AL-1

148 16 162
                                    

Terlihat seorang pria muda tengah berdiri di samping sebuah peti mati.
Tubuh tingginya terbalut jas hitam yang rapi, dan pandangannya tertuju pada mayat seorang pria tua yang berada di dalam peti mati tersebut.

Nampak dia dengan serius menatap mata sang mayat yang masih terbuka.
Dan tak lama kemudian bibir tipisnya tersenyum pada sang mayat, lalu dia berkata.

"Waktunya sudah tiba. Semoga semua sakit mu hilang."

Ucap-nya pada sang mayat, lalu bergerak mundur satu langkah dan mengambil kamera polaroid yang di simpannya dalam polaroid bag case yang sedari tadi dia bawa. Dia mengambil gambar mayat pria tua itu dan tersenyum setelahnya.

"Shit, sedikit lagi. Arh.."

Erang seorang pria yang tengah menyetubuhi kekasihnya, namun ada kejanggalan di sana. Karena terlihat sang kekasih hanya diam dengan wajah datar dan sikap yang dingin, tak membalas perlakuan pria nya. Dia nampak tidak bergairah dan memilih diam saja, hingga si pria mendapatkan pelepasannya dan mengatur nafas di atas tubuh si wanita.

"Arh.. Huuft.."

Si pria menjatuhkan tubuh di samping wanitanya lalu menyadari kediaman sang kekasih. Membuatnya terpaksa duduk dan menatap wanitanya yang kini ikut beringsut duduk dan membelakangi si pria untuk memakai celana dalam nya.

"Emma.." panggil si pria berwajah ketimuran itu, dan yang di panggil sengaja tidak menggubris. Lebih memilih fokus memakai pakaian dalamnya lalu bangkit dan melangkah lebar meninggalkan si pria.

"Maafkan aku emma.."

Lirih si pria ketika wanitanya melewati dirinya tanpa melirik sedikitpun.

Di tempat lain tepatnya di sebuah sekolah dasar di ujung kota, ada seorang Anak laki-laki yang tengah memasukkan buku-buku sekolahnya ke dalam ransel. Kemudian dua anak lain terlihat memasuki kelas yang sepi itu lalu terkekeh dan menghampiri si anak pertama.

"Woah.. Lihat siapa ini? Si tuli jack."

Ejek salah satu anak seraya mendorong bahu anak laki-laki bermata biru cerah itu. Si anak bernama jack itu berbalik dan hanya diam melihat dua kakak kelasnya yang kini memandang remeh dirinya.

"Hey, kenapa kau diam saja jack? Jadi benar ya, kau itu tuli? Tidak bisa bicara juga? Haha dasar bisu!"

Ejeknya lagi sambil mengajak temannya mendorongi tubuh jack yang jauh lebih kecil dari mereka.

Hingga seorang wanita memasuki kelas dan mengernyit melihat salah satu anak didiknya sedang di rundung oleh murid lain. Sontak saja wanita yang adalah emma, guru di sekolah dasar itu menghampiri dan meneriaki mereka.

"Hey! Apa yang kalian lakukan hah? Ayo pergi. Jangan mengganggu yang lain!"

Marahnya lalu membawa si jack ke belakang tubuhnya. Dua anak nakal tadi tersenyum sengaja meremehkan jack lalu pergi dan keluar dari kelas itu. Sedangkan si wanita memutuskan menaruh tasnya di meja guru dan berjongkok di depan jack.

"Hai jack? Kenapa kau belum pulang? Bukankah semua teman sekelas mu sudah pulang?"

Tanya nya dengan lemah lembut sembari mengusap kepala si jack. Bocah blonde bermata biru mirip seperti warna mata-nya itu menatap lekat.

"Ibu belum menjemput."

Jawab jack dengan santai, membuat wanita itu menghela napas lalu menganggukkan kepala. Terlihat kasihan akan jack yang menjadi murid pendiam dan paling sering jadi korban perundungan oleh murid lain dikarenakan orang tua-nya yang kurang perhatian. Mirip dengan kisah-nya, yang sama sekali tidak dekat dengan ibu-nya.

AFTER | LIFE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang