jalan lain

29 8 0
                                    

Heejin mendapati dirinya tengah duduk disebuah lapangan tandus. dia melihat ke sekitar, dan disana tidak apapun. hanya padang tandus yang luas. heejin mencoba untuk berdiri, namun kakinya tidak dapat digerakkan. dicobanya untuk bangkit berkali-kali, namun tetap saja heejin gagal untuk menggerakkan kakinya. kakinya terasa seperti  menempel pada tanah.

"aduh! ini kenapa? kaki gue kok ngga bisa digerakin?" keluh heejin.

tiba-tiba kabut dingin turun dari langit. membuat heejin menggigil karna udara yang dihasilkan kabut itu sangat rendah.
ditengah rasa dingin yang menimpanya. sebuah suara kilatan pedang mengalihkan perhatian heejin.
heejin perlahan menoleh ke belakang, dan disana dia mendapati sebuah pedang terjulur didepan wajahnya. mata heejin membelalak kaget. pedang mengkilap tajam itu kini sejajar lurus posisinya dengan hidung heejin.

mata heejin berkaca-kaca. nafasnya pun tertahan karna kaget. tubuh heejin membeku saat itu juga.
heejin menggigit bibirnya kuat agar isakan tangis tidak keluar dari sana.

"lihat dirimu!" bentak suara yang sepertinya tidak asing ditelinga heejin.
"bukan aku yang akan menusukkan pedang sialan ini padamu. tapi bajingan itu!" ucap suara tadi.

heejin hanya melirik sedikit kedepan. lalu sebuah benda dingin menempel diwajahnya. ternyata itu pedang, sosok pemegang pedang tadilah yang menempelkan pedangnya itu pada pipi heejin, dan mendorong perlahan wajah gadis itu untuk melihat kearah depan.

"lihat dia! dia yang membunuhmu! dia yang membuatmu mati! di si bajingan itu!" bentak sosok berpedang itu.

heejin menangis.

didepannya kini ada sosok lelaki dengan pakaian putih dan rambut panjang yang familiar baginya sedang bersujud dihadapannya. sosok itu tak menampakkan wajahnya, dia tertunduk bersujud diatas tanah sambil menangis.

"dengarkan suara tawa iblisnya..." bisik sosok itu pada telinga heejin.
"kau dibodohin olehnya..." lanjut sosok itu.

lalu suara tawa lelaki mulai terdengar ditelinganya. suara tawa itu sangatlah menyiksa dan menyakitkan bagi heejin. sepertu disetiap tarikan nafasnya terasa seperti sayatan pedang dihatinya. heejin mulai menutup telinganya dengab kedua tangan.

"heejin...." teriak sosok yang bersujud didepannya.

lalu suara tawa jahat itu mulai diselingi oleh suara tangis yang menyakitkan. perasaan heejin semakin tidak karuan. dia merasa sakit, kecewa dan rindu terhadap sesuatu secara bersamaan.

"tolong berhenti...." lirih heejin sambil menutup telinganya.

sosok membawa pedang itu tertawa. tawanya sangat familiar. disusul oleh tawa laki-laki yang menyesakkan bagi heejin. dan sebuah jeritan tangis laki-laki yang bersujud dihapan heejin.

"aku mohon berhenti!" suara heejin mulai naik. matanya tertutup rapat, dengan kedua tangan yang menutup telinganya sendiri. heejin menangis memohon kepada semua suara dan sosok itu untuk pergi.

"aku bilang berhenti!!" teriak heejin sekuat tenaga.

dan secara ajaib, semua suara itu hilang. heejin menundukkan kepalanya. tangannya terkepal kuat menahan takut dan amarah. air mata tetap mengalir dari kedua maniknya. kini heejin tidak mendengar suara apapun. tanah tandus ini sangat hening, berbanding terbalik dengan keadaan beberapa saat lalu. bahkan heejin bisa mendengar nafasnya sendiri sekarang.

perlahan heejin mencoba membuka matanya, dia ingin melihat ke sekelilingnya. apakah masih ada orang atau tidak. ya, heejin hanya ingin memastikan. heejin penasaran, kemana pergianya semua suara yang tadi saling bersautan. pelan-pelan heejin membuka mata, dan menegakkan kepalanya dengan sedikit takut.

STUDY TOUR : 00L 01L (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang