mimpi aneh

57 6 0
                                    

seperti perkiraan cuaca kemarin malam, siang hari tadi terus menerus turun hujan. semua siswa disini pasrah, karna jatah liburan mereka terpotong begitu saja. tempramen mereka naik, karna memendam kekesalan akan cuaca. hemm tidak juga, sebagian dari mereka tetap mencoba membangkitkan suasana dengan menggelar acara musik kecil-kecilan di kafe hotel. karna sebagian dari mereka yang kecewa, ada beberapa siswa yang tak ingin hari ini berlalu sia-sia.

waktu sudah kembali malam. heejin duduk diujung kasur dengan galau. sebenarnya acara musik kecil-kecilan itu belum selesai, tapi heejin keburu badmood duluan karena telfon dari eric, mantan pacarnya yang dibelanda. karna tak ingin menganggu suasana party kecil disana, akhirnya heejin memutuskan untuk berdiam dikamar saja. toh, itu bukan acara sekolahnya, heejin tak terlalu diperlukan kehadirannya bukan?

kini heejin duduk diujung kasur, posisinya sama seperti saat dia duduk tertidur waktu awal datang. heejin melamun.

"bohong" monolog heejin.
"eric tukang bohong" heejin menatap ponselnya yang memperlihatkan beberapa panggilan tak terjawab.
"katanya sayang sama heejin, tapi...." ucapan heejin terpotong. dia langsung menangis begitu mengingat kejadian di hari itu.
"kenapa eric boongin heejin?" ucap heejin ditengah tangisnya.
"kenapa sekarang eric minta maaf?" lanjut heejin.
tentu saja heejin tidak mendapat jawaban. karna heejin hanya menanyakan hal tersebut pada dirinya sendiri.

derai air mata heejin menyatu dengan rintikan hujan diluar balkon. sendu dan sayu. mendung disana sini, sakit hati disana sini.

"kenapa harus minta maaf? heejin udah benci sama eric, kenapa harus minta maaf dan bikin heejin denial lagi? kenapa sih" heejin menangkupkan telapak tangannya diwajah kecilnya. menangis, menyesali kelemahan hatinya atas rayuan eric. tidak, bukan salah eric. ini salah waktu.

waktu yang tak kunjung menyembuhkan luka dihati.
waktu yang terlalu cepat untuk menabur garam dilukanya.
kenapa terlalu cepat? bahkan heejin belum siap.

tok...tok..tok..

suara ketukan pintu menginterupsi kesedihan heejin. heejin menatap pintu utama dari kasurnya. suara pintu terbuka, dan masuklah seorang lelaki tinggi dari sana. heejin menatap lelaki itu sambil sesegukan. lelaki itu tersenyum.

perlahan kakinya mendekat kearah heejin, diraihnya wajah gadis itu.
"kamu tidak apa-apa?" tanya lelaki itu.
heejin menunduk, lalu menggeleng pelan bersamaan dengan air matanya yang mengalir.

"semuanya akan baik-baik saja" ucap lelaki itu setelahnya. dia memeluk heejin dengan lembut. heejin menggigit bibirnya sendiri mati-matian menahan tangis.

"jangan menangis" kalimat sederhana itu justru menjadi bom air mata bagi heejin. dimana tangisnya tumpah ruah begitu 2 kata itu terucap.

"huwaaa ha...ha...ha..." heejin menangis berteriak sekeras mungkin.

"dia, dia tidur sama.. sama cewek la.. lain. hati hee.. heejin sa.. sakit" ucap heejin terisak ditengah tangisnya. wajahnya memerah, kedua tangannya meremas baju lelaki yang memeluknya.

"sshhh... shh... sudah ya, sudah. jangan ditangisi. aku sedih melihat heejin menangis" lelaki itu mengelusi puncak kepaka heejin sambil menepuk pelan bahu gadis itu agat tenang.

lelaki itu menjauhkan wajah heejin dari pelukannya. mata mereka bertatapan, lalu mereka diam sejenak. lelaki itu menghapus sisa air mata di wajah heejin.
"jangan menangis, sakit rasanya mendengar kamu menangis" ucap lelaki itu dengan manis.

heejin menunduk. lalu melihat baju lelaki didepannya yang basah ntah karna air mata atau karna air liurnya yang mungkin keluar saat dia menangis tanpa keanggunan.

"bajunya..." heejin menaikkan jari telunjuknya dan mengarahkannya pada bagian basah dibaju lelaki itu. lalu heejin menunduk lagi karna merasa malu, saking malunya heejin tidak bisa melanjutkan kata-katanya.

STUDY TOUR : 00L 01L (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang