- Misi -
Hinata melihat ke sekitar, bukankah tadi ada empat shinobi yang menghalanginya? Kenapa sekarang hanya tersisa dua orang? Lalu kemana perginya dua shinobi tadi?
DUAK!
Lengan sebelah kanan Hinata terasa sakit karena tiba-tiba ada yang menendang lengannya, ia bergegas melompat ke bawah. Dalam keadaan seperti ini, otaknya berkerja secara cepat dan mengaktifkan byakugan miliknya. Beberapa detik selanjutnya, kaki kiri Hinata mengayun ke samping kiri.
DUAK!
"Akhh!" jerit seorang wanita yang kini tubuhnya perlahan-lahan mulai terlihat. Hinata melirik ke sebelah kanan, ada seorang pria yang masih berdiri di atas dahan pohon. Dialah yang tadi telah menendang lengan kanannya.
Mereka adalah dua shinobi yang Hinata pikir sudah pergi tadi. Rupanya mereka menggunakan teknik kamuflase dengan daerah di sekitarnya. Karena Hinata menggunakan byakugan, maka jutsu kamuflase mereka langsung terlihat.
Pria yang tangan kanannya sempat retak tadi kini pulih kembali. Diikuti wanita berambut pirang dan wanita yang ditendang oleh Hinata tadi. Tubuh pria berambut cokelat yang berdiri di atas dahan pohon perlahan-lahan mulai terlihat, dia turun ke bawah.
Empat shinobi Desa Iwa berlari, bersiap akan menyerang Hinata sekaligus dengan menggunakan jutsu masing-masing. Namun sebelum itu terjadi, Hinata segera melompat ke atas. Empat shinobi itu menghentikan larinya masing-masing dan Hinata turun di belakang mereka.
Empat shinobi Desa Iwa membalikkan tubuh mereka masing-masing, papat mereka lihat kedua tangan Hinata yang terlentang lurus sejajar bahu. Tidak lama kemudian Hinata mengucapkan sesuatu, "Amenominaka."
Amenominaka adalah salah satu jurus yang diwariskan Kaguya kepada Hinata. Ia memindahkan dirinya dan empat shinobi itu ke dalam dimensi lain, yaitu ke dimensi lava.
Empat shinobi itu pun memekik karena saking kagetnya mereka tidak lagi merasakan tempat pijakan untuk berdiri. Mereka jatuh seraya menjerit meminta pertolongan, namun pada akhirnya mereka tenggelam ke dalam lahar yang sangat panas di bawah. Di dalam dimensi ini, Hinata mampu untuk melayang. Ia hanya menatap datar empat shinobi yang tenggelam itu. Perlahan-lahan portal dimensi terbuka dan ia segera masuk.
Portal dimensi milik Hinata terbuka lagi, lalu Hinata keluar dari portal tersebut. Portal itu menutup dengan sendirinya secara perlahan. Kini Hinata kembali ke tempat semula, dimana dia dihadang oleh para shinobi asal Desa Iwa tadi. Hinata segera pergi melanjutkan perjalanannya yang sempat terhenti.
Dua jam kemudian, akhirnya Hinata sampai di depan Desa Iwa. Pegunungan berbatu yang mengelilingi desa dan negara itu, memberikan sebuah benteng alami. Keuntungan desa dari posisi ini dan juga kebanggaannya adalah pertahanannya yang kuat. Desa Iwa berada di antara pegunungan yang terdiri dari air terjun kecil yang sempit.
Sebelum Hinata masuk, ia membuka jubah Akatsuki miliknya. Menggantinya dengan jubah polos berwarna hitam yang terlihat biasa. Dia melepas ikat kepala yang menggantung di sekitar lehernya lalu disimpan di dalam saku celananya. Topi caping berumbainya masih tetap bertengger apik di atas kepalanya.
Portal dimensi kembali dibuka, ia pun masuk ke dalam. Tidak lama kemudian, portal itu terbuka lagi dan selanjutnya pergi keluar. Saat ini, dirinya sudah berada di dalam Desa Iwa. Ketika Hinata tiba di dalam, ia hanya bisa melihat bangunan-bangunan tinggi yang terdiri dari batuan besar dan kecil. Ia pun segera melaksanakan tugasnya.
Ia berjalan melewati bangunan-bangunan tinggi dan kokoh, beberapa langkah kemudian ia berhenti. Tidak jauh dari tempatnya berdiri, ada seorang pria yang sedang tertawa bersama anak perempuan. Hinata hanya menatap pemandangan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
What If : Akatsuki adalah Hidupku
Fanfiction[BOOK I] [SasuHina] [Canon] Semua sudah digariskan kepadaku dan aku sudah ditetapkan seperti ini. Yang perlu ku lakukan hanyalah mengikuti alurnya. Aku tidak keberatan selama berada di dalam lingkaran yang penuh akan hitam putih, karena siapapun tah...