Chapter 18

676 93 11
                                    

- Di Tepi Jurang -

Jarak Hinata dan Sasuke semakin jauh, hal ini disebabkan oleh seorang musuh yang mulai bermain serius. Para shinobi yang awalnya sibuk bertarung melawan pasukan Juubi kecil, menghentikan serangan mereka ketika tiba-tiba para pasukan Juubi itu tergeletak begitu saja di atas tanah bebatuan tanpa alasan yang jelas. Sesudahnya tubuh utama Juubi menghilang secara misterius.

Ini membuat para shinobi kebingungan dan membuat tanda tanya di kepala mereka masing-masing akan peristiwa yang terjadi. "Kenapa?"

Sakura yang berdiri di atas Katsuyu menoleh ke arah Hinata, bertanya kepadanya setelah melihat Hinata yang rupanya sudah mengaktifkan byakugan sedari awal. "Apa yang terjadi, Hinata-chan?"

Hinata sedikit menyipitkan kedua matanya, dia melihat prosesnya. Hanya saja Hinata tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Sakura. Saat ini, ia sedang fokus memikirkan sesuatu yang terus mengganggu di dalam kepalanya. Ia melihat seorang laki-laki berambut hitam pendek mengenakan mantel yang sama dengan mantel yang digunakan Madara sebelum pergi berperang. Topeng milik laki-laki itu telah hancur dan Hinata bisa melihat wajahnya dengan jelas. Sebenarnya siapa laki-laki itu?

Setengah bagian kanan wajahnya meninggalkan bekas luka yang parah, menyerupai kerutan. Jelas bukan seperti patung Madara yang berdiri di Lembah Kematian bersama hokage pertama. Yah, sedari awal Hinata tidak pernah menaruh kepercayaan dan terus memendam rasa curiga.

"Hinata-chan?" Sakura menyadarkan Hinata.

"Juubi menyerap laki-laki itu secara sempurna." ujar Hinata pada akhirnya.

Laki-laki itu telah berevolusi menjadi jinchuuriki Juubi. Naruto, Sasuke, dan para hokage yang lain bertarung melawan laki-laki itu terus menerus. Di lain sisi, hokage pertama terlihat tengah bertarung bersama seseorang. Hinata mencoba memperhatikan orang itu secara seksama dengan masih dalam mode byakugan. Kali ini, ia benar-benar melihat seorang Uchiha Madara yang sesungguhnya.

Terdengar suara ledakan di bagian depan sehingga Hinata memilih menoleh menatapnya. Amaterasu berkobar-kobar di atas tanah. Sakura yang penasaran akhirnya bertanya lagi kepada Hinata mengenai keadaan Naruto dan Sasuke.

"Mereka berdua tersenyum." Sakura mengerjapkan kedua mata emerald miliknya, lantas ikut tersenyum.

Jinchuuriki Juubi mengeluarkan empat Bijuudama, setelahnya membuat kotak pelindung persis seperti yang dibuat oleh para hokage sebelumnya. Dia membuat itu dengan tujuan agar para shinobi terkena Bijuudama dan tidak bisa menghindar. Bijuudama ditembakkan, namun sebelum itu para shinobi tiba-tiba berada di luar kotak pelindung entah bagaimana. Bijuudama menyerang mengenai kotak pelindung tersebut.

Beberapa menit setelahnya, para shinobi dibuat terkejut dengan kemunculan Juubi. Kotak pelindung menghilang perlahan, namun siapa sangka justru Juubi berubah bentuk menjadi sebuah pohon raksasa dengan akar-akar yang tumbuh dan mengejar para shinobi.

Mereka akan melilit tubuh seorang shinobi, sesudahnya menyerap seluruh chakra sampai orang tersebut meninggal. Para shinobi jelas berlari ketakutan. Sayang sebagian dari mereka terjebak di dalamnya yang mulai memerangkap arah jalan keluar. Tak sedikit shinobi yang tergeletak dikarenakannya.

Naruto merasakan sakit di hati, Sasuke berdiri di depannya dengan Susanoo sempurna yang memiliki kaki bersama Juugo. Naruto menggunakan mode Bijuu sempurna mendampingi Sasuke di sebelah kanan. Mereka berdua bertempur melawan Jinchuuriki Juubi.

Sempat dikalahkan dan tumbang sebentar, Naruto dan Sasuke berdiri bersama dan tanpa sadar membuat mode Bijuu dan Susanoo bergabung menjadi satu dengan salah satu tangan memegang pedang.

Naruto meminta bantuan kepada Hinata. Ia menyanggupi dan berlari menghampiri ke arah Naruto dan Sasuke, datang bersamaan dengan rookie lain terkecuali Sakura. Mereka masuk ke dalam ekor dan membawa Rasengan keluar untuk menghancurkan perisai Jinchuuriki Juubi.

Kerjasama Sasuke dan Naruto membuahkan hasil, Jinchuuriki Juubi menghilang dan mengembalikan sosok laki-laki bersurai hitam. Ketujuh bijuu pun keluar dan menampakkan wujud masing-masing tubuh. Naruto dan Sasuke terpisah, begitu juga dengan Hinata dan para rookie. Mereka belum bisa merasa lega karena masih mempunyai sebuah masalah dan tingkatannya lebih berat dari ini.

Uchiha Madara.

Hinata menatap pertarungan para monster yang tengah sibuk melawan Madara. Hinata sudah tahu apa yang akan terjadi ketika Madara sudah memanggil Patung Mazo. Tidak ada yang bisa dilakukan karena tali-tali bergerak dengan cepat melingkari leher masing-masing bijuu. Memaksa mereka bersembilan masuk ke dalam patung monster berwujud setengah manusia itu.

Naruto dibawa pergi secepat mungkin oleh Sabaku Gaara, si kazekage keempat. Hinata melangkah pergi meninggalkan tempat, berencana untuk bergabung dengan tim sepuluh. Memikirkan tindakan apa yang harus dilakukan oleh para aliansi ketika bencana besar datang di pihak mereka secara tiba-tiba.

Hinata menghentikan langkahnya setelah sepuluh menit ia pergi. Ia sempat merasakan kehadiran chakra Sasuke, akan tetapi sekarang itu tidak dapat dirasakan lagi olehnya. Tanpa berpikir panjang, Hinata segera berputar kembali menuju tempat awal. Memang Hinata merasakan chakra Sasuke dari sana.

Hinata melangkah dengan sangat cepat, sesegera mungkin mengaktifkan byakuugan. Chakra Sasuke dapat dirasakan kembali oleh Hinata walaupun terasa samar-samar. Dari arah jam sebelas, ia menemukan Sasuke. Kedua netra amethyst melebar. Sasuke? Laki-laki itu jatuh terlungkup di atas tanah dengan sudut bibir mengeluarkan cairan merah yang banyak di sekitarnya.

Apa yang-?!

Gaara meletakkan Naruto dengan posisi terlentang di atas pasir miliknya. Gaara mendekati Tsunade dan langsung meminta bantuannya. Tsunade tidak bisa melakukan sesuatu terlalu banyak untuk sekarang, yang bisa dia lakukan hanya meminta Sakura untuk menggantikan.

"Naruto!!" pekik Sakura saking terkejutnya.

"Akan ku jelaskan di dalam perjalanan, ayolah." Gaara menekan suara baritonnya, sungguh tidak ada waktu. Sakura mengangguk cepat, mulai bergerak naik ke atas sebuah pasir yang membawa Naruto. Gaara kembali melanjutkan perjalanan dengan kecepatan tinggi.

*

Pikiran Hinata berkecamuk. Namun itu sedikit berkurang karena ketika ia datang, Sasuke ditemani oleh seseorang yang ia kenali. Yakushi Kabuto. Hinata bertanya tanpa berbasa-basi kepadanya. Kabuto menjawab dengan tenang tentang bagaimana dia yang mencoba untuk menyelamatkan Sasuke.

Tanpa lama sesudah itu, kelompok Taka datang bersama Orochimaru yang menghampiri keduanya. Mereka jelas dilanda kepanikan yang sama. Kelima orang itu berusaha untuk membantu Kabuto, namun laki-laki setengah ular tersebut segera menolaknya untuk alasan yang tidak ingin dibantah. Suasana menegang, bermacam-macam pikiran memenuhi kepala empat orang.

"Madara menusuk jantung Sasuke." kata Kabuto setelah terdiam cukup lama.

Ada kemungkinan Sasuke datang terlebih dahulu dari yang lain ke arah Madara, sehingga ia bersikeras untuk melawan musuh sendirian. Semuanya termenung, terkecuali Karin yang menangis sesenggukan seraya meremat jubah Akatsuki bagian lengan yang dikenakan oleh Suigetsu.

Tidak ada yang percaya jika Sasuke akan berakhir di sini. Bahkan walaupun hanya diibaratkan, maka tetap tidak boleh. Dia adalah mahakarya klan Uchiha yang terakhir. Bagaimanapun, mereka akan melakukan apa saja agar dia tetap hidup dan segera pulih.

Tidak ada yang berubah dari raut wajah Hinata, akan tetapi kedua tangan di samping badan mengepal kuat. Sungguh, tidak bisa melakukan apa yang ia inginkan karena Kabuto memperingatkan sekali lagi untuk tidak membantunya menyelamatkan Sasuke. Mereka hanya bisa mengandalkan dan berharap banyak pada laki-laki itu. Madara harus bertanggung jawab jika sesuatu terjadi kepada Sasuke.

.
.
.

Ada orang? 🥲

What If : Akatsuki adalah HidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang