8. pilek

73 23 10
                                    

Hujan malam ini benar benar lebat , jalanan yogyakarta yang ramai saat malam oleh pejalan kaki dan kendaraan seketika menepi dari hujan tapi kini aku malah membelah hujan untuk melakukan yang seharusnya tak ku lakukan .

Hal yang paling aku benci melakukan yang harus nya tidak kulakukan , menemui dia yang membuat beberapa malam minggu ku terganggu .

Mata ku terus melirik ke arah angkringan di pinggir jalan sama sekali tak ku temukan manusia yang kucari , bahkan jaket yang ku gunakan sudah basah kuyup hingga dalam .

Hingga aku menghentikan laju motor ku yang hampir saja melewati dia yang tengah duduk di halte bus yang terlalu rame , bukan untuk menunggu bus tapi menunggu hujan reda .

"Yumna" panggil ku seketika menepikan motor dan memanggilnya keras .

Dia sama sekali tak merespon jawaban ku , padahal sudah banyak orang yang melihatku dengan tatapan aneh karena aku yang melawan hujan demi gadis sialan .

Aku rasa karena helm yang menutup wajah ku dia tak merespon ku .

Kubuka kaca helm dan berjalan ke arahnya aku ga perduli dengan anggapan beberapa orang yang melihatku melakukan aksi bego di tengah hujan.

"Gilbran ,kamu disini ?" Yumna yang tadinya duduk dan asik dengan handphone , sekarang melihatku didepan nya dengan keadaan basah kuyup .

"Mata lo buta!" Ketus ku .

"Ya gua kira kan " jeda nya sesat melihat ku yang sudah basah kuyup .

"Setan" lanjutnya menatap ku kembali .

"Kesetanan yang ada gua basah basahan ,
Ayo cepet pulang gua anter "ajak ku sembari menarik tangan Yumna keluar dari halte .

Segera Yumna melepaskan tangannya dari cengkeraman ku yang dari dulu anti banget buat megang cewek .

"Apaan si kan gua belum jawab iya , lagian Ini masih ujan bran " cetus nya sembari berusaha menutupi kepalanya dari hujan dengan tas salempang yang tak begitu besar .

"Lagian udah tau ujan segala masih nungguin gua si " tutur ku dengan nada sedikit membentak .

Yumna melihat ku tak habis pikir
" hahaha " iya tertawa kemudian dan tak perduli lagi dengan hujan yang mengguyur nya .

" segala sesuatu yang dapat menghasilkan keuntungan gua bakal lakuin meskipun harus dengan cara ini " selanya setelah tertawa .

Aku tak mengerti ucapan dari wanita dihadapan ku " maksudnya ? "

"Iya , gua harus kencan dan nungguin lo di sini yang kebetulan emang gua sering dateng disitu buat nulis , dan hal itu bisa gua ambil keuntungan buat wawancara lo " jeda terhenti yang mengusap wajahnya dari guyuran hujan .

Lanjutnya lagi " gara gara lo gak mau diwawancarai, pembina jurnalis paksa gue harus dapet narasumber dari winner badminton untuk menjadi berita yang sempurna "

Penjelasan dari Yumna yang notabene nya memang menjadi jurnalis , membuat ku tak apa menerima kenyataan jika Yumna akan melakukan segala cara untuk mendapatkan goal nya dalam bidang jurnalis , dan cara itu salah satunya kencan dengan ku .

Aku tak menanggapi penjelasan dari Yumna " yaudah ga jadi gua anterin pulang " tanyaku pada yumna .

" tadi nawarin sekarang ga jadi , giman si plinplan amat " bingung Yumna .

" bisa pulang sendiri kan , gua mau pulang dulu " tandas ku yang meninggalkan yumna ditengah hujan deras .

"Dasar orang edan plinplan " kutuknya padaku yang masih terdengar sayup sayup oleh hujan .

GILBRANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang