Prolog

26.7K 814 14
                                    


Bismillahirrahmanirrahim semoga rame 🤲

Ada yang kenal penulis ini?🌛

Semoga pembaca disini aktif-aktif🙈

Rank 1 bisa yok🍒

∅⁰∅⁰∅

Perang tercipta, membuat lembaran kosong menjadi terisi oleh berbagai kisah.

Wilayah yang memang akan bersukacita menyambut pemimpin mereka yang telah mencapai banyak kebanggaan.

"Masyaallah, perang ini menandakan kemenangan sekaligus hari jadi yang mulia ke dua puluh tujuh," seruan bangga itu tercipta dari bibir seorang kasim.

Sang raja dengan pedang masih berlinangan darah itu tersenyum, ia mengangkat topi zirah dari kepalanya. Menciptakan rambutnya menjadi terbebas.

Seorang pelayan langsung menghampiri dengan baki ditangannya.

"Alhamdulillah, berkat Allah," jawab sang raja dengan menyerahkan topi dan pelindung lengannya pada baki pelayan.

Pelayan yang menerima itu menunduk sebagai tanda hormat lalu pergi menjauh.

Semua orang yang berkumpul pada tenda-tenda langsung mengucapkan alhamdulillah, mereka merayakannya dengan makanan enak yang mereka dapatkan dari hasil berburu disekitar hutan tempat perkemahan.

Sementara di sisi lain kedukaan menyelimuti istana yang ditinggali oleh pihak yang kalah.

Ruangan yang gelap saat ini ia masuki adalah kediaman para putri kerajaan, aturan istana melarang ada cahaya selain dari matahari menyinari seluruh istana ratu saat terjadi peperangan.

Memberikan salam terlebih dahulu pelayan dengan kerudung putih itu kebiruan itu berdiri dibelakang gadis yang menghadap jendela yang menyuguhkan pemandangan daerah dibawahnya.

"Putri hari ini pasukan musuh berhasil menaklukkan danau Dal," ucap seorang pelayan yang berdiri dengan tubuh dibelakang seorang putri.

Tanpa berucap apapun, sang putri melepaskan sebuah gelang miliknya dan menyerahkannya pada pelayan yang memberikan informasi.

Dengan menangis pelayan itu mengambil gelang yang diberikan dan menunduk memberikan hormat.

Keluar dari ruangan itu, ia melihat beberapa pelayan terlihat membawa perhiasan beraneka macam, para pelayan berjalan ke arah istana ratu untuk menyerahkan semua benda-benda ini.

Ya hari ini adalah hari keempat dimana kerajaan mereka telah kehilangan wilayah dalam perang.

"Apa kau tau permaisuri Marna sudah tak mau makan dari kemarin," ucap salah satu pelayan yang baru saja pergi memberikan informasi.

Menutup mulutnya dua pelayan lain langsung berucap. "Tapi ia sedang mengandung."

"Masa depan kerajaan bisa saja padanya."

Lima pelayan itu cemas masing-masing menatap ke arah satu pelayan lain dengan pemikiran yang berbeda-beda.

"Bagaimana bisa ada masa depan jika wilayah kerajaan sudah ditaklukkan seperti sekarang?" tanya satu pelayan dengan usia paling muda.

Satu pelayan paling tua langsung menegurnya dengan keras. "Kau percaya pada dewa? mengapa bicara seperti itu pada yang kau percayai! aku yakin jika Tuhan yang aku sembah pasti menyelamatkan Khasmir yang indah ini dari jahatnya tumpahan darah yang mengotori surga kecil ini," jawabnya dengan sorot wajah penuh keyakinan.

Pelayan tadi yang sudah berbicara asal itu langsung memohon maaf, dan bersumpah tak akan mengeluarkan sepatah kata jahat lagi mulai sekarang.

"Lebih baik begitu, sebelum lidah kecilmu dipotong oleh tajamnya pedagang musuh," lirih pelayan yang berusia tak jauh dengan pelayanan tadi.

∅⁰∅

Tes ... tes apakah ramai peminat?

Menunggu komen-komen lucu untuk lanjut 🙋

20 vote pertama langsung kita mulai ceritanya

Mau liat dulu apakah ada yang antusias 😐

See you from Vipril

KASHMIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang