Saat ini Kaivan dan Vishaka sedang duduk manis sembari bercerita tentang banyak hal.
Kaivan bercerita tentang tumbal yang di lakukan oleh seorang pejabat demi mendapatkan kekayaan.
Vishaka mengira hal itu tidak benar adanya, tapi saat dia mendengar cerita dari Kaivan dia akhirnya percaya.
Kaivan juga bercerita salah satu anak dari keluarga Pramadana juga pernah di jadikan tumbal demi pangkat sang ayah.
Saat mendengar itu Vishaka terkejut bukan main, "sekejam itu hanya demi pangkat?".
"Kau tidak tau ya, padahal dia selalu berada di dekat mu loh" kata Kaivan sembari dia meminum tehnya.
Vishaka memiringkan kepalanya, dia bingung siapa yang selalu di dekatnya?
Kaivan menghela nafas dan berkata, "Sahira dia lah tumbal dari ayahnya, itu mengapa ayah nya sudah di jauhi oleh keluarga kita".
Vishaka menatap tak percaya, "Berarti itu ada di era kita?" tanya Vishaka dan di anggukan oleh Kaivan.
"Tunggu, tapi mengapa aku tak mengenal Sahira dan mengapa aku bisa bertemu dengan nya?" tanya Vishaka lagi.
"Pertama mengapa kamu tidak tau dia karena emang dia selalu sakit dan tak pernah keluar dan kedua mengapa kamu bertemu dengannya itu karena sudah ada keterikatan, kan ayah nya melakukan perjanjian dengan kedua bersaudara itu" jawab Kaivan.
"Tunggu berarti mereka juga bisa melakukan itu demi kenaikan pangkat?" tanya Vishaka.
Kaivan menghela nafas dan menjawab, "Mereka sudah di selimuti dengan hal yang jahat, emosi mereka masih ada dan sudah cukup pekat hingga bisa melakukan hal itu".
Vishaka masih menatap bingung ke arah Kaivan, "kau ini lama sekali otak nya bekerja, mereka sudah terlalu pekat sehingga dari keluarga kita yang iman nya cukup lemah menjadi goyah dan melakukan hal tak baik itu, Sahira sudah terikat oleh mereka dia hanya memancing mu untuk dekat dengan kedua bersaudara itu".
Vishaka mengangguk dan dia menyenderkan badannya di kursi, menatap langit yang berwarna biru muda.
Di hati kedua orang ini mereka saling berdoa untuk di lindungi, Vishaka merasakan sakit lagi di lehernya.
Kaivan memegang tangan nya dan Vishaka menoleh, "Itu dia si bajingan itu datang".
Vishaka menoleh ke arah yang Kaivan tunjuk, di lihat nya Isabella dan Cornelia yang tersenyum di samping mereka terdapat Sahira yang sedang menunduk dengan rantai di kaki.
Rantai itu di pegang oleh Isabella, semakin di pandang wajah mereka semakin menyeramkan.
Kaivan menutup mata Vishaka dan berbisik, "Jangan di liatin terus, nanti kamu tau wujud asli mereka".

KAMU SEDANG MEMBACA
Come With Me (END)
Spiritual. . . . "Kami yang menanggung dosa para pendahulu kami, terkutuk lah kalian keluarga Pramadana terdahulu". Kisah tentang seorang gadis dari keluarga Pramadana yang harus menanggung dosa kakek buyutnya. . . . . (END) Jangan lupa vote ⚠️ Perhatian beb...