Without You
Killa mengerutkan kening ketika mendengar tawa keras dan puas Vienny sembari menutup sambungan telepon di ponsel Killa. Di tengah makan siang mereka, Vienny tadi tiba-tiba meminjam ponsel Killa untuk menelepon seseorang.
"Kak Vie barusan telepon siapa?" tanya Killa penasaran.
Vienny menyerahkan ponsel Killa kembali pada Killa dan mengedik ke arah ponselnya, memberi isyarat agar Killa mengecek ponselnya sendiri. Killa menuruti Vienny dan mengecek riwayat panggilan keluarnya. Killa terkejut mendapati orang yang ditelepon Vienny tadi tak lain dan tak bukan adalah Revan.
"Kak Vie ... ngapain telepon Kak Revan?" tanya Killa panik.
Vienny mengedik cuek. Wanita itu lantas menunduk mengecek jam tangannya. "Habis ini, kita ngecek satu venue lagi, trus gue bakal antar elo ke kantornya Revan," ucap wanita itu.
"Ke-kenapa?" tanya Killa, semakin panik.
"Gue malas ketemu dia, jadi katalog venue-nya ntar elo aja yang kasih ke dia," jawab Vienny. "Lo kan, juga harus jelasin ke dia, detail venue yang lo lihat langsung. Apa sesuai sama katalognya atau nggak."
"Oh ..." Killa manggut-manggut. "Tapi, kenapa Kak Vie bilang kalau Kak Revan stalking?"
"Lo nggak tahu? Dia kan, selalu stalking elo. You have a crazy stalker, Lil Girl," dengus Vienny.
"Oh, itu ... Kak Revan cuma mastiin kalau aku aman," terang Killa.
"Lo sekretarisnya? Asistennya?" Vienny mendengus tak percaya. "Kenapa lo terus ngewakilin dia ngomong dan ngebela dia? Bikin kesal aja."
Killa meringis. "Maaf, Kak ..."
Vienny mengibaskan tangan. "Let's just continue our lunch," ucapnya santai.
Wanita ini ... apa dia tak pernah punya masalah dalam hidupnya? Bagaimana dia bisa begitu santai setiap waktu?
***
Sekitar jam dua siang itu, rapat baru selesai. Namun, Tim sudah memberitahu jika tamu Revan sudah menunggu di ruangannya. Sesuai jadwal, Revan akan bertemu dengan Leony dari HRT Pharmeutical. Keluarga wanita itu juga memiliki rumah sakit yang bekerja sama dengan perusahaan Revan dan mereka akan membicarakan tentang perpanjangan kontrak kerja sama mereka. Revan tidak mengerti kenapa keluarganya mengirim wanita itu alih-alih orang dari rumah sakit.
Revan mendecak tak puas. Apakah wanita itu akan mengerti jika Revan menyebutkan beberapa hal yang menjadi permasalahan dalam proses perpanjangan kontrak mereka, atau kenapa Revan meminta janji temu mengenai hal itu?
"Kenapa mereka nggak ngirim orang yang biasanya?" tanya Revan pada Tim sembari melonggarkan dasinya.
"Saya juga nggak tahu, Pak. Waktu saya tanya, mereka bilang, Bu Leony sendiri yang ambil alih," terang Tim.
Revan menghela napas. Mereka akhirnya tiba di ruangan Revan. Rika yang menunggu di depan ruangan memberitahu jika Leony ada di dalam, lalu membukakan pintu untuk Revan. Rika dan Tim mengikuti Revan setelah Revan masuk ke ruangannya.
"Revan," sapa Leony sembari berdiri dari sofa tamu di ruangan itu.
Revan hanya mengangguk menanggapi sapaan Leony. Mereka mungkin sering bertemu di pesta-pesta perusahaan, tapi sejujurnya, Revan tidak merasa cukup dekat untuk memanggil nama wanita itu langsung.
"Silakan duduk, Bu Leony," Revan mempersilakan Leony, sebelum dia sendiri duduk di sofa seberang Leony.
Rika kemudian membawa berkas yang dibutuhkan Revan untuk pertemuan itu dan meletakkannya di meja Revan. Revan lantas menoleh sekilas pada asisten dan sekretarisnya dan memerintah,
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love U and U Know It (End)
RomantizmDijodohkan dengan gadis yang pertama kali ditemuinya ketika dia berumur tiga belas tahun. Itulah takdir Revan. Sejak pertama kali Revan melihat bayi itu, ia langsung dinobatkan sebagai calon suami bayi itu. Delapan belas tahun berlalu, bayi itu tum...