- Diketahui -
Tiga tahun berlalu...
Hinata kini menjelma menjadi gadis yang cantik dan kuat. Langkah kakinya mendadak terhenti. Ingatannya kembali mengingat kejadian beberapa tahun silam, saat dirinya, Itachi, dan Kisame bertemu Sasuke di Konoha.
Selepas meneriaki nama Itachi, Sasuke menatap Itachi dengan tatapan penuh kebencian. Sasuke hanya fokus pada Itachi sehingga dia tidak menyadari jika ada sepasang mata yang mengintipnya dibalik topi berumbai yang dipakainya.
Sasuke maju dengan jurus Chidori-nya, berniat untuk menyerang Itachi. Itachi pun meladeni serangan adik kesayangannya itu, terjadilah sedikit pertarungan di antara keduanya.
Hinata segera menepis ingatannya. Ia tidak peduli, hanya saja..... Tiba-tiba, kembali mengingat kejadian yang lain. Hinata segera memutar tubuhnya dan pergi menuju markas.
"Hey, Hinata.. kau pergi kemana saja, hm?" cakap seorang laki-laki begitu melihat Hinata masuk ke dalam markas.
Hinata hanya menatap sekilas laki-laki itu dan tetap melangkah maju. Laki-laki itu mendengus, Hinata mengabaikannya 'lagi'. Laki-laki itu lalu berkata, "Apakah kau ingat saat masih genin dan saat sedang polos-polosnya waktu itu, hm?"
Hinata diam sambil terus berjalan melewati laki-laki itu tanpa sedikitpun meliriknya lagi. "Waktu itu, kau terus berusaha untuk merubah sifat dan sikapmu. Apa memang sesulit itu untuk merubah semuanya, hm...?"
"Tapi kau sekarang telah berubah drastis, huh." oceh laki-laki itu terus-menerus. Hinata memutar tubuhnya dengan tangan kanannya maju ke depan, sejajar bahu. "Tomogoroshi no Haikotsu."
"Hey, hey, aku hanya bercanda. Selalu saja reaksimu begitu ketika aku mencoba mengganggumu, hm." keringat dingin membanjiri tubuh laki-laki itu.
"Deidara, berhentilah untuk mengganggu Hinata terus-menerus. Kau bisa mati saat ini juga." Pain datang dari belakang.
Apa yang dikatakan Pain memanglah benar. Hinata bisa saja membunuh Deidara saat ini juga karena dia telah mengeluarkan salah satu jurus yang diwariskan Kaguya. Jurus itu pernah dipakai Hinata untuk melawan Shiro Zetsu beberapa tahun yang lalu.
Hinata sengaja mengeluarkan jutsu itu agar Deidara takut dan tidak mengganggu Hinata terus-menerus. Kendati demikian, laki-laki berkucir itu justru tetap mengganggunya.
"Ya baiklah, hm." Deidara hanya bisa pasrah ketika ketua organisasi Akatsuki turun tangan untuk membantu Hinata. Setelah mendengar hal itu, Pain langsung berlalu pergi diikuti Hinata dan Deidara yang masuk ke ruang rapat.
"Aku masih ingat wajahmu yang polos dan imut, hm." Anak itu tidak berhenti.
Hinata menatap Deidara dengan jengkel, "Ck.. urusai, Deidara-nii!"
KAMU SEDANG MEMBACA
What If : Akatsuki adalah Hidupku
Fanfiction[BOOK I] [SasuHina] [Canon] Semua sudah digariskan kepadaku dan aku sudah ditetapkan seperti ini. Yang perlu ku lakukan hanyalah mengikuti alurnya. Aku tidak keberatan selama berada di dalam lingkaran yang penuh akan hitam putih, karena siapapun tah...