Bab 14 - Welcoming Party

523 68 2
                                    

Welcoming Party


"Long time no see, Little Girl," sapa Adel begitu dia muncul dari balik pintu apartemennya.

"A wish," sebut Killa.

Adel mengangkat alis. "Aku kira kamu udah lupa." Adel tersenyum. "Now, what kind of wish I shall grant for you?"

Killa menarik napas dalam, lalu meminta tegas, "Aku pengen jadi wanita dewasa yang hebat, keren, dan bisa bikin Kak Revan jatuh cinta sama aku!"

Hening selama beberapa saat. Lalu, terdengar dengusan geli dari Adel, diikuti kata-kata,

"Well, you heard that, Guys ..."

Dengan siapa Adel bicara ...?

Killa ternganga ketika Adel menyingkir dari pintu dan Killa mendapati kepala-kepala yang menyembul dari ruang tamu, tampak penasaran. Killa bahkan mengenali beberapa dari mereka. Salah satunya adalah Wiki dan Giska yang ditemuinya minggu lalu di kafe.

Killa seketika berteriak panik dan berbalik hendak kabur, tapi seseorang menarik kerah belakang cardigan-nya dan menyeretnya masuk ke apartemen Adel.

"Seriously? After those embarrassing things you did, you'll just runaway?" dengus Vienny yang merupakan pelakunya.

Killa menoleh pada Vienny dengan wajah memelas. "Ini ... bisa di-rewind, nggak?" tanya Killa penuh harap.

Vienny tergelak. "Lo harus tetap percaya diri bahkan di saat paling memalukan sekalipun," ucap Vienny. "That's how you get strong." Vienny melepaskan pegangannya di kerah belakang pakaian Killa.

Killa mengerjap. Ya. Dia datang kemari karena sudah memantapkan diri. Dia akan menjadi kuat dan berdiri dengan percaya diri di samping Revan.

"Revan, that damned thief! Apa yang dia lakuin ke bocah polos ini?"

Killa meringis mengenali suara Reva. Killa akhirnya berbalik dan mencari keberadaan Reva, lalu mengangguk kecil pada wanita itu. Killa bahkan tak tahu bagamana dia masih bisa datang ke tempat ini dengan perut sebesar itu.

"Aku ... nggak tahu Kak Reva juga ada di sini," aku Killa.

"Sama," sahut Reva. "Aku juga nggak tahu kalau yang mau disidang hari ini kamu."

Disidang, huh?

"Jangan nakut-nakutin dia, Rev," tegur seorang wanita yang belum pernah dilihat Killa sebelumnya.

Ah, tidak juga. Killa ... sepertinya juga sudah pernah bertemu wanita itu.

"Aku Danita dari keluarga Brahmana," wanita itu memperkenalkan diri. "Kita pernah beberapa kali ketemu di pesta perusahaan."

Killa tersenyum kecil sembari mengangguk kecil pada wanita itu.

"Tapi, ini dia disidang kenapa?" tanya seorang pria yang tampak memangku setumpuk snack dan wajah rada blo'on.

"Jangan buang tenaga buat jawab. Dijawab pun belum tentu dia ngerti," cetus seorang pria yang memunguti bola plastik berwarna-warni yang berserakan di ruang tamu dan melemparkannya ke kolam bola di sisi ruang tamu, di samping televisi.

Killa kemudian menyadari, ada yang janggal dengan apartemen itu. Ada terlalu banyak mainan anak-anak di sana. Itu lebih seperti taman bermain. Tidak hanya itu, ada sepeda anak-anak, troli bayi, dan segala perlengkapan bayi lainnya. Apa ini baby shop atau apa? Omong-omong tentang anak-anak, di mana anak Adel?

"Ini kamar bermainnya Axel," ucap Adel tiba-tiba, seolah bisa membaca tatapan Killa. "Dan dia lagi tidur siang di kamar sama bayinya Danita."

Ada bayi lainnya? Uh ... Killa tak sabar untuk bertemu mereka. Dia ...

I Love U and U Know It (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang