"No!!"
aku menarik tangannya saat tubuh gagahnya hendak bangkit. Dia menatap ku terkejut, dan entah apa yang merasuki ku. Aku meremas pergelangan tangannya dan menyatukan bibir ku dengan bibir tipis miliknya. Dia membelalak selama beberapa detik, dan aku tak menghiraukan ekspresi nya malah melumat bibirnya lebih dulu tanpa ragu.
Dalam pertama kalinya aku melakukan ini padanya dan dia nampak tidak menduga. Beberapa detik berlalu kurasakan henry menarik tangan dari genggaman ku dan berpindah menyabukkan kedua tangan kekarnya ke perut ku. Mata ku terpejam dan mulut kami akhirnya beradu, tanpa paksaan tanpa rencana. Aku menikmati balasan gerakan lidahnya yang berputar-putar mengelilingi lidah ku yang menjulur masuk ke mulutnya. Kurasakan setetes air liur ku jatuh dan saat kubuka mata melepas ciuman, sisi mulut henry sudah basah karena ku. Matanya redup, dan aku yakin aku lebih redup darinya.
Dia tak tersenyum melihat kelakuan ku, tapi perlahan dia memiringkan kepala dan melanjutkan ciuman kami menjadi ciuman lebih ganas. Gaun ku terangkat karena remasan tangannya di sisi pinggang ku, kurasakan kedua paha ku mengangkang oleh efek dari ciuman bibir dan remasan tangannya di pinggang ku. Ada apa dengan ku? Kenapa aku tidak keberatan dan terasa aku tengah balik menantang.
Menantang untuk mengajaknya bercinta di kamar asing yang beberapa menit lalu membuat ku takut. Kini aku merasakan sebaliknya dan perlahan wajah henry menjadi sangat tampan di mata ku hingga mampu menimbulkan perasaan gerah dalam tubuh ku. Bahkan di keadaan ku yang memakai gaun pendek nan tipis, tak seharusnya aku kegerahan seperti ini.
Napas ku mulai tak teratur, dan mulut ku masih nyaman beradu keganasan dengannya yang tanpa kusadari sudah menelentangkan tubuh ku.
Henry naik ke atas tubuh ku dan menghimpit kedua kaki ku dengan kedua kakinya.
"Emmhh.."
Suara itu membuatnya menghentikan ciuman yang ke dua kali. Dan henry menatap dalam mata ku. Apa dia menyadari apa yang kurasakan di bawah tekanan tubuhnya? Aku... Harus bagaimana kalau dia menyadarinya?
"Apa yang akan kita lakukan setelah ini emma..?"
Pertanyaan itu berhasil membingungkan ku.
"A-aku.. Aku tidak.. Tau."
Suara ku sulit di atur. Terlalu rendah seperti seorang jalang yang butuh belaian. Sialan.
"Emma..."
Telinga ku terasa panas mendengar henry memanggil nama ku dengan suara seraknya. Hingga aku teringat bahwa dia tidak sedang mabuk seperti yang di katakan jennie sebelumnya.
"Henry... Apa kau tidak mabuk?"
Dia tergelak dan menggeleng pada ku.
"Tapi... Jennie bilang kau mabuk."
Dia melirik ke lantai.
"Tidak semabuk itu. Dan aku merasa kaulah yang mabuk saat ini emma."
Tidak, aku tidak mabuk tapi aku bersikap layaknya orang mabuk. Dan ini menyiksa ku, kenapa aku tiba-tiba sangat ingin bersetubuh dengan henry? Kenapa?
"Jack, a-aku harus bertemu dengannya henry."
Dia semakin terlihat bingung.
"Dia bersama jennie di basement."
"Apa kau jujur? Apa dia baik-baik saja? Ku mohon jangan sakiti dia henry, dia hanya seorang bocah. Kalau kau ingin membunuh, bunuh saja aku. Karena dari awal aku seharusnya sudah mati bukan?"
"Apa kau seperti ini untuknya?"
"Tidak--Aku-"
Henry menatap ku dengan lekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER | LIFE
FanfictionGenre : Psychological, Thriller, Romance. Trigger warning, hard words, adult content !! Only for 18+ readers, Be wise in choosing reading !! started on : 11.jun.2022 Completed on : 1.okt.2022 ©Copyright by @babysugar9898