- Keputusan -
Juugo dan Suigetsu datang menghampiri Sasuke dan Hinata ke dalam gua itu. Setelah ini, Hinata tak mungkin paham lagi dengan jalan pikiran Sasuke. Luas tak tersentuh dan selalu sulit. Yang hanya bisa Hinata lakukan adalah seperti yang telah dikatakan oleh Itachi. Bahkan beberapa saat yang lalu, Sasuke bisa dibilang membangkitkan kembali Orochimaru. Mengapa harus demikian?
Mereka berlima pergi ke Konoha untuk menemukan sesuatu. Hanya dua orang yang mengoceh sepanjang perjalanan, Orochimaru dan Suigetsu. "Jangan bilang kau ingin mengorbankan kami?!"
"Bukan ide buruk, kan?" dari belakang Suigetsu melotot dan berteriak tidak setuju.
Orochimaru tersenyum mengabaikan, ada sesuatu yang membuatnya tertarik. Mata ularnya melirik ke arah samping, "Tertarik dengan klan Hyuga, huh, Sasuke-kun?"
Sasuke menanggapinya dengan, "Seperti yang kau lihat."
Orochimaru menyipitkan mata ularnya seraya tersenyum lagi. "Oh?"
Pada akhirnya, ini akan menjadi salah satu alasan mengapa Orochimaru harus tetap hidup abadi. Rasanya menyenangkan menunggu saat-saat itu tiba nantinya. Sesuatu yang luar biasa akan hadir di masa depan.
Mereka tiba di Konoha. Sebelum mereka benar-benar pergi ke tempat tujuan, Sasuke melihat sebentar pemandangan tengah kota malam itu. Konoha telah banyak berubah, terasa seperti sedang mengingat masa lalu. Biarpun begitu, di sanalah tempat ia dilahirkan.
Ruang rahasia bawah tanah dalam kuil klan Uchiha.
Mereka mengikuti semua syarat-syarat yang tertera di dalam gulungan. Menggunakan sebuah topeng yang dibawa dari kuil klan Uzumaki, merapal salah satu jutsu terlarang – Shiki Fujin, dan menumbalkan empat orang Shiro Zetsu. Para hokage terdahulu yang telah lama meninggal, dipanggil untuk kembali lagi ke alam dunia para shinobi.
Sasuke melakukan itu untuk membuat keputusan terhadap langkah yang akan ia ambil selanjutnya. Bertanya tentang semua hal yang ingin ia ketahui kepada para hokage, terkecuali hokage keempat.
Pada akhirnya, mereka berdiri di atas tebing tertinggi di desa Konoha. Kesembilan orang itu, menatap Konoha yang tengah bertaburan lampu-lampu kota malam. Para hokage bernostalgia, di sisi lain Karin muncul dan langsung menghajar Suigetsu dengan bibir menggerutu.
"Aku tidak akan pernah memaafkanmu, Sasuke!!" teriaknya penuh emosi.
"Maaf, Karin."
Pipi Karin memerah, "Walaupun kau hanya mengucapkan kata permintaan maaf sesederhana itu, kau masih bisa membuatku terpesona."
Karin berjalan ke arah Sasuke dan menunjuknya, "Dengar Orochimaru-sama, Sasuke pernah menikamku–"
"Kebetulan sekali, aku juga pernah. Tapi sekarang, aku ingin membantunya. Ada baiknya, kau juga ikut." potong Orochimaru.
"Eh..? Kurasa tidak ada pilihan." selanjutnya Karin bergelayut manja di lengan kiri Sasuke.
Sejak tadi Hinata melihat ke arah Suigetsu, lama-lama merasa sedikit kasihan juga padanya. Suigetsu tergeletak setelah dihajar habis-habisan oleh Karin, meskipun laki-laki itu tidak bisa terluka. Hinata berjalan ke arahnya dan mengulurkan tangan kanan.
Suigetsu yang awalnya sibuk mengaduh kesakitan lantas sempat terdiam, namun segera bergegas menyambut uluran tangan Hinata. Suigetsu berdehem, "Hm... arigatou..?"
Hinata hanya menatap Suigetsu sebagai tanggapan. Hinata segera memutus kontak mata dengannya setelah dirasa tangan kanannya tak kunjung dilepaskan oleh Suigetsu. Suigetsu yang baru saja menyadarinya sedikit gelagapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
What If : Akatsuki adalah Hidupku
Fanfiction[BOOK I] [SasuHina] [Canon] Semua sudah digariskan kepadaku dan aku sudah ditetapkan seperti ini. Yang perlu ku lakukan hanyalah mengikuti alurnya. Aku tidak keberatan selama berada di dalam lingkaran yang penuh akan hitam putih, karena siapapun tah...