Ardhani sudah berada di raga nya, dia duduk kembali di kursi dekat jendela menurutnya itu adalah tempat favoritnya.
Dia dan Vishaka berbincang sebentar menikmati malam terakhir mereka bersama.
"Kau benar-benar akan pergi meninggalkan ku lagi?" Tanya Ardhani dan di anggukan oleh Vishaka.
"Ini tidak adil, kau datang kepada ku lalu tak lama kemudian kau pergi lagi" ucap Ardhani dengan nada yang bergetar tampaknya dia akan menangis.
"Memang tak adil tapi mau bagaimana lagi ini sudah takdir kita, di pertemukan untuk yang kedua kali nya walaupun sebentar" kali ini air mata Ardhani tak terbendung lagi setelah dia mendengar perkataan Vishaka.
"Kita memang di takdir kan untuk bertemu dan saling menemani satu sama lain tetapi aku hanya bisa menemani mu sebentar saja, aku harap dengan kisah ku yang sebentar ini bisa membuat kesan buat mu" ucap Vishaka yang sudah menangis dari tadi.
"Aku banyak membaca buku dongeng, cerita mereka selalu berakhir bahagia dan menyenangkan. Andai aku hidup di dunia dongeng pasti akhir kita tak seperti ini" kata Ardhani yang tangisannya semakin menjadi.
"Dunia dongeng yang di ciptakan manusia itu hanya angan-angan mereka yang tak terjadi di kehidupan mereka, akhir yang bahagia yang mereka buat hanya keinginan mereka untuk berakhir seperti itu, tetapi tak bisa. Bisa di bilang itu adalah keinginan penulis yang tak mereka rasakan di dunia nyata" jawab Vishaka dengan lembut.
Tangisan dari keduanya semakin jelas, mereka saling melepaskan rasa sakit dan rasa rindu.
Ardhani terus memandangi wajah indah Vishaka, dia akan terus mengingat wajah itu sampai akhir hayatnya.
"Jika kau belum melupakan ku, tolong jangan menikah tetapi lebih baik kau melupakan ku dan menikah lah dengan perempuan yang akan menemani hingga akhir hayat mu" ucap Vishaka.
"Bagaimana aku melupakan seorang wanita yang sangat aku cintai setelah ibu ku, Vishaka" jawab Ardhani.
"Jangan egois kau juga butuh keturunan dan kehangatan sebuah keluarga, tak mungkin masa tua mu di habiskan hanya sendirian" kata Vishaka lagi.
Cahaya terang muncul di atas mereka, satu suara yang lembut memanggil Vishaka.
"Putri ku sayang" kata sang mama sambil mengulurkan tangannya dan di balas oleh Vishaka sambil tersenyum.
"Selamat tinggal dan terima kasih atas kisah yang kita buat jangan lupa untuk terus mendoakan ku ya, kekasih ku" dan Vishaka menghilang bersamaan dengan cahaya itu.
Tangisan Ardhani terdengar jelas dan tak lama kemudian hujan yang cukup deras turun membasahi bumi.
Langit tampaknya tau dia kehilangan seseorang yang mengagumi nya untuk yang kesekian kalinya.
Tangisan Ardhani tak terdengar karena suara hujan mengalahkan suara tangisannya.
Ardhani menyandarkan tubuhnya dengan pelan, menatap ke langit-langit kamarnya.
"Lagi-lagi aku sendirian untuk yang kesekian kalinya" ucap Ardhani sambil menutup mata dengan tangannya.
♡♡♡♡Seorang pria tua duduk di teras rumah nya, awan yang gelap dan angin yang bertiup kencang menghiasi siang ini.
Pria tua itu masih duduk santai di kursi goyang nya dengan menikmati suara angklung yang di terpa angin.
"Ayah yakin akan pergi di saat mendung seperti ini" kata seorang wanita ke pria tua itu dan dia hanya mengangguk sebagai jawaban nya.
Sesampai nta di sana pria tua itu menatap sebuah batu nisan yang bertuliskan nama 'Vishaka Pramadana Binti Kanigara Pramadana'.
Dia menaruh sebuket bunga mawar putih di sana, "Aku baru mengunjungi makam istri ku, aku sangat mencintai nya dan dia juga sama seperti mu, dia meninggalkan aku di saat aku benar-benar selalu ingin bersamanya".
Pria tua itu adalah Ardhani, dia terkekeh pelan lalu sejenak memandangi batu nisan itu, "Semoga kau dan istri ku tenang di sana ya, aku mungkin akan segera menyusul jika tuhan berkehendak" ucapnya.
Setelah itu dia pergi meninggalkan pemakaman bersama anak dan cucu-cucu nya.
.Kisahnya Berakhir Disini.
Semua akan pergi pada waktunya dan berganti dengan orang-orang baru.
Kepergian adalah pelajaran dan kehadiran yang baru adalah sebuah keberuntungan.
Ardhani mengajari ku satu hal yaitu setelus apapun cinta mu, tapi jika tuhan berkata lain kita tak bisa apa-apa, merelakan dan mulai menerima orang yang berada disisi saat ini adalah yang terbaik.
Cintanya tulus, tapi di waktu yang salah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Come With Me (END)
Spiritual. . . . "Kami yang menanggung dosa para pendahulu kami, terkutuk lah kalian keluarga Pramadana terdahulu". Kisah tentang seorang gadis dari keluarga Pramadana yang harus menanggung dosa kakek buyutnya. . . . . (END) Jangan lupa vote ⚠️ Perhatian beb...