One Last Chance
"Knock knock!" Suara Reva itu membuat Revan menghambur keluar dari tendanya.
"Gimana Killa?" tanya Revan, seperti biasa.
Reva menghela napas. "She's fine. Dia nggak sakit, dia ngabisin makan malamnya, dan waktu gue pulang tadi, dia lagi sama Vienny," Reva menguraikan.
Revan manggut-manggut puas. Ya, selama tiga hari terakhir ini, Revan selalu memastikan orang-orang mengunjungi Killa di jam makan, memastikan gadis itu makan dan tidak sakit, lalu melapor padanya. Tidak hanya Reva dan Nugie, Giska dan Wiki, juga Danita dan Ramli, melakukan hal yang sama juga. Bahkan Adel dan Awan.
Revan sebenarnya merasa tidak enak juga pada mereka, karena harus merepotkan mereka seperti ini. Terutama pada Giska yang sedang hamil, apalagi Reva yang sebentar lagi akan melahirkan. Namun, meski Revan sudah berkata pada Reva jika dia tak perlu melakukannya pun, dia tetap melakukannya. Dan Revan juga tak punya pilihan lain karena Killa tak mau melihatnya.
"What the hell are you doing?" sentak Reva frustrasi. "Ini udah tiga hari. Dan seminggu lagi pesta pernikahan lo sama Killa. Apa yang lo lakuin, camping di sini, Idiot?" Reva tampak benar-benar kesal.
"Ya, trus gue harus gimana? Gua nggak bisa jauh-jauh dari Killa. Tapi, kalau gue terlalu dekat, Killa nggak suka. It's the safe distance between us," terang Revan. "Dan lagi, selama gue di sini, Vienny jadi lebih gampang buat ketemu gue dan ngurus persiapan pernikahan gue."
"It must be great for you to be this idiot, huh?"sinisnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love U and U Know It (End)
RomanceDijodohkan dengan gadis yang pertama kali ditemuinya ketika dia berumur tiga belas tahun. Itulah takdir Revan. Sejak pertama kali Revan melihat bayi itu, ia langsung dinobatkan sebagai calon suami bayi itu. Delapan belas tahun berlalu, bayi itu tum...