- Akatsuki -
"Dengar, sekarang kau sedang berada di alam mimpi. Aku sengaja muncul ke dalam alam mimpimu karena aku yakin hari ini dan mungkin besok, kau tidak akan ada waktu untuk bertemu denganku." ujar Kaguya.
"Kenapa tidak sedari tadi saja saat aku berada di pinggir sungai, Kaguya–kaasan?"
"Sebenarnya tadi memang aku akan menemuimu. Tapi ternyata Pain datang lebih dulu." Hinata mengangguk paham.
"Lalu, Kaasan mau memberitahu aku apa?"
"Aku telah mewariskan sedikit chakra dan jutsu-jutsu milikku kepadamu semenjak kau lahir ke dunia ini." katanya sambil mengelus puncak kepala Hinata.
"Demo.. kenapa?" Hinata melebarkan kedua matanya
"Ada beberapa alasan kenapa aku mewariskan semua itu kepadamu," Kaguya menjeda perkataanya sejenak.
"Pertama, karena aku memang ingin melakukannya. Aku ingin mewariskan semua itu pada cucu perempuanku yang berasal dari klan Hyuga."
"Kedua, cucu yang ku maksud itu adalah yang mempunyai julukan Putri Byakugan.. dan kau memiliki julukan itu, Hinata."
"Aku..? Putri Byakugan?" Hinata menunjuk dirinya sendiri sambil mengerjap pelan, mukanya terlihat sangat imut jika seperti itu. Sementara Kaguya hanya mengangguk pelan.
"Dan terakhir, karena aku tahu takdir kehidupanmu. Salah satunya yaitu takdirmu tentang yang satu ini.."
Hinata hanya mampu terdiam dan melamun. Rasanya semuanya sangat mendadak. Dimulai dari kemunculan Pain dan tentang Akatsuki, kemunculan Kaguya dan warisan-warisan yang diberikannya, hingga ia yang mempunyai julukan Putri Byakugan. Semua itu membuatnya pusing dan dia harus mencernanya dengan baik.
Hingga saat suara Kaguya membuyarkan lamunan Hinata, "Kau tidak perlu khawatir. Semua akan baik-baik saja."
Hinata perlahan tersenyum lalu mengangguk, ia percaya pada Kaguya sepenuhnya. "Wakatta.."
Kaguya ikut tersenyum tipis, "Nah Hinata, aku akan mengajarimu beberapa jutsu yang aku wariskan padamu."
"Ha'i..!"
Kaguya pun mulai mengajari jutsu-jutsu yang telah diwariskannya kepada Hinata. Hinata memperhatikan dengan seksama setiap apa yang dilakukan dan dikatakan oleh Kaguya. Waktu terus berlalu tanpa disadari keduanya.
"Wakatta, Kaguya–kaasan..!"
Kaguya lagi-lagi tersenyum tipis. Setelah beberapa waktu Hinata hanya bersedih dan menangis, kini anak itu kembali tersenyum dan ceria.
"Arigatou gozaimasu..!" cicit Hinata seraya ber-ojigi.
Kaguya hanya mengangguk lalu memeluk Hinata dengan erat. Dalam keadaan ini, ia bisa merasakan pelukan hangat Kaguya dan tentu saja menyambut pelukan itu dengan senang hati.
"Dengar, jiwa ku akan selalu bersamamu setiap waktu. Kau bisa memanggilku kapanpun dan di manapun kau mau, tidak perlu khawatir sendirian." Kaguya mengelus puncak kepala Hinata lagi.
"Sekali lagi terima kasih banyak, Kaasan."
"Tentu, Hinata. Baiklah aku pergi dulu... Hanya itu tadi yang ingin aku katakan. Jangan lupa, aku selalu ada untukmu.." Kaguya melepas pelukannya. Ia tersenyum tipis dan perlahan-lahan menghilang. Ketika Kaguya benar-benar menghilang, Hinata terbangun dari tidurnya.
"Akhirnya bangun juga, kau hampir tertidur selama satu jam. Aku tidak bisa membangunkan mu entah kenapa." Pain terlihat kesal.
*
KAMU SEDANG MEMBACA
What If : Akatsuki adalah Hidupku
Fanfiction[BOOK I] [SasuHina] [Canon] Semua sudah digariskan kepadaku dan aku sudah ditetapkan seperti ini. Yang perlu ku lakukan hanyalah mengikuti alurnya. Aku tidak keberatan selama berada di dalam lingkaran yang penuh akan hitam putih, karena siapapun tah...