Bab 20 - I Love You (End Wattpad)

970 86 11
                                    

I Love You


Sudah satu minggu Revan dihujani kata-kata 'Aku suka Kak Revan', tapi ia belum juga terbiasa dengan itu. Meski ini sudah tidak separah dulu. Setidaknya, wajah Revan tidak lagi semerah sebelumnya. Sebagai gantinya, telinga dan lehernya yang kini merah padam setiap kali ia mendengar kata-kata itu dari Killa.

Meski begitu, itu semua terbayarkan dengan Revan yang bisa mengawasi Killa sepanjang minggu. Gadis itu bertemu dengan Vienny di salah satu ruang meeting kantornya. Dan sejauh ini, tidak ada hal mencurigakan yang dilakukan Vienny. Dia tidak membawa orang aneh untuk bertemu Killa. Seperti Steven, misalnya.

Namun, tunggu. Jika memang orang yang disukai Killa adalah Revan, ada apa dengan Steven? Bagaimana dia bisa datang ke apartemen itu? Kenapa?

Apakah itu rencana Vienny? Atau, itu keinginan Steven sendiri?

Revan tersadar dari lamunannya ketika mendengar suara Tim yang menyetiri mobilnya,

"Kita sudah sampai, Pak."

Revan menoleh keluar jendela dan melihat mobilnya sudah berhenti di depan pintu restoran Reva. Akhir pekan itu, Killa mengajak Revan makan malam di sana dan meminta Revan langsung menemuinya di sana. Karena akhir pekan itu tidak ada yang harus Revan lakukan di kantor, jadi dia tidak pergi ke kantor dan tidak bisa bertemu Killa karena gadis itu sudah punya acara sendiri dengan Vienny.

Revan tidak ikut campur setelah Tim melaporkan jika mereka hanya pergi ke butik Lucy seharian ini. Itu jugalah yang membuat Revan tidak menolak ajakan makan malam Killa. Jika Revan menolak, gadis itu mungkin akan makan malam dengan Vienny atau entah siapa lagi.

Seorang staf restoran membukakan pintu untuk Revan begitu Revan turun dari mobil. Revan menyuruh Tim pulang setelah memarkirkan mobilnya dan menitipkan kunci mobilnya ke staf restoran.

Revan diantar ke lantai dua restoran. Killa sudah ada di sana. Gadis itu berdiri di samping meja di tengah ruangan. Omong-omong, Revan kemudian menyadari ada yang kosong dari tempat ini.

Meja itu! Meja di tengah ruangan itu adalah satu-satunya meja yang ada di sana.

Apa yang terjadi? Apa restoran ini nyaris bangkrut atau apa?

Meski kepalanya penuh dengan berbagai pertanyaan, tapi Revan melangkah mendekat pada Killa. Begitu Revan tiba di satu-satunya meja yang ada di sana, Killa menarik kursi di depan Revan. Revan sudah akan memutar dan menempati kursi satunya, tapi Killa menahan tangannya.

"Kenapa?" tanya Revan.

"Kak Revan duduk di sini," ucap Killa sembari mengedik ke kursi yang barusan ditariknya.

Revan mengangkat alis, lalu menunjuk dirinya sendiri, kemudian menunjuk kursi yang ditarik Killa tadi.

Killa mengangguk.

"Killa, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Revan yang tak lagi bisa menahan diri.

Killa tampak menunduk kemudian. "Nanti," jawabnya. "Nanti aku kasih tahu Kak Revan setelah kita makan."

Revan menghela napas dan akhirnya mengalah. Ia duduk di kursi yang ditarikkan Killa tadi. Lalu, gadis itu melangkah riang dan duduk di kursi seberang Revan dengan senyum lebar di wajahnya.

Ah, senyum itu ... kapan terakhir kali Revan melihatnya? Mungkin, sudah berbulan-bulan ...

"Aku udah nyiapin makanan kesukaan Kak Revan," beritahu Killa.

Ah, wagyu steak lagi? Sejujurnya, Revan tidak punya makanan kesukaan. Tidak punya minuman kesukaan. Tidak ada hal spesial yang disukai Revan. Tidak ada ...

I Love U and U Know It (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang