11. Pelit

62 15 4
                                    

Jangan mengeluhkan sesuatu yang sebenarnya dapat kamu ubah dengan sikap mu sendiri _ Gilbranes .

Kamu hanya manusia yang di salah satu takdirnya tidak selalu bahagia _ Yumna .

****

Kafe yang berlokasi di parkiran Taman Sari, dengan konsep outdoor dan indoor bergaya jadul yang bisa membuat pengunjung merasakan nuasan tempo dulu saat mendatangi kafe ini.

Lokasi duduk yang dikelilingi tanaman baik yang di tanah atau digantung menambahkan suasana teduh dan nyaman.

Kafe ini tak hanya menyajikan macam-macam kopi, tapi juga kopi dengan toping boba.Bagi yang tidak bisa minum kopi, tersedia juga latte tanpa kopi, mojito, teh, coklat dan minuman sehat seperti kunir asem.

Menu makanan ringan sampai makanan berat pun ada, seperti platter dan pasta. Yang pasti di liat dari daftar harganya tidak menguras isi dompet .

Ini malam minggu yang penuh fantasi dengan keromantisan bagi mereka yang memiliki pasangan , atau sekedar frendzone .

Hilir mudik para manusia dengan saling bergandengan , berjamaah dan batangan keluar masuk pintu kafe yang di tandai dengan bunyi bel di atas pintu masuknya .

Indoor menjadi pilih yang tepat untuk aku dan yumna hari ini menuntaskan janji , dengan meminimalisir dari orang-orang yang suka sekali dengan gosip.

Seusai mengambil selfi untuk kawan ku sebagai bukti , Yumna jadi sibuk sendiri dengan handphone , padahal sebelumnya ia begitu cerewet dan sangat kepo tetang ku , dan hanya ku tanggapi dengan singkat . Sedangkan aku kini menghabiskan makanan yang ku pesan .

Aku meletakan satu gelas yang tadinya berisi kopi dengan toping boba yang kini raib didepan mata, suara yang aku buat dari gelas membuat gadis yang duduk didepan ku akhirnya memalingkan pandangannya dari benda pipih berlogo apple digigit , bahkan pengunjung tak sedikit melirik ku .

" jangan gaduh ini tempat umum" tanggapnya dengan suara pelan .

Aku melirik dengan tatapan sadis kearah pengunjung yang masih menatap ku , yang kemudian melirik menatap Yumna jengah yang sama dengan posisi sebelumnya , benar-benar membosankan .

" gua mau pulang " ucap ku singkat yang mendapat fast respon

" ntar gua belum selesai ngedit foto nya " cegah nya tanpa menatapku .

Yumna begitu multitalent , tangan kanan memegang sendok garbu yang baru saja keluar dari mulutnya , dan yang tangan kiri memegang handphone nya .

Aku masih duduk didepan yumna , bukan untuk menunggunya melainkan mengambil beberapa isi dompet , dan meninggalkannya tepat di depan Yumna .

"Uang untuk apa ?"tanyanya yang sudah berhenti dengan aktifitas editing .

"Bayar makan gua lah , kan lu masih lama disini gua nitip bayarnya ya " ujar ku melirik makanan yang belum ia santap separuhnya .

Ia menghitung jumlah uang yang ku tinggalkan " kok kurang ?" Tanya yumna pada ku yang mulai beranjak dari tempat duduk .

Aku mengangkat alis berpikir jika tadi aku menghitungnya dengan benar sebelum berniat untuk pergi duluan .

GILBRANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang