38. Perkemahan

1K 90 0
                                    













Update ❤

Jangan lupa untuk vote, komen dan follow akun penulis ViPril_Aprilia agar bisa mengikuti aku terus ❤

Tandai jika kalian menemukan typo
🔍👀❗







Happy Reading ❤




°°°









Di suatu padang pasir yang luas, Halil dan pasukannya mendirikan tenda berukuran sangat besar di tengah-tengah lahan tandus.

Penjagaan di sekitar tenda sangat rapat, karena Halil sendiri tau jika musuh-musuhnya kali ini membentuk satu aliansi kuat lewat cara memberikan uluran tangan pada sesama kerajaan yang pernah ia rampas.

"Apa tindakanmu itu, benar yang mulia?"

Pertanyaan ratu Behnaz kini selalu terputar di otaknya. Bahkan hal tersebut membuat Halil merasa tidak betah berada di dalam tenda yang hangat, ia malah mendinginkan tubuhnya di luar tenda tanpa satupun jaket penghangat ataupun selimut tebal.

Padang pasir punya karakter cukup unik bagi Halil, saat siang mereka akan memiliki suhu yang panas ekstrim. Membuat banyak stok air habis, hingga beberapa prajuritnya mengalami fatamorgana.

Tidak sampai di sana, ketika malam mulai masuk tempat ini akan langsung berubah lagi, membuat orang-orang kedinginan. Saking dinginya para prajurit yang berjaga di luar bisa sangat gemeter.

Beruntungnya banyak tabib yang Halil bawa dalam perang kali ini, sehingga bisa sedikit membuat kepalanya menjadi lebih tenang.

"Yang mulia kenapa anda malah jalan-jalan di sekitar luar tenda?" itu Yasir, dia selalu mencemaskan raja.

Bahkan kadang Halil sendiri bingung, kenapa Yasir tidak pernah tertarik untuk memberi perhatian lebih pada lawan jenis. Tapi malah sangat memperhatikan dirinya.

Sebuah selimut langsung menutupi tubuh tegapnya. "Aku hanya sedang berpikir, kenapa setelah banyak upaya yang kita lakukan untuk mengurus kerajaan-kerajaan taklukkan. Kenapa di penghujungnya, mereka selalu akan melakukan pemberontakan?"

Yasir cukup lama terdiam. "Itu tidak lepas dari presepsi masing-masing pribadi yang mulia, sekuat apapun kita menggenggam bara api. Hal tersebut pasti akan terlepas juga dari tangan kita."

"Apa semua ini sudah terlambat untuk diperbaiki?"

Merasa sudah tidak memiliki pembicaraan, Halil memutuskan untuk masuk ke dalam tenda. Apalagi ia harus tetap menjaga kebugaran tubuhnya.

Tak mau menjadi beban perang Halil memutuskan merebahkan tubuhnya di atas kasur. Malam mulai gelap, tapi telinga Halil malah mendengar semacam bunyi gelang kaki.

Behnaz pernah bilang padanya, kelemahan para wanita dari bangsanya terkadang suka lupa melepas gelang kaki sebelum melakukan hal rahasia.

Perlahan tapi pasti, tangan Halil bergerak tersembunyi menuju bawah bantal. Tempat di mana ia menyembunyikan belati kesayangannya.

KASHMIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang