Malam ini emma terpaksa tidur di basement karena mencoba meruntuhkan pertahanan henry. Dia merajuk dan memilih tidur di ruangan dingin itu agar henry merasa bersalah dan memikirkan setiap kata-katanya sehingga nanti pria itu mau mengabulkan permintaannya. Walaupun emma tau tidak akan semudah itu, namun dia harus mencoba menyingkirkan jennie agar dapat mengendalikan henry.
Keberadaan jennie memberikan kekuatan untuk henry karena wanita itu sangat menurut. Jadi dirinya tak bisa leluasa karena emma pun tau jennie di tugaskan mengawasinya oleh henry.
Tapi melihat henry sangat ingin memilikinya, emma memutuskan berjuang untuk kembali ke pelukan shawn sehingga dia harus berani melawan henry dan jennie. Namun dia juga harus bermain pintar agar berhasil dengan rencananya. Dia juga berambisi memasukkan henry ke dalam penjara, dan satu-satunya pilihan adalah dia harus mendapatkan hati henry. Dan menghancurkan hati jennie.
"Really? Kau semanja ini?"
Emma menoleh ke tengah pintu yang di tempati henry berdiri.
"Ya, aku manja. Apa kau kira aku hanya wanita cuek yang mandiri? Terkadang aku manja, jadi jangan terkejut. Biarkan aku disini, pergi temani wanita mu itu! Aku bukan salah satu dari kalian!"
Ketus emma berusaha memancing henry untuk membujuknya.
"Emma, jennie sudah seperti keluarga bagi ku. Tidak mungkin aku membuangnya untuk mu."
"Hm, itulah kenapa aku tidak sudi bersama mu. Kau hanya satu dari ribuan pria hidung belang yang hanya mencoba merayu ku agar mau jadi mainan kedua mu. Maaf, aku tidak bisa dan aku tidak mau."
Henry menghembus napas berat. Dia memijat tulang hidungnya seraya memikirkan cara membujuk emma. Namun suara dering ponsel di saku celananya membuat henry memutuskan meninggalkan emma dan mengunci pintu basement untuk memastikan emma tidak kabur darinya.
"Ck, dasar pria. Mereka semua sama, tidak bisa hidup hanya dengan satu wanita di hidup nya. Bahkan shawn yang kini sangat kurindukan, aku tau seperempat hatinya untuk wanita lain. Tapi meskipun begitu... Aku merindukannya. Ini pertama kalinya aku mensyukuri keberadaannya sebagai kekasih ku. Ku harap dia juga sedang memikirkan ku dan berusaha mencari tau apa aku mati atau masih hidup di sini. Aku tau shawn tidak seburuk itu... Dia mencintai ku."
Emma menunduk mengelus perutnya.
"Setidaknya dia harus datang untuk janin di kandungan ku. Janin ini satu-satunya harapan untuk hubungan kita, aku harus membuat henry tak pernah menyadari bahwa aku hamil. Karena aku yakin dia akan menyingkirkan darah daging shawn ini kalau sampai dia tau aku dalam keadaan mengandung. Janin ini milik ku dan shawn, sekarang aku yakin aku harus tetap hidup untuk bayi ini dan shawn. Persetan dengan rasa kesepian dan kekosongan hati ku selama ini, kali ini aku ingin hidup. Aku ingin hidup untuk kedua manusia yang ku sayang. Tapi apa bayi ini benar-benar masih ada? Sudah berapa kali aku di bius oleh henry? Apa janin yang masih berusia dua bulan sekuat itu menghadapi obat bius? Oh tuhan, aku tidak bisa membedakan apakah janin ku masih ada atau tidak. Kuharap janin kecil ku masih ada. Bertahanlah baby, ibu yakin ayah sialan mu itu masih berusaha mencari ibu karena dia sayang ibu. Dia tidak semudah itu melupakan ibu, jadi ayah mu pasti sedang mencari jalan untuk menemui ibu. Dia pria sialan yang ibu sayang, dan dia harus menyelamatkan ibu dari monster berparas tampan di lantai atas ruangan ini."
Kemudian emma menengadahkan kepala, dia menghirup napas lalu menghembuskannya secara pelan dan panjang. Aroma ruangan itu terasa tak sehat, hanya ada aroma besi dan obat-obatan. Selebihnya, adalah udara kotor yang mengganggu indra penciuman. Emma menahan napas sebentar.
"Aroma di sini sangat tidak enak. Lebih buruk dari terakhir kali aku meninggalkannya. Apa karena aku belum makan? Jadi mudah terganggu dengan aroma? Ugh. Perut ku mual."
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER | LIFE
FanfictionGenre : Psychological, Thriller, Romance. Trigger warning, hard words, adult content !! Only for 18+ readers, Be wise in choosing reading !! started on : 11.jun.2022 Completed on : 1.okt.2022 ©Copyright by @babysugar9898