AL-3

84 14 179
                                    

Pagi harinya, emma nampak terbangun lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi harinya, emma nampak terbangun lagi. Seperti sebelum-nya, dia mendapati sosok henry sudah berada di samping-nya. Berdiri dengan tegap dan sarung tangan steril yang membungkus tangan-nya. Tatapan pria itu selalu intens dan mampu mengundang beberapa pertanyaan di otak emma.

Kenapa pria itu seperti sudah terbiasa dengan kejadian semacam ini? Dan siapa dia sebenar-nya?

Lantas emma pun tak memperdulikan kehadiran henry dan memilih berusaha menggerakkan badan-nya yang untung-nya kali ini tidak lagi kaku seperti semalam. Emma mengerang lemah dan berpegangan pada sisi brankar untuk kemudian bertumpu dan duduk. Dan dengan usaha keras-nya, wanita itu berhasil duduk meskipun masih tak bisa setegap orang biasa. Henry mengamati emma yang kini duduk memunggungi-nya.

"Ugh."

Emma menunduk dan melihat tubuh-nya sendiri, yang ternyata sudah terbalut gaun tali kecil berbahan satin warna putih polos. Yang membuat-nya mengernyit lalu menoleh pelan ke belakang, merasa asing dengan gaun yang di pakai-nya. Dan tatapan-nya bertabrakan dengan henry yang masih dengan tatapan intens-nya. Pria itu nampak sangat santai masalah sikap dan tidak mempermasalahkan emma yang bergerak tanpa seijin-nya.

"Bagaimana rasanya bisa bergerak lagi?" tiba-tiba henry bersuara dan berpindah ke depan emma. Dia memeriksa keadaan tubuh emma serta mendekatkan wajah untuk melihat pelipis emma.

"Sebenar-nya kau siapa?" tanya emma memperhatikan henry yang sibuk memeriksa kepala-nya.

"Apa kau merasakan sakit?" henry balas bertanya. Dan emma tak mengerti apa yang pria itu bicarakan.

"Kau belum menjawab pertanyaan ku. Kau siapa? Aku ada di mana?"

Mendengar pertanyaan itu, henry mengalihkan tatapan. Dia menatap emma dengan lekat.

"Nama ku henry wilson. Dan aku pengurus jenazah sekaligus pemilik rumah duka ini. Dan kau sedang berada di ruang pengurusan mayat milik ku. Dan kau jelas tidak merasakan sakit."

Mendengar itu, perasaan emma mulai kacau dan serangan panik dia rasakan seketika. Membuat-nya menggeleng ketakutan dan turun dari brankar hingga jatuh ke lantai karena kaki-nya yang terlalu lemas dan membuat-nya tak seimbang. Melihat itu henry berjongkok pelan di samping emma yang gemetar di lantai.

"Kau terlalu terburu-buru emma. Sebagian tubuh mu masih lemah. Kemari, biar aku membantu mu."

Emma menolak dengan cara menepis tangan henry yang hendak meraih lengan-nya. Wanita itu mengerang tertahan dan berusaha bangkit namun tak bisa. Sehingga henry memutuskan hanya memperhatikan-nya.

"Uugh.. A-kuu.. Mau pulang. Aku tidak mati."

Lirih emma bercampur rintihan karena kaki-nya yang terasa kram. Dia mengesot di lantai dan membuat henry terpaksa bertindak. Pria itu tanpa ijin menggendong tubuh emma membuat wanita itu memekik terkejut dan meronta. Henry membawa-nya kembali ke brankar.

AFTER | LIFE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang