- Inilah Waktunya -
"Otsutsuki... Kaguya.."
Sosok yang berubah dengan mata rinne sharingan yang menyala di tengah dahi ialah Kaguya, sang Dewi Kelinci. Wanita itu menajamkan kedua mata byakugan-nya karena melihat lambang matahari dan bulan sabit di telapak tangan Naruto dan Sasuke. Dia terlihat marah, maka menghempaskan kedua anak laki-laki itu menggunakan rambut panjangnya.
Kaguya menyerang Sasuke dan Naruto dengan untaian-untaian rambut, namun diserang oleh keduanya menggunakan jutsu masing-masing yang dimiliki. Kaguya melemparkan keduanya dengan jarak yang cukup jauh. Ketika Kaguya melewati Sakura dan Kakashi, mereka tidak bisa bergerak karena tubuh bereaksi terhadap chakra yang sangat mengerikan itu.
"Kalian titisan Ashura dan Indra, ya?" lirih wanita itu dengan mengaktifkan byakugan. Ketika sibuk meneliti chakra Sasuke dan Naruto, Kaguya mendapati sesuatu yang mengganjal. Wanita itu pun segera memastikan sesuatu tersebut. Tanpa menunggu lama, dia mengeluarkan jutsu Yomotsu Hirasaka dan masuk ke dalam portal dimensi dengan gerakan mundur, lalu menghilang tanpa jejak.
Naruto dan Sasuke dilanda rasa bingung, "Kira-kira kemana Kaguya pergi?"
"Naruto, gunakan indera perasa milikmu. Aku akan menggunakan kemampuan mata kiri ini. Lakukan sejauh dan semaksimal mungkin." Sasuke menatap Naruto dengan serius, oleh karenanya Naruto langsung mengangguk paham. Saat keduanya sibuk melakukan tugas masing-masing, Kakashi membawa tubuh Obito bersama mereka untuk diobati oleh Sakura.
Portal dimensi hitam terbentuk dan tidak lama kemudian keluarlah tubuh Kaguya sepenuhnya. Wanita itu melayang dan berdiri di hadapan sebuah kepompong shinobi. Zetsu hitam yang bersembunyi di dalam sela lengan kiri Kaguya mengernyit heran, "Ada apa, Kaasan?"
Wanita bertanduk itu hanya diam dan akan melakukan apa yang dia inginkan. Salah satu tangannya memotong sebuah untaian yang menghubungkan kepompong dengan akar pohon Shinju. Brukk. Sebuah kepompong shinobi jatuh dan Kaguya turun mendekatinya.
Kedua tangan seputih es milik wanita itu merobek kulit-kulit kepompong. Hinata berada di dalam benda itu dengan keadaan tidak sadarkan diri. Zetsu memprotes tindakan Kaguya dan meminta agar segera memusnahkan empat tikus kecil.
"Apa yang Kaasan lakukan? Ayo kita segera membunuh mereka secepat mungkin dan segera menciptakan dunia sebagaimana mestinya, Kaasan!" Zetsu menggeram dan memberatkan suaranya. Kedua mata byakugan Kaguya menajam lalu menjawab dengan nada tidak suka, "Kau ku ciptakan bukan untuk mengatur keinginanku, Kuro Zetsu."
Kuro Zetsu marah namun hanya bisa diam. Sedangkan wanita itu berusaha membangunkan Hinata dari mimpi Mugen Tsukuyomi dengan mengusap pipi kirinya. 'Hubungan apa yang sebenarnya dimiliki oleh dua perempuan ini?'
Keringat Sasuke meluncur melalui salah satu pelipisnya, kemudian memegang mata kiri. "Aku tidak bisa menemukannya. Mata ini belum mampu menjangkau titik yang terlalu jauh."
Naruto masih diam di tempatnya sambil fokus menutup mata. Harapan satu-satunya terletak pada laki-laki berkumis kucing itu. Mereka terdiam hingga sampai Naruto berseru bahwa dia menemukan keberadaan Kaguya melalui indera perasa chakra. Tidak berpikir lama, mereka berempat bergegas pergi ke tempat dimana Naruto merasakan chakra besar Kaguya.
*
Kedua mata byakugan berwarna amethyst itu terbuka perlahan-lahan menyesuaikan sekitarnya. Mata cantik itu saling bertatapan sebentar sebelum akhirnya Hinata memutuskan untuk bangkit terduduk. "Kaguya... kaasan..?"
KAMU SEDANG MEMBACA
What If : Akatsuki adalah Hidupku
Fanfiction[BOOK I] [SasuHina] [Canon] Semua sudah digariskan kepadaku dan aku sudah ditetapkan seperti ini. Yang perlu ku lakukan hanyalah mengikuti alurnya. Aku tidak keberatan selama berada di dalam lingkaran yang penuh akan hitam putih, karena siapapun tah...