AL-7

70 12 186
                                    

Emma menempelkan telinga di pintu basement. Dia tengah mencoba memeriksa situasi di luar, agar dapat memilih waktu yang tepat untuk kabur dari tempat itu.

Merasa tak ada suara henry sama sekali selama setengah jam, emma memutuskan memantapkan diri untuk melakukan penyelamatan terhadap diri sendiri. Dia menelusuri pandangan ke sekitar, memastikan tidak ada arwah lain yang akan mengganggu usaha-nya nanti. Dan melihat basement sepi, emma meyakini tidak akan ada arwah lain yang akan mengganggu-nya. Diapun membuka pintu dengan bantuan kunci curian-nya.

Emma mengeluarkan kepala untuk memeriksa keadaan di luar basement, dan betapa terkejut-nya dia saat mengetahui bahwa letak basement yang di tempati-nya ternyata berada di bawah tanah. Membuat-nya dengan cepat keluar basement dan berlari pelan menaiki tangga menuju ke lantai utama rumah duka itu.

Emma menghela napas saat mendapati ruang utama rumah itu sepi dan terlihat cukup aman sampai saat ini untuk-nya. Dia yang berjalan tanpa alas kaki dengan santai-nya menuju dapur yang terhubung dengan ruang utama, emma menyempatkan diri untuk memeriksa isi lemari es di dapur dan memperhatikan sebotol susu murni yang ada di sana. Emma menelan ludah ingin meminum susu tersebut, tapi nampak-nya ucapan henry dan arwah gadis kecil berhasil membuat-nya takut untuk mencoba meminum susu. Takut jika dia akan tau fakta sesungguh-nya tentang dirinya saat ini. Emma takut dia benar-benar sudah mati. Jadi emma memutuskan tidak mencoba menyentuh apalagi meminum susu di botol itu karena kalau sampai dia mencoba minum lalu gagal, itu berarti dia benar-benar sudah mati dan emma tidak mau itu. Dia memilih menahan rasa haus-nya dan menutup kembali pintu lemari es hingga dia di kejutkan oleh sosok gadis muda di pantulan pintu lemari es. Yang mana membuat emma terlonjak kaget dan segera berbalik.

"Siapa di sana?" pekik emma reflek mengedarkan pandangan ke seluruh dapur, namun dia tak melihat ada orang lain di sana yang mana membuat-nya menghirup napas dalam-dalam dan menghembuskan-nya dengan kasar.

Perlahan emma melirik pintu lemari es lagi, dan sudah tak ada lagi sosok seorang gadis asing di sana yang mana membuat emma menggeleng dan merasakan serangan panik dalam diri-nya.  "Shit." umpat emma mengingat bahwa sudah sehari lebih diri-nya tidak minum obat.

"Tenang emma.. Tenang. Kau tidak punya obat, jadi pastikan diri mu tidak menggila dan merusak rencana mu sendiri. Huuuft... Tenang emma.."

Emma menarik napas lalu menghembuskan-nya dengan pelan, dan dia ulang sampai tiga kali. Setelah itu emma kembali fokus pada misi-nya. Dia memutuskan mendekat ke jendela dapur dan memeriksa keadaan di luar, sangat cerah dan tidak ada mobil. Yang mana emma asumsikan pasti henry sedang keluar rumah karena tidak ada mobil sama sekali di halaman rumah besar itu.

Saat emma sibuk mengamati, ada sekelebat orang lewat di pintu dapur. Yang mana membuat emma terkejut dan melebarkan mata melihat ke arah pintu. Namun dengan cepat emma menenangkan diri dan melirik tempat pisau, dia memutuskan mengambil satu pisau yang kemudian dia genggam erat untuk senjata keamanan. Emma pun keluar dari dapur dengan was-was.

"Kalau kau bukan manusia, jangan khawatir. Aku tidak akan melukai mu, karena aku yakin aku tidak akan bisa. Tapi kalau kau manusia, jangan harap aku akan takut pada mu. Aku akan menyerang mu." lirih emma lebih mirip seperti bisikan peringatan untuk sosok misterius yang tak nampak lagi. Dia menyipitkan mata dan menghela napas sangat kasar, lalu menurunkan tangan kanan-nya yang memegang pisau. Emma meyakini itu hanya mahluk halus yang usil dan segera menuju pintu rumah henry.

Di sebuah apotek tengah kota, nampak seorang henry tengah memesan berbagai macam obat dengan resep pribadi-nya. Dan pria itu memeriksa setiap pesanan-nya setelah apoteker memberikan resep pesanan-nya. Henry nampak dengan teliti memeriksa satu persatu pesanan-nya lalu mengangguk pada apoteker setelah dia selesai memeriksa. Si apoteker pun mulai membungkus obat-obatan itu, dan henry merogoh saku jaket-nya untuk niatan mengambil dompet. Namun dia malah menyadari bahwa kunci basement tidak ada di salah satu saku-nya yang mana hal itu membuat-nya terkejut bukan main dan membayar obat dengan cepat. Henry menyadari ini pasti ulah emma.

AFTER | LIFE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang