Bab 10 - Persiapan Pernikahan

458 62 0
                                    

Persiapan Pernikahan


Killa masih tak percaya dengan apa yang terjadi tadi. Juga, apa yang terjadi di sini. Di bayangan Killa, dia akan menghabiskan waktu berdua dengan Revan untuk fitting pakaian untuk pesta pernikahan mereka. Namun, di butik langganannya ini, bukan hanya Revan yang datang bersamanya, tapi juga Vienny.

Tidak hanya itu, ketika mereka masuk tadi, semua staf butik tampak terkejut ketika melihat Vienny. Lucy pun juga sama terkejutnya. Mereka menyambut Vienny seolah dia tamu VVIP. Bahkan, mereka tak sedikit pun tampak keberatan ketika Vienny mulai memerintah mereka untuk membawakan katalog dan list stok gudang mereka.

Apakah ini bahkan masuk akal? Siapa Vienny sebenarnya?

"Siapa kamu sebenarnya?" tanya Revan tiba-tiba, mewakili tanya di kepala Killa.

Vienny yang sedang memeriksa katalog dengan Lucy mendampinginya, seketika menoleh pada Revan.

"Are you talking to me?" tanya wanita itu dengan santainya.

"Aku udah minta asistenku buat nyari tahu tentang kamu, tapi nunggu laporannya terlalu lama. Jadi, aku pikir lebih baik kalau aku tanya kamu langsung," terang Revan.

Vienny tertawa meremehkan. Dia meraih ponselnya dari meja kaca di depan sofa tempat ia duduk dan mengangkatnya.

"I've got enough information about you already," balas Vienny.

"Kamu ..."

"Sori, tapi gue nggak pernah terjun ke medan perang tanpa persiapan. Siapa pun lawannya," tukas Vienny. "Jadi, mending lo siap-siap buat kalah taruhan."

Killa memperhatikan ekspresi kesal Revan. Seumur hidup Killa, tak pernah ia melihat ada orang yang bisa membuat Revan tak bisa berkata-kata seperti ini selain Reva.

Killa berjengit kecil ketika tiba-tiba Vienny menoleh padanya. Wanita itu kemudian mengerdipkan mata padanya sembari tersenyum kecil. Apa yang sebenarnya dipikirkan wanita itu?

***

Vie Fara. Desainer terkenal di luar negeri yang keluarganya memiliki yayasan pendidikan, yayasan amal, dan sebagainya, di luar negeri. Bahkan keluarganya adalah keluarga ternama. Revan tidak pernah merasa perlu menyelidiki Wiki, jadi dia tidak tahu latar belakang keluarga Wiki.

Namun, ketika Revan pertama bertemu Vienny tadi, dia memang merasa pernah melihat wanita itu. Mungkin, dia melihat wanita itu di salah satu acara fashion, atau bahkan, di fashion show for VVIP, mengingat siapa wanita itu. Alasan Revan tidak bisa mengenalinya langsung adalah karena jarangnya wanita itu muncul di depan publik atau dipublikasikan. Namun, jika nama Vie Fara disebutkan, tentu Revan akan langsung mengenalinya.

Tidak hanya itu. Pernikahan mewah Wiki dan Giska yang dihadiri khusus keluarga dan orang terdekat, dengan dihadiri orang-orang terkenal, berikut penyanyi dan selebriti nasional sebagai bintang tamu dan MC-nya, tertutup sepenuhnya tanpa pemberitaan media, adalah hasil karyanya juga.

Koneksi macam apa yang bisa membuat Vienny memiliki kontrol sehebat itu? Padahal, selama ini dia tinggal di luar negeri. Bahkan dengan bantuan Danita, Adel, atau bahkan Reva, itu bukan hal yang mudah, mengingat latar belakang keluarganya.

Namun, begitu dia tiba di sini, orang-orang langsung menyambutnya dengan baik, bahkan menerima perintahnya tanpa protes. Revan akui, wanita itu punya nama besar. Namun, hingga memiliki pengaruh seperti ini ...

Revan melemparkan i-Pad yang diberikan Tim padanya tadi ke meja kerja kantornya dengan gusar. Ia mendongak menatap Tim.

"Gimana bisa aku nggak tahu apa pun tentang dia padahal dia ada sedekat ini?" geram Revan.

"Apa Pak Revan ... tertarik pada Vie Fara?" tanya Tim ragu.

Revan menatap Tim tajam. "Hati-hati kalau bicara. Satu-satunya perempuan yang boleh ada di sampingku cuma Killa."

"Maaf, Pak." Tim menunduk.

"Aku cuma nggak terima dia ada sedekat ini sama Killa dan mungkin akan bawa pengaruh buruk ke Killa," Revan mendesis kesal. "Dia orang yang berbahaya." Revan terlalu meremehkannya ketika mereka bertemu di kafe.

"Apa saya harus menyingkirkan dia, Pak?" tanya Tim.

Revan menggeleng. "Dia punya pengaruh dan kekuasaan yang terlalu kuat. Dan lagi ... dia kakaknya Wiki." Revan menghela napas. "Kalau sesuatu terjadi sama dia, Reva nggak akan tinggal diam."

Bukan hanya Reva, tapi Revan juga bisa berurusan dengan Adelia Wiratmadja. Beberapa bulan lalu, Revan sudah berusaha agar Killa tidak berurusan dengan wanita itu. Vienny, Adel, Reva, mereka adalah wanita-wanita berbahaya yang akan membawa pengaruh buruk pada Killa. Oh, jangan lupakan istri Wiki yang juga senada dengan para wanita berbahaya itu.

Bertahun-tahun Revan menjaga gadis itu dengan hati-hati, memastikan gadis itu tumbuh di lingkungan terbaik. Revan ingin gadis itu tumbuh dengan normal, tanpa harus menghadapi bahaya. Terutama, bahaya semacam Reva dan Vienny. Apalagi Adelia Wiratmadja yang konon katanya sukses setelah melawan 'dunia' karena dia memberontak dari Tony Wiratmadja.

Lingkungan mereka tumbuh sudah berbeda, pun cara mereka bertahan hidup. Tak seperti Reva atau Vienny, Killa tidak perlu melakukan hal seperti itu. Revan sudah menyiapkan hidup yang aman dan nyaman untuk gadis itu. Jalan berbunga, tanpa perlu perjuangan atau penderitaan. Tentu saja, itu adalah jalan kehidupan yang berbeda dengan Reva maupun Vienny. Apalagi Adel.

Ditambah lagi, sekarang Killa bukan lagi anak-anak. Dia bahkan sudah bertemu dengan pria yang dia sukai. Padahal, dulu ketika masih kecil, dia selalu berkata jika Revan adalah orang yang paling disukainya. Cih. Tidak seharusnya Revan percaya pada kata-kata anak kecil.

Revan menghela napas dan bersandar di kursi kerjanya. Ia memijat pangkal hidung. Yang membuat Revan lebih pusing lagi, Killa tampaknya tertarik pada penawaran Vienny. Gadis itu tertarik untuk bergabung dengan kelompok wanita berbahaya itu.

Arkilla ... apa yang terjadi pada gadis itu sebenarnya? Ia tak pernah seperti ini sebelumnya. Pertama, dia tiba-tiba berubah dan mulai tertarik pada pria. Dan sekarang, dia tertarik untuk berkumpul dengan orang yang berbahaya.

***

Malam itu, Killa tidak bisa tidur karena dia terlalu gembira. Tak sekali pun terbayang di benaknya, Killa bisa semudah ini berhubungan dengan orang-orang yang dia inginkan. Yang lebih penting, Revan bahkan setuju.

Tidak hanya pria itu setuju jika Vienny yang ternyata adalah desainer terkenal itu untuk mengatur pernikahan mereka, tapi pria itu juga akan memberi Killa waktu untuk bertemu dengan Vienny, bahkan Adel. Killa bisa bertemu dengan mereka tanpa harus sembunyi-sembunyi dari Revan.

Tidak ada yang lebih sempurna dari ini.

Killa tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Tidak hanya itu. Dia harus memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya. Dalam beberapa bulan, Killa akan mencari tahu lebih banyak tentang cinta dan membuat Revan jatuh cinta padanya. Dia akan membuat pernikahan mereka menjadi pernikahan atas dasar cinta.

Seperti kisah cinta Wiki dan istrinya.

"Awww ..." Killa berteriak gemas sambil berputar-putar di kamarnya.

Betapa romantisnya kisah cinta mereka? Bayangkan saja, seluruh penghuni kampus tahu kisah cinta mereka. Killa juga ingin seperti itu. Ia ingin Revan jatuh cinta padanya dan seluruh dunia tahu itu.

Killa melempar tubuh ke tempat tidur dengan kedua tangan terentang. Bibirnya merekahkan senyum. Ia penasaran, bagaimana rasanya dicintai pria sekeren dan sehebat Revan?

Bisa menjadi tunangan pria itu saja, Killa sudah merasa begitu bangga dan bahagia. Jika sampai Revan mencintainya ... ah, betapa sempurnanya hidup Killa nanti.

Mungkin, jika nanti Revan mencintai Killa, maka cinta tidak akan begitu terasa sakit bagi Killa.

***

I Love U and U Know It (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang