20

10 1 0
                                    


Selama Ardhani menyembuhkan diri, Vishaka selalu berada di sisinya hanya sekedar menemani nya.

Vishaka bersenandung kecil dan di dengar oleh Ardhani, "Apa kau ingin mendengar lagu?".

"Iya, aku mau lagu 'Rasa Dan Karsa' lagu itu sangat bagus" jawab Vishaka dengan antusias.

Ardhani mengambil hp nya dan mulai membuka lagu yang diminta kekasihnya, pada detik ke 19 Ardhani terdiam lalu dia menatap ke arah Vishaka yang sudah duduk menghadap jendela.

Lirik di detik itu mungkin menjelaskan isi hati Vishaka ke Ardhani, menjelaskan apa yang tak bisa terucap dari mulut nya.

Rasa penyesalan datang dari hati Ardhani, mengapa dahulu dia tak membagi banyak waktu kepada kekasihnya.

"Jangan menyesali hal yang sudah berlalu itu tak berguna, tidak usah terlalu di pikirkan hal itu hanya menyiksa mu saja" Kata Vishaka yang masih tak jenuh menatap langit.

"Bagaimana kau tau, padahal aku sudah menutupi nya" Ardhani menjawab sambil menutupi dirinya dengan selimut.

"Manusia memang bisa menipu tapi manusia tidak bisa menipu orang tercintanya, aku akan selalu tau apa yang sedang mengganggu mu karena memang manusia tak seutuhnya bisa
menyembunyikan perasaan nya" Kini Vishaka beralih menatap Ardhani.

Bulir-bulir air mata terlihat jelas dari pipinya memang dia menutup wajahnya, tapi tetap saja tak kan ada yang bisa menyembunyikan sesuatu secara seutuhnya.

Vishaka duduk di tepi ranjang Ardhani sambil tersenyum, "Jangan memaksakan diri mu untuk terlihat baik-baik saja, kau masih terluka jangan berpura-pura seakan kau sudah sembuh".

Air mata Ardhani semakin banyak, Vishaka ingin menghapus air matanya tapi tak bisa.

Dia hanya duduk sambil memeluk kakinya, "Kau ada di samping ku, tapi aku tak bisa memeluk mu apa lagi menyentuh mu" kata Ardhani yang masih menutup wajahnya.

Mereka berdua diam tak ada satupun yang berbicara hingga keheningan mengambil alih dan setelah itu Ardhani tertidur pulas.

~~~

Suara hujan memasuki telinganya membuat Ardhani terbangun dari tidur siangnya.

Jendela kamar terbuka membuat suara hujan sangat jelas terdengar, aroma khas hujan pun tercium dengan sopan di hidung nya.

Ardhani duduk di kursi sebelah tempat Vishaka duduk, "Itu teh tadi ibu mu yang buat".

Dia langsung meminum teh yang sudah hangat itu, perpaduan suara hujan, aroma hujan, dan secangkir teh adalah perpaduan yang candu.

Suara hewan-hewan terdengar cukup jelas menambah daya tarik tersendiri bagi mereka berdua.

Sial mungkin ini yang di maksud kenikmatan yang sebenarnya, baru kali ini dia merasa cukup tenang dan damai.

Vishaka meminta untuk memutar kan lagu kesukaannya yaitu 'I Love You So', lagu yang cukup bagus untuk di dengar di kala hujan sedang turun.

Mereka berdua saling duduk bersebelahan dan menemani satu sama lain walaupun tak bisa lagi untuk bersama untuk waktu yang lama.


Come With Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang