Hari minggu kali ini beda dengan yang lain yang biasanya jam 7 pagi masih melanjutkan mimpi kini harus datang ke sekolah untuk latihan ekstra persiapan hari H menjelang ajang perlombaan .
Sekolah yang biasanya sepi di hari libur kini ramai dengan siswa siswi yang menjadi wakil di olimpiade senin besok .
Dari awal memasuki area sekolah sudah disambut dengan anak musik yang beralun keseluruh penjuru sekolah , selanjutnya di lapang upacara akan di lihat kan kekuatan para anak atlit lompat tinggi , lompat jauh , karate , dan banyak lagi .
Untuk menuju aula dua yang terletak di pojok sekolah aku melewati lapangan futsal sesekali aku say hallo dengan tiga kawanku yang sudah lebih dulu datang ke sekolah , aku berjalan melewati koridor kelas yang sunyi senyap diisi anak olimpiade yang berlatih keras mengerjakan banyak soal latihan olimpiade bisa di lihat oleh ku dari jendela kaca betapa serius nya mereka berlatih dengan otaknya .
Sedangkan aku kini sudah sampai di aula dua , sudah cukup ramai dengan para wakil yang sedang melakukan pemanasan bahkan ada yang sedang sarapan .
"Mulai jam berapa ?"tanyaku seketika gabung dengan rian dan kawan kawan yang sedang sarapan .
"Katanya bang presti sekitaran jam 8 lah "jawab rian yang tengah mengunyah makanan .
Aku hanya ber oh ria dan bergabung duduk bersama mereka bukan untuk sarapan tapi agar tidak terlihat menyendiri .
"Udah sarapan lu bran ?" Dimas melihatku hanya duduk tak membuka bekal seperti biasanya .
"Sini barengan sama gua kalo belum " tawar iqbal mengajukan bekal nya berisi ayam goreng kecap manis .
Tersenyum tipis dan kemudian sedikit menanggapi ucapan mereka " udah sarapan dirumah tadi "
"Pantesan dateng siang " ujar rian yang ku tanggapi dengan senyum tips .
Selanjutnya aku hanya menunggu mereka makan sembari menjelajah media sosial mulai dari instagram , line , hingga membalas chat ga penting .
Hingga bang presti berjalan ke arah kami dan menyerukan untuk segera memulai latihan " ayo langsung latihan"
"Siap bang " jawab kami serempak yang masih di pinggiran lapangan aula .
Latihan kali ini seperti biasanya di awali pemanasan hingga lari mengitari lapangan aula 7 kali .
Aula 2 yang terkhusus untuk pelatihan badminton terbilang cukup besar hingga dapat menampung 1000 lebih manusia , aula 2 ini dibagi menjadi 4 lapangan badminton yang bisa aku dan mereka untuk latihan dari tim ganda putra putri dan tunggal putra putri dan ganda campuran .
"Ternyata mulai kuat juga maen lu didepan Net , bran " ujar rian melihatku yang kini gantian servis .
"Kan belajar dari lu yang paling jago " balas ku setelah melempar umpan ke rian dan rian langsung tanggap menjaga bola agar tetap tak jatuh ke bawa .
Ini sering terjadi percakapan ketika latihan bukan apa apa , tapi karena sudah lelah lama bermain lawan sama sama imbang dan tak mau mengalah menyebabkan waktu bermain yang cukup lama .
Permainan sengit hingga adu set antara aku dan rian terbilang cukup lama , adu set , adu didepan net , smash , servis menyilang sedang aku lakukan demi menyeimbangkan permainan yang semakin sengit .
1 jam setengah telah berlalu hingga tiga set game akhirnya permainan ini dimenangkan oleh aku 22-19,19-22,23-21 dengan nilai yang beda tipis membuktikan jika dua kubu sama sama kuat , padahal ini hanya latihan tapi yang ku rasa begitu sengit melebihi saat olimpiade .
Aku meneguk rakus minum di botol yang ku bawa , keringat bercucuran hingga penuh mengalir deras di dalam jersey sampai basah kuyup seperti diguyur hujan .
KAMU SEDANG MEMBACA
GILBRAN
Teen Fiction19 Februari 2001 Gilbran Esay Salim . hidup tentang hemat irit dan tidak pelit .