68. Mengabaikan

2.8K 222 9
                                    








Aku datang🚶

Jangan lupa tinggalkan vote, komen dan follow akan penulis ViPril_Aprilia agar bisa mengikuti seluruh aktivas aku ヾ(^-^)ノ


Tandai jika kalian menemukan typo🔍👀❗








Happy Reading all🐣




°°°





"Sampaikan pesan pada raja aku akan makan sendiri saja," ujar Behnaz, bibirnya asik bersenandung kecil untuk mengajak Basya bermain.

Kamar ini hanya ada Behnaz dan Basya, pelayan itu adalah suruhan raja untuk mengajaknya makan siang bersama keluarganya.

Behnaz itu pintar, ia lebih baik untuk duduk mengurus keponakannya dari pada melihat ibunya. Untungnya ia tau bahwa Istana ratu tidak boleh dimasuki oleh pria lain selain raja, jadi ayah atau kakaknya tidak akan bisa masuk ke tempat ini.

Pelayan yang ditugaskan oleh Raja Halil harus pamit undur diri, ia tidak bisa memaksa ratu untuk ikut pergi bersamanya. "Kenapa ratu Behnaz tidak menitipkan pangeran Basya ke pengasuhnya saja?" bungun pelayan itu.

Kamar antara ratu Zulaikha dan ratu Behnaz agak jauh jadi kamar mereka dipisahkan oleh beberapa lorong. Tak akan ada pelayan yang saling bergosip di istana ratu saat jam kerja pasalnya ada aturan yang telah mengatur itu semua.

Behnaz sangat menyukai Basya, dia sangat menggemaskan. Kapan terkahir kali ia bermain dengan makhluk kecil seperti ini? pasti sudah sangat lama sekali.

"Basya, apakah kamu haus?" tanya Behnaz, keponakan kecilnya itu beberapa kali membentuk bibirnya mengerucut.

Kecupan demi kecupan terus Behnaz layangkan, kenapa bisa kak Merna memiliki anak selucu ini. "Jika kita tinggal di tempat yang sama, aku akan selalu menjadi temanmu," beber Behnaz.

Basya hanya tertawa saja, ia tidak takut untuk bertemu dengan orang asing, maksudnya bayi itu cenderung mengenali seseorang lewat bau atau sentuhan orang tersebut.

"Apakah kau ingin banyak mainan?" tanya Behnaz pada keponakannya. Ia memangku dan memberikan kasih sayang, agar Basya tetap tenang Behnaz memberikan sebuah boneka kain kecil.

Boneka itu ia rajut sendiri untuk putranya, tapi tidak apa mereka berdua bersaudara jadi Basya akan meminjam boneka ini sebentar. Behnaz mengelus perutnya agar anaknya tidak marah atau cemburu.

"Ini adalah milik anakku, jadi Basya kau tidak boleh membuat ini terkena air liur atau air kencing oke?" titah Behnaz, matanya mengikuti arah dari bola mata Basya.

"Jadi kakak yang baik ya. "

Mencoba menggapai boneka itu Basya mengeluarkan beberapa suara, suaranya mirip seperti cicitan kecil. Karena Behnaz adalah bibi yang baik, tanpa menunggu lama Behnaz menyerahkannya langsung.



⁰⁰⁰



"Saya rasa ratu Behnaz ingin bermain dengan keponakannya yang mulia," jelas pelayan yang disuruh untuk memanggil ratu Behnaz.

Halil mengangguk, ia menyuruh pelayan itu pergi dari kamarnya. "Jika tidak aku yang langsung turun tangan ia tak akan pernah mau mendengar," gerutu Halil, saat ini ia sedang mengganti baju ditemani oleh beberapa pelayan laki-laki.

Setelah siap, para pelayan itu menundukkan kepala dan keluar tanpa disuruh. Halil memeriksa penampilannya sekali lagi sebelum pergi ke kamar Behnaz.

"Benar-benar menyebalkan, dia itu pendendam sejati," puji Halil pada ingatan Behnaz, saat ia memaksanya tanpa berpikir panjang wanita itu bisa kabur. Sekarang orang tuanya datang ia tidak mau menemuinya.

KASHMIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang