagi ini.

"Kenapa?" Tanya seolah tau.

"Mau minta tolong dong" dengan wajah memelas kak alea memohon.

"Ogah amat, sibuk" sesuai dugaan aku tak lagi kaget.

"Ayolah.. setelah latihan deh kalo engak" kak alea merajuk.

Aku memutarkan bola mata sembari mematikan mesin motor dan mulai mendengarkan apa yang diperlukan sodara perempuan ku ini.

"Boleh kan?" Kak alea memastiakan.

Aku mengangguk dengan wajah tak ikhlas.

"Ke supermarket bentar yaa, udah dikirim lewat whatsap chat daftar list barang yang mau dibeli, nanti kalo ada sisa buat jajan kamu aja yaa" ini salah perintah yang diakhir dengan hal yang membuatku ikhlas seketika.

"Kenapa nyuruh si, kalo bisa sendiri?" Tanya ku sebelum berangkat.

"Sunscreen abis, males keluar" alibi kak Alea yang tak masuk akal.

"Alah alesan aja si, orang pake mobil juga" celtuk ku sembari memakai helm.

"Hari rebahan seharian ga bisa di sia siakan" jawab jujur kak alea.

GILBRANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang