Chapter 10

2.5K 261 64
                                    

- Bertemu -

"Aku tak tahu apa tujuannya saat kemarin dia datang ke desa kita bersama... mungkin, dengan seorang gadis. Penampilannya berbeda kali ini, dia mengenakan kimono panjang berwarna biru.."

"Seorang gadis? Apakah dia memiliki mata berwarna hijau tua dan rambut pirang panjang bergelombang yang mencapai punggung?"

"Iya benar, ciri-cirinya persis seperti yang kau katakan."

"Itu artinya Utakata–san bersama Hotaru–san.."

"Ah, jadi dia gadis yang bernama Hotaru..."

"Jadi... kau benar-benar tidak tahu apa tujuannya datang kembali?"

"Seperti yang kubilang tadi, aku sama sekali tidak tahu... lagian dia seorang ninja pelarian, kan."

"Wakatta, aku sedikit berharap agar dia baik-baik saja karena pasti ada yang mengincarnya selama menjadi jinchuriki Rokubi.."

Misi Hinata untuk kali ini juga akhirnya terselesaikan.

Tap

Tap

Hinata melewati dahan pohon-pohon. Ia berencana untuk pergi ke Desa Oto karena ada sesuatu yang harus ia lakukan di sana. Menuju Desa Oto, Hinata harus melewati markas mereka, Akatsuki.

"Berhentilah Hinata! Ini perintah dari ketua, hm!" teriak salah satu manusia yang sangat menyebalkan bagi Hinata. Siapa lagi kalau bukan dia, yang selalu mengganggunya dan yang selalu mengatakan jika seni itu rapuh.

Hinata akhirnya memilih turun dari tebing dan mendekati mereka berdua, "Kalian membawanya."

"Seperti yang kau lihat, ayo cepat masuk." kali ini tutur seorang manusia yang selalu kesal jika diperintahkan untuk menunggu.

Tangan kanan Deidara terangkat membentuk segel tangan hitsuji. Tak lama kemudian, cahaya merah terpancar di bagian huruf dan tepi kertas segel yang menempel di batu besar, pintu masuk markas. Batu besar itu perlahan terbuka dan mereka pun masuk ke dalam. Rupanya ketua sudah datang terlebih dulu, "Persiapkan diri kalian." katanya.

Batu besar tadi perlahan tertutup. Jinchuriki Ichibi diletakkan di atas tanah, setelah itu ketua membuat segel tangan berupa kuchiyose. Patung besar yang Hinata lihat waktu pertama kali bergabung dengan Akatsuki, keluar dari tanah perlahan-lahan.

"Berkumpul," perintah sang ketua sambil mengeluarkan segel tangan lagi. Enam anggota Akatsuki lainnya keluar, berdiri di atas jari patung besar itu sesuai letak cincin di jari mereka masing-masing. Mereka menggunakan teknik tubuh lentera, dimana penggunanya mengirimkan 'gelombang pikiran' yang diubah menjadi chakra. Saat ketua menyampaikan pikiran anggota, mereka dapat melakukan percakapan dan menggunakan berbagai teknik.

"Ayo mulai."

Deidara dan Sasori melompat ke atas jari patung besar itu. Sementara itu, Hinata tetap berdiri di bawah untuk berjaga-jaga. Ia tidak mendapatkan cincin seperti anggota yang lain. Hal itu dikarenakan salah satu mantan anggota Akatsuki yang bernama Orochimaru, mencuri cincin yang seharusnya dipakai di jari kelingking tangan kirinya.

Mulut patung itu yang sebelumnya tertutup oleh sesuatu, kini mulai terbuka untuk bersiap-siap. "Penyegelan berlangsung selama tiga hari tiga malam, jadi kalian harus berhati-hati dengan tubuhnya."

"Hinata berjaga-jaga di dalam, Zetsu awasi area luar dengan jarak terjauh mu." lanjut ketua.

"Ha'i.."

"Tiga hari, ya." cakap si biju tanpa ekor.

"Sebaiknya segera kita mulai." sahut ketua.

"Ya/Benar."

What If : Akatsuki adalah HidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang