9

22 3 0
                                    

Setelah acara ulang tahun Vishaka, sekarang berganti menjadi acara pernikahan ayahnya.

Vishaka tak berhenti memandang calon ibu nya yang sangat cantik, calon ibu Vishaka melihat kearahnya.

Dia mendekati calon anak nya itu dan mengelus pipinya lalu mencium dahinya, Elina memandangi putrinya dengan seksama.

Lalu dia tersenyum cerah "doakan acaranya berhasil ya sayang" mendengar itu Vishaka mengangguk antusias.

~~~


Selama acara Vishaka batuk-batuk tak berhenti membuat Tisya dan Kaivan yang di sebelahnya tak tega.

"Kakak istirahat aja kalau batuk-batuk ga berhenti begini" ucap Tisya penuh rasa cemas kepada kakak sepupu tersayang nya.

"Kondisi mu semakin parah Vishaka, kau tak kan bisa melakukan kondisi normal lagi di usiamu yang segini" ucap Kaivan yang memberikan air putih ke arah Vishaka.

Vishaka menerima air itu dan meminumnya hingga habis, dia merasakan sakit yang teramat di tenggorokannya seperti ada duri yang menusuk-nusuk lehernya.

Kaivan memandang miris ke arah tenggorokan Vishaka, dia seperti bisa merasakan sakit yang dia rasakan sekarang.

"Tunggu di sini aku akan memanggil kakek, aku tak tega melihat mu begini" ucap Kaivan lalu beranjak pergi menemui kakeknya.

Tak berapa menit kakeknya datang dan langsung memegang leher Vishaka semakin lama di pegang semakin mengurangi rasa sakit nya.

"Aku tak bisa membuat itu hilang selamanya cucuku tersayang, tapi aku bisa mengurangi rasa sakit nya saja" ucap kakek seraya mengelus kepala Vishaka yang sudah basah oleh keringat.

Tisya mengelap keringat yang membasahi Vishaka sementara Kaivan dan kakeknya yaitu Wedanta hanya memandang ke arah pojok ruangan saja.

Kakek menghela nafas panjang dan Kaivan hanya memandang ngeri kearah mereka berdua.

Kaivan duduk di samping kakek, dia bertanya banyak hal dan salah satunya adalah "mengapa kak Sahira ada di antara mereka bukan kah dia memiliki saudara dan kedua saudara Tiebout hanya menginginkan anak tunggal perempuan dari keluarga kita?".

"Sahira itu sebagai tumbal dari orang tua bajingan nya nak, dia di tumbalkan demi jabatan orang tuanya" jawab kakek.

"Tapi mengapa dia ada di antara dua saudara Tiebout itu?" tanya Kaivan lagi.

"Itu karena orang tuanya meminta nya ke pada mereka sehingga melakukan perjanjian terkutuk itu" jawab kakek lagi.

Kaivan diam seribu bahasa tak menyangka ada keluarganya yang tega melakukan hal keji bahkan sampai menumbalkan anaknya sendiri.

"Kakek apakah Vishaka bisa lepas dari kedua saudara Tiebout itu?" kali ini pertanyaan Kaivan yang terdengar seperti orang yang putus asa.

"Tidak nak, dia tak bisa lepas satu lagi anak perempuan dari keluarga kita baru dia akan berhenti" jawab kakek yang menggenggam erat cangkir teh nya.

"Tunggu jika satu lagi itu berarti" Kaivan memandang tak percaya ke arah kakeknya.

"Iya nak, tolong tutup mulutmu untuk ini kita tak bisa berbuat lebih lagi" kalimat itu di anggukan oleh Kaivan.

Come With Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang