9. Upacara Pemberian Nama

2.5K 204 46
                                    

Aku Update ❤

Mengsedih viewersnya menurun, cerita aku di sebelah minggu ini bahkan sampe di rank 18 fantasi, tapi rank Kashmir selalu umburadul walau pembaca per-partnya selalu banyak 🥲

Tolong rank menentukan sekali kelanjutan cerita 🐥

Jangan lupa untuk vote, komen dan follow akun penulis ViPril_Aprilia agar bisa mengikuti akun aku terus❤

Tandai jika kalian menemukan typo
🔍👀❗




Happy Reading❤




°°°

Selanjutnya~

Anika yang melihat cucunya tidur telah mengganti pakaian dan pokoknya, agar tidak terganggu ia meninggalkan bayi tersebut di dalam kamar sebentar untuk mengambil kertas untuk menulis surat.

Ditengah waktu itu, ternyata Miraba berhasil masuk ke dalam ruang pribadi ratu Anika dan bersembunyi di balik tirai tebal.

Miraba tersenyum, dengan cadar tipis di wajahnya ia berhasil menggendong putra raja Kabul. "Pangeranku apa kau haus?"

Keluar dari persembunyian Miraba langsung melepaskan satu kaitan penutup dadanya. Membuat satu payudarahnya bebas bergelantungan.

Miraba telah terlebih dahulu mengolesi semacam bubuk narkotika pada punting payudarahnya.

"Tentu kau tau aku tidak bisa memberikan susu seperti yang ibumu berikan, tapi aku akan memberikan rasa candu tiada tara."

"Wajahmu sangat tampan, seindah bulan tapi bersinar seperti matahari."

"Lebih cocok untuk menjadi putraku."

Behnaz sedang kebingungan mencari keberadaan putranya. "Ibu benar menitipkan putraku pada ibu?"

Elina mengangguk. "Benar Behnaz."

Di satu sisi ia tidak bisa berbohong karena belum menemukan keberadaan ibunya, Yumna bahkan sudah ia suruh pergi.

Teman-teman ibu ratu memaksa Behnaz memperlihatkan anak mereka, tapi Behnaz saja sana sekali tidak mengetahui di mana keberadaan putranya sekarang!

"Aku mendengar anakmu di bawa ke istana ratu."

Yumna bernafas terengah-engah. Merasa ada yang tidak beres, Behnaz memutuskan pergi tanpa pamit.

Miraba harus mendiamkan bayi tersebut, "berhenti menangis. Kalau tidak kita akan ketahuan."

Mencoba menimang bayi seperti yang sering ia lihat, Miraba malah membuat tangan bayi tersebut terpelintir.

"Apa kau tidak bisa diam," bentak Miraba. Matanya melirik pada ruangan sekitar, "tidak ada pilihan lagi. Aku harus kabur."

"Behnaz apa ada masalah?" Yumna berlari mengikuti Behnaz.

"Tidak tau tapi perasaanku tidak enak."

Anika terkejut saat Behnaz muncul dari di depan dengan terburu-buru. "Behnaz? ada apa?" Menurunkan kacamata bacanya, ia langsung menghampiri Behnaz.

"Ibu di mana putraku?" tanya Behnaz tanpa basa-basi.

"Ada putramu ada bersamaku."

_______

Setelah menghabiskan waktu satu bulan lamanya Zulaikha akhrinya sampai kembali ke tanah kelahirannya. Apalagi kepulangannya saat ini terasa lebih menyenangkan karena membawa Murad.

KASHMIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang