7

3.2K 203 3
                                    


Mae menggeleng kan kepalanya, Ia tidak habis pikir dengan manusia didepannya ini, dan apa tadi dia bilang? Pacar? Pacar haechan? Boleh saja, lagipula dia tahu menahu dengan bocah ini.

"Dasar, lain kali beritahu kalau ingin mampir, duduk saja dulu"

Mari mengangguk, ia duduk disofa sembari menunggu haechan. Entah kenapa dia menunggu haechan..

Mae menaruh minuman dan toples biskuit diatas meja lalu duduk disamping mark.

"Sudah lama kalian pacaran?"

Mark menggeleng "kurasa baru beberapa hari" mae mengangguk, ia berharap mark bisa menjaga haechan.

Haechan turun kebawah, ia menyrengit saat mark mengobrol dengan mae nya. Apa yang mereka bicarakan? Tapi dia tidak peduli akan itu, saat ia melihat toples biskuit diatas meja itulah yang paling penting.

Haechan merampas toples biskuit itu lalu duduk disamping mae sambil memakan biskuit nya. Mae menggeleng kan kepalanya pelan, bagaimanapun haechan tetap haechan.

"Berbagi dengan pacarmu sayang" tegur mae kepada haechan.

Haechan melirik kepada mark tidak suka, kenapa harus berbagi dengan mark? Dengan hendery saja dia tidak mau membagi biskuit nya.

Tapi untuk pencitraan, haechan mengambil satu buah biskuit lalu diberikan kepada mark lalu berkata "kalau makan banyak kau bisa pingsan, jadi satu saja" ucapnya ketus lalu kembali memakan biskuit nya.

Mark tersenyum kecut, bagaimana manusia bisa pingsan hanya karena biskuit? Ada ada saja, haechan memang tipe yang pelit terhadap makanan.

"Kau ini, Kalian berdua mengobrol saja, mae kekamar dulu ya" ucap mae sebelum setelahnya ia pergi kekamar meninggalkan haechan dan mari berdua.

Mark memperhatikan haechan makan biskuit, biskuit yang haechan beri tadi masih ia pegang.

"Kemari chan" ucap mark sambil menepuk sisi sofa disamping nya.

Haechan berdecak kesal, ia berpindah duduk menjadi disamping mark dengan masih mengunyah biskuit yang tinggal sedikit di toples.

Haechan melirik kearah tangan mark yang masih memegang biskuit yang ia beri, apa mark tidak suka biskuit makanya biskuit itu hanya dipegang.

Haechan mengambil biskuit dari tangan mark membuat sang empu bingung "kau tidak memakannya, dia akan menangis karena tidak dimakan" ucap haechan lalu memasukkan biskuit kemulut nya.

"Kau bisa bilang saja, tidak masuk akal sekali jika makanan menangis karena tidak dimakan" ucap mark membela diri.

Haechan mendengus, yang penting biskuit itu sudah diamankan didalam perut nya saat ini. itu lebih baik daripada didiamkan, akan melempem.

Haechan menatap mark aneh, kenapa dengan tatapan mark itu? Dan apa hanya dia yang merasa atau memang mark mendekat kan wajahnya?

"Kau ken--eumpphh"

Mark meraih tengkuk haechan untuk memperdalam ciumannya, ia sedikit menggigit bibir bawah haechan agar membuka mulutnya. Mark melesakkan lidahnya kedalam mulut haechan lalu mengabsen isi mulut haechan yang terasa manis karena ada sisa biskuit di mulut haechan.

Haechan yang tadinya hanya diam karena terkejut sekarang mulai membalas ciuman mark membuat mark tersenyum disela sela ciumannya, bahkan saat ini mereka berdua memejamkan matanya karena terlena dengan ciuman yang mark ciptakan.

Ceklek

Haechan yang menyadari pintu terbuka pun langsung mendorong dada mark membuat mark melepaskan ciuman itu, mark dan haechan mengusap bibir mereka yang sedikit basah..

Terdiam, juga orang yang membuka pintu ikut terdiam saat melihat adegan ciuman saat dia membuka pintu, sangat mengejutkan.

"Maksudmu apa mark?"













Ziee mau mutusin buat nerusin ini, sayang juga kalo di unpub

·˚ ༘₊· ͟͟͞͞꒰➳ to be continue

[ END ] Relationship? - markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang