AL-9

58 11 192
                                    

"Hai honey. Sedang apa?"

Shawn memeluk emma dari belakang dan mengecup tengkuk wanita itu. Emma yang duduk di kursi kerja-nya pun tersenyum tipis dan berkata,

"Aku sedang membuatkan contoh gambaran untuk jack."

Jawab emma sembari mengelus lengan bertato shawn yang melingkar di dada nya.

"Jack? Si korban bully itu?" emma mengangguk singkat lalu mengecup lengan shawn yang mana membuat pria itu menaruh dagu di bahu sebelah kiri emma. Shawn melihat gambar gereja di buku gambar milik emma yang berada di atas meja kerja kekasih-nya itu.

"Hey.. Kau serius? Itu gambar yang sangat bagus dan ku rasa terlalu sulit untuk di tiru oleh murid mu yang masih berumur 9 tahun itu."

Emma menggeleng.

"Andai kau tau sepintar apa jack sebenarnya. Dia pintar menggambar meskipun dia malas untuk mengembangkan bakatnya itu. Dia anak yang berbakat, hanya saja tidak mendapat dukungan dari orang sekitar. Sama seperti ku.. "

Shawn mengerutkan keningnya lalu menggesekkan pipinya ke pipi emma.

"Karena itu kau selalu memberinya contoh gambaran?" tanya-nya berusaha mengalihkan perhatian emma. Yang nampaknya mulai terganggu oleh fakta bahwa diri-nya tidak memiliki banyak orang di sisi-nya.

"Iya." shawn mengangguk lalu menarik dagu emma dan membuat wanita itu menghadapnya. Lalu perlahan shawn mencium bibir emma dan terkejut saat wanita itu menarik diri dari-nya.

"Ada apa? Tidak mau ku cium?" tanya shawn nampak kecewa.

"Aku baru ingat belum minum obat." lirih emma, dan shawn langsung melepaskan pelukan lalu menegapkan badan.

"Benarkah? Astaga, ini sudah malam. Kenapa belum minum obat? Ya sudah, tunggu di sini honey. Aku akan ambilkan, tapi setelah itu kita tidur ya?" emma tersenyum lemah lalu memperhatikan shawn yang pergi ke untuk mengambilkan air minum.

"Hanya kau yang aku punya... Dan jack. Aku harap kau tidak benar-benar menduakan ku seperti rumor yang beredar shawn.."

Seorang mayat di bawa masuk ke basement oleh beberapa anggota kepolisian setempat. Dan henry mengawasi para anggota polisi yang kini memindahkan mayat seorang pria ke brankar.

"Seperti yang tertera di surat dari rumah sakit. Dia baru meninggal dua jam yang lalu, dan kami percayakan jasad nya untuk kau bersihkan. Kami akan datang besok pagi untuk memeriksa keadaan-nya. Dan mungkin bersama ayah dari mayat ini juga."

Jelas salah satu anggota polisi tersebut kepada henry yang menanggapi dengan santai.

"Baik sherrif. Akan ku urus dia sebaik yang ku bisa."

"Baik, kami permisi Henry. Selamat bekerja."

Lalu tiga polisi itu keluar dari basement dan salah satu anggota sempat menoleh ke arah mayat emma yang tertutup kain putih seluruh-nya.

Henry menghela napas setelah mengantar para polisi keluar dari rumah-nya. Kemudian dia bergegas kembali ke basement untuk melakukan tugas-nya menangani mayat baru itu. Yang ternyata korban kecelakaan sama seperti emma.

Sedangkan di halaman rumah henry, ke dua polisi memasuki mobil patroli. Sedangkan satu-nya masih berdiri di samping mobil lain dan melambaikan tangan kepada kedua teman-nya yang lebih dulu pergi. Pria itu melihat ke arah rumah duka henry lalu terlihat menghubungi seseorang.

"Shawn, aku melihat mayat kekasih mu ada di dalam. Tapi aku belum bisa melihat keadaan tubuh-nya karena aku harus cepat kembali ke tempat kerja. Tapi besok aku di tugaskan untuk memeriksa mayat yang baru saja ku antar. Jadi, aku akan melihat kondisi tubuh kekasih mu besok saja."

AFTER | LIFE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang