32. Komentar Banyak Orang

1.5K 103 4
                                    







Update ❤




Jangan lupa vote, komen dan follow akun penulis ViPril_Aprilia agar bisa mengikuti aku terus ❤



Tandai jika kalian menemukan typo
🔍👀❗









Happy Reading ❤





°°°



Kalau dari pakaiannya terlihat seperti bangsawan."

Tiba-tiba seorang kakek-kakek datang dan menegur mereka dengan cara memukul tongkat yang biasa dia pakai untuk berjalan, ke masing-masing kepala semua orang yang berkumpul.

"Apa kalian tidak tau? dia adalah raja terbesar di abad ini, namanya raja Halil dan ikut berada bersamanya adalah pangeran mahkota negeri ini pangeran Aaryan, untuk yang satu lagi aku belum tau," ucap sang kakek mengangkat telapak tangannya.

Saat rombongan Halil mulai memasukki kota, banyak orang memperhatikan mereka. Banyak spekulasi muncul, termasuk saat rumor hanya anak ratu Behnaz saja yang memiliki gelar sebagai pangeran dan sekaligus didapuk sebagai pangeran mahkota.

"Tapi apa dia juga beragama sama seperti kita?"

Mata Aaryan menajam, perkara agama selalu menjadi pusat perhatian hidupnya. Halil memasang ekpresi lempeng, tidak menyangkal atau membantu putranya.

Pria itu terlihat meremehkan Aaryan. "Kalau agamanya sama seperti ibunya, siap-siap saja kita akan ditindas oleh bangsa pendatang."

Basya mengendarai kudanya dengan tenang, di Kashmir kakeknya juga masih dianggap penghianat dan raja yang memalukan karena lebih memilih untuk menukar putrinya pada musuh demi menyelamatkan putra dan dirinya sendiri.

Saat Aaryan ingin turun dari kudanya, Basya melarang lewat cara menahan tangan Aaryan. "Jangan di balas, kau hanya boleh membalas dengan prestasi dan pengakuan. Membalas orang seperti itu dengan cara pukulan malah akan menciptakan kesan arogan dan ringan tangan di dalam dirimu."

Aaryan menarik nafas, ibunya juga tidak akan mau punya anak seperti itu. Ibu selalu bilang 'kekuatan akan tetap terlihat hebat, selama kau menggunakan ini terlebih dahulu' katanya sembari menunjuk kepalanya.

"Lepaskan ini milikku."

"Kau orang miskin, mana bisa membeli emas dari tokokku. Pasti kau mencuri, kau saja tidak punya rumah dan pekerjaan."

Ibu tersebut coba untuk menahan kantung kain khas permberian saat membeli perhiasan. "Aku bersumpah, aku membelinya setelah mendapat pekerjaan dari nyonya kaya. Dia memberikan aku uang dan aku berpikir untuk menabung sedikit dari bagian upahku."

Pemilik toko emas itu tertawa. "Kau hanya membantu sekali, lihat orang bodoh mana yang kau ceritakan. Memberi banyak uang untuk satu kali kerja, kalau ada orang yang seperti itu aku juga mau bekerja di sana."

Kini Basya tidak melarang Aaryan turun dari kuda. Pangeran muda terlihat menghampiri keributan itu, bahkan banyak orang mulai penasaran tindakan apa yang akan di ambil oleh sang pangeran muda.

Halil ikut turun dari kuda, mengikut peraturan Basya mengikuti langkah pamannya termasuk mengikat kuda di depan sebuah kedai nasi.

"Apa maksud keributan ini?" tanya Aaryan membuka bibit permasalahan.

Ibu itu langsung bersujud di depan kaki Aaryan. "Pangeran aku tidak mencuri."

"Bohong wanita itu pasti sudah mencuri."

KASHMIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang