19. Aku Khawatir

35 2 0
                                    

×Meskipun aku dan kamu tidak menjadi kita, setidaknya ada kisah yang menjadi cerita×
-GILBRAN-

×air laut punya waktu pasang dan surut tapi air laut tidak pernah berubah rasa×
-Yumna-

****
November, bulan kesebelas yang menghadirkan musim hujan di waktu tak terduga, sama halnya kali ini gerimis sedang mengguyur rata di kota jogja di senin pagi. Dimana hari pertama menjalani satu minggu kedepan.

Terlelap di cuaca dingin nya pagi memanglah nikmat yang tidak boleh terlewatkan namun sekali lagi teriingat jika ini adalah hari senin, yapss... aku sebagai siswa SMA haruslah bangkit dari salah satu nikmat dunia, tidur.

07.05 Waktu indonesia masih gerimis yang mulai mereda aku kukuhkan untuk berangkat sokalah, dengan penuh keyakinan jika upacara hari senin ini ditiadakan untuk sementara mengingat cuaca tidak mendukung.

Sesampainya disekolah, nihil keyakinan ku dipatahkan ternyata GOR sekolah mulai padat siswa siswi untuk bersiap upacara, namun untungnya aku tidak sendiri datang kesekolah terlambat banyak siswa yang hampir sama baru saja datang dan terburu-buru.

Kuliat kelas ku sudah mulai sepi tertinggal beberapa manusia lagi yang sedang bersiap untuk upacara kali ini beda tempat.

"Bran, bolos aja yuk" celtuk arya yang masih melihatku meletakan tas di kursi.

"Yuk" sambar bastian yang baru saja masuk kelas.

"Ikut aja gue mah" tambahku yang setuju.

"Rangga mana?" Tanya arya melirik ke bangku milik rangga, terlihat tas penanda jika dia sudah berada di Gor.

"Panjang umur, rangga nelpon gue nih" segera bastian mengkat telponnya.

"Lo pada telatnya kompak bener sii" seru rangga dari via telphon.

"Lonya aja yang kepagian bege" balas bastian melosphiker panggilan rangga.

"Ujan, gue dianter bokap tadi sekalian ke kantor" keluh rangga sedikit berbisik.

"Kita orang mau cabut nihh" tawar arya dengan nada provokator.

"Ikuttt, cabut kemana?" Sahut rangga.

"Mbok nar" jawabku singkat, mbok nar salah satu langganan siswa siswi untuk kabur dari sekolah atau membolos, untungnya di mbok nar ini sudah tersedia makanan cepat saji dan wifi.

"Tungguuu, gue ijin kencing langsung balik ke kelas" pinta rangga .

"Lama gue tinggal lo ya njing" ucap bastian sembari mematikan telponnya.

Tak ada 5 menit rangga sudah sampai di ujung pintu.

"Last go broh" rangga melambaikan tangganya.

Aku dan ketiga sahabatku akhirnya lolos juga dari upacara hari senin yang membosankan, untung saja ada tempat pelarian si mbok war, ini bukan pelarian dijadikan bahan gabutan kek nasib kamu loh yaahh wkwkkw.

Ketiga teman ku segera memesan 3 kopi yang sama yaitu kopi hitam lumayan sama kek bapak bapak komplek, aku memiliki selera sendiri yaitu teh hangat yang tidak bisa dimaklumi dan sudah biasa mendapatkan ledekan selera ibu-ibu rumah tangga, sialan.

GILBRANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang