firasat adalah peringatan

33 8 1
                                    

Heejin turun perlahan dari bus. kini mereka sudah masuk ke dalam area gedung asrama itu. benar, disana adalah tempat yang mirip sekolah dengan sebuah asrama sebagai tempat tinggal siswa. ternyata tempat ini kosong, tapi gedung ini terlihat bersih meskipun kurang terawat bangunannya. pasalnya, bagian gapura depan gerbang sudah roboh dan pagar bata yang mengelilingi bangunan itu pun banyak yang keropos. tapi tempat ini tergolong bersih karna sampah dedaunan dari pohon tidak terlihat sama sekali.

"ngga ada orang kayanya deh" ucap yeji yang turun setelah heejin.

"bukannya ini asrama ya?" lia menunjuk sebuah bangunan tinggi bertingkat.

"aneh, mana gerbangnya ke buka gitu aja" giselle ikut menyampaikan keheranannya.

"ssst! jangan ngomong yang aneh-aneh" yeji sedikit memarahi giselle.

"kalian yang mau numpang kamar mandi atau mau ibadah, silahkan ya. tapi jangan lama-lama, nanti kita kemaleman. ibu kasih kalian waktu 2 jam ya" wendy memberi arahan pada para murid yang sudah berkumpul.

mereka memutuskan untuk mampir bukanlah hal yang dilakukan tanpa diskusi. ini semua dilakukan agar murid bisa melakukan hajatnya saat matahari masih ada, kahwatir bila nanti mereka belum keluar dari tempat ini sampai malam dan malah membuat siswa tidak nyaman. istilahnya 'yang kebelet biar lega', karna bus tidak menyediakan toilet untuk hajat besar.

para murid langsung berjalan menyebar mencari toilet yang tersedia di sekolah ini. mereka juga menggunakan salah satu teras kelas untuk meletakkan barang-barang mereka saat ke toilet, dan beberapa murid juga duduk untuk menunggu giliran toilet disana.

"bapak mau kemana?" tanya yeji pada johnny yang berjalan beriringan dengan jungwoo.

"mau nanya ke warga sekitar, kayanya tadi bapak liat ada rumah disana" johnny menunjuk arah keluar gerbang.

yeji menatap hutan yang ditunjuk oleh johnny. lalu matanya mengedar melihat ke dalam sekolah, dan menatap bus mereka yang terparkir sendirian di parkiran.

"ngga liat map aja pak? nanti kalo bapak kesasar gimana?" yeji mencoba mencegah johnny pergi. firasatnya benar-benar buruk sekarang.

"ngga ada sinyal nak disini. kalo kita ngga tanya warga, kita bakalan makin kesasar lagi nanti" johnny tersenyum lembut pada yeji.

"ayo pak, pergi sekarang aja. keburu kemaleman nanti" jungwoo mengajak johnny untuk bergegas.

"kamu jangan khawatir yeji, disini ada bu wendy sama pak jaehyun kok. kamu tolong bantu mereka kondisiin anak-anak ya" johnny pun melenggang pergi diikuti oleh jungwoo dibelakangnya.

yeji menelan ludah dengan kasar. ini tidak benar, ada yang salah disini. yeji benar-benar tidak nyaman disini. yeji kembali menatap bus yang mereka tumpangi. yeji pun mendekat, dan menulis sebuah kalimat dengan ranting didekat bis itu. insting yeji mendorong untuk melakukan hal itu, ntah yeji tak tahu kenapa, tapi dia merasa lebih baik setelah menulis sesuatu disana.

"yeji!" panggil heejin dari kejauhan.
"iya!" yeji pun berbalik, dan berlari kearah heejin.

"lo ngapain?" tanya heejin begitu yeji sudah sampai didepannya.
"engga ngapa-ngapain. cuma abis ngobrol sama pak johnny tadi disana" yeji pun tersenyum pada heejin.
"ayo istirahat dulu. anak-anak pada duduk diteras sana" heejin menarik tangan yeji menuju kerumunan rombongan anak-anak perempuan yang berkumpul di salah satu teras kelas.

yeji memilih duduk saja dengan heejin. mereka tidak tertarik untuk ke toilet.

"kalian ngga ke toilet?" tanya karina yang  wajahnya terlihat basah.

"engga kebelet" jawab heejin.

"cuci muka gitu? awas jerawatan loh" karina pun mengelap wajahnya dengan handuk, dan membuka tas nya untuk memakai pelembab agar kulitnya tidak kering.

STUDY TOUR : 00L 01L (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang