AL-6

86 13 239
                                    

Emma berjalan mondar mandir di kamar mayat yang sangat membuat-nya penasaran, karena kenapa hanya ada diri-nya dan tidak ada mayat lain? Biasa-nya di rumah duka paling sedikit ada 2 mayat yang di simpan tiap bulan dengan bermacam-macam alasan. Namun kenapa diri-nya hanya sendirian dan dibiarkan kesepian serta ketakutan di sana? terlebih lagi setelah diri-nya melihat hantu yang menampakkan wajah secara terang-terangan. Meskipun tidak di depan henry, namun emma yakin itu adalah hantu dan perkataan hantu tua itu sangat membuat-nya kepikiran.

"Aku yakin ada rahasia atau maksud tertentu dari kata-kata-nya.. Seperti-nya dia membicarakan seseorang dan aku. Tapi seseorang siapa?"

Emma mengusap kasar wajah-nya. Lalu menunduk dan menghela napas lega melihat dan merasakan kaki-nya sudah banyak mengalami kemajuan. Dia sudah bisa berdiri tegap tanpa berpegangan dan berjalan lancar meskipun belum bisa cepat. Namun setidak-nya emma senang dan semakin yakin diri-nya masih hidup. Karena semua yang dia rasakan di tubuh-nya sangatlah mirip seperti yang manusia rasakan. Dingin, hangat, tekstur, perasaan, dan pikiran. Emma merasakan semua hal yang menyangkut kehidupan. Sehingga dia sama sekali tidak mempercayai henry dalam lubuk hati-nya.

"Apapun yang terjadi, aku harus keluar dari sini. Ada yang tidak beres dengan si henry, aku harus cari cara kabur dari-nya."

Emma menoleh ke sekitar, lalu dia duduk di brankar dan memejamkan mata dalam beberapa puluh detik. Hingga kemudian emma membuka mata.

"Siapapun yang ada di sini, dan apapun jenis kalian. Kumohon.. Keluarlah dan beri tahu aku sesuatu.. Aku tau ada hantu di sini, kalian bisa menampakkan wajah kepada ku. Kumohon.. Aku--"

"Kau sangat putus asa."

Emma memutar kepala-nya denga cepat ke pojok ruangan. Sudah jelas ada suara orang lain yang menyahuti-nya. Itu berarti pasti ada mahluk lain di ruangan itu. Yang mana membuat emma menyipitkan mata lalu menghirup napas lewat mulut-nya.

"Kau siapa? Bisa kau memperlihatkan diri mu?" tanya emma tanpa raut takut.

"Ugh, kau sangat berisik nona. Kau bahkan berani merusak ruangan henry, kau pikir kau siapa sehingga berani berbuat seenaknya?"

Emma terkekeh pelan mendengar ucapan mahluk yang belum menampakkan wajah padanya.

"Aku emma taylor, dan aku yakin bahwa pria itu adalah seorang pembohong."

"Henry sudah menunjukkan surat kematian mu bukan? Dan kau masih tak percaya?"

Dengan santai-nya emma turun dari brankar dan berjalan pelan ke pojok ruangan asal suara itu terdengar. Lalu dirinya dengan ragu mengulurkan tangan dan meraba dinding di kegelapan tersebut. Emma mengernyit karena tak merasakan ada tubuh atau semacam-nya di sana. Sehingga diri-nya memutuskan meraba seluruh titik gelap di ruangan itu.

"Kau! Keluarlah! Apapun kau, aku tidak takut pada mu. Jadi cepat tunjukkan diri mu!" pinta emma dengan wajah tegas. Dan suara tawa orang tadi terdengar menggema di ruangan besar nan sunyi itu. Membuat emma menyusuri pandangan ke seluruh titik ruangan.

"Kau ini lucu. Kau hantu dan kau mau melihat hantu lain?" emma menggeleng tak terima di sebut hantu.

"Kau! Di dengar dari suara mu,  sepertinya kau masih kecil. Apa kau seorang gadis? Atau kau masih anak kecil?" tanya emma berdiri di dekat brankar milik-nya sembari terus menyusuri pandangan ke sekeliling-nya.

AFTER | LIFE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang