8. Selamat Datang

4K 520 3
                                    

Baik Lian, Hansel dan Ariq sama-sama menyambut dinginnya malam dengan jaket kulit warna hitam. Ketiganya sudah berada di atas motor masing-masing, menuju Warcel menuruti permintaan Bara.

Ketiganya memang sudah tau dimana Warcel berada, jadilah sekarang mereka sudah berada di depan tempat itu.

Lian memandangi warung kopi yang sama seperti warung kopi lainnya. Sederhana.

Namun apa yang menjadi predikatnya, apa yang dilihat orang-orang disana lah, yang membuatnya spesial. Warungnya Garda, Tempatnya Garda, katanya. Walau bukan secara resmi, namun itulah yang melekat di mata orang-orang.

Letak warcel memang dekat sekali dengan sekolah, makanya tempat ini juga menjadi sarang tujuan bolos anak-anak Garda yang bandel.

Selesai menaruh helm, Lian sedikit merapikan rambutnya. Ia saling berkode dengan Ariq dan Hansel, kemudian keduanya kompak mendorong Lian untuk memimpin jalan.

Yang terdorong hanya pasrah, lalu melangkah mantap walau diselimuti takut. Hingga ia membola ketika seseorang yang diketahuinya itu, muncul dari dalam warcel.

Dia Bara. Kakak tingkatnya, kelas 12 sekarang. Ia lah pemimpin dari Garda Juang periode ini.

Sosoknya melangkah menghampiri Lian, Ariq dan Hansel di ambang pintu warcel. Rautnya terlihat menyenangkan menyambut ketiganya.

"Eh, lu pada udah dateng aja."

"Eh, bang."

Ketiganya lantas bergantian menyapa Bara dengan fist bump.

"Lian, Hansel sama Ariq kan?"

"Betul, bang."

"Yuk dah masuk, gausah kaku-kaku gitu,"

Bara lalu memimpin jalan untuk memasuki warcel. Di dalam sana, bisa Lian tangkap beberapa pemuda yang sedang nongkrong layaknya biasa. Ngopi, main uno, sibuk dengan ponsel landscape yang tentunya sedang main game, hanya seperti biasanya.

Kemudian salah satu diantaranya mendongak menyadari kehadiran beberapa sosok baru di sana.

"Ett, siape nih, Bar?"

"Ituu yang anak baru, dari Charlie."

"Walaaah yang kemaren. Duduk duduk dah, suruh biasa aja kali Bar orangnya, masih kaku gitu."

"Hahaha, iye iye. Sok dah, Li, Riq, Sel. Ngopi aja dulu, bebas."

Ketiga pemuda itu pun segera mengambil duduk, lalu memesan kopi masing-masing. Bara mengambil duduk di seberang ketiganya, sambil menyesap kopi miliknya kemudian.

"Bang Bintang, kagak kemari, Bang?" Tanya Hansel yang memberanikan diri keluar dari kecanggungan.

"Ohh dia, itu tuh lagi sibuk ngurus urusan ekskul dia. Futsal kan?"

"Lahhh itu Bang Bintang yang ngurus? Gua join soalnya,"

"Hooh. Ya begitu dah dia anaknya dari dulu suka jadi yang ngurus-ngurus juga kan."

Hansel mengangguk-angguk paham.

"Lu pada udah suruh milih ekskul?"

"Udah bang. Gua ama Ariq ikut futsal ama basket, si Lian harusnya sama sih, cum—"

Ucapan Hansel terpotong ketika tangan Lian bergerak mencubit pahanya, membuat ia mendesis tak terima.

"Heheh. Iya bang, mereka berdua ikut futsal ama basket, cuma gua basket doang. Ntar dah join futsal kalo main biasa."

"Lahhh basket? Nih, ni orang kaptennya. Yoi gak, Yos?"

Yang ditunjuk mendudukkan dirinya tegap, lalu mengangguk.

"Hooh, gua. Siapa yang ikut tadi?"

"Bertiga bang. Gua Lian," Ucapnya memperkenalkan diri.

"Ohh Lian yang itu. Gua Yose."

"Lu udah ke basket dari dulu apa baru?" Lanjut Yose bertanya.

"Udah dari SMP bang," jawab Lian.

"Wah dia mah kaptennya di SMP gua dulu, bang." Tambah Ariq.

"Ohh cocok dong tuh, jadi kandidat."

Ucapan Yose membuat Ariq menyikut Lian heboh, "Kan kata gua juga, bisa lanjut ngekapten lu," yang ditanggapi empunya ringisan malu-malu.

"Haha. Ntar dah ya gua liatin kalo udah mulai latihan, good luck."

"Yoi bang,"

Selesai dari Yose, kemudian Bara berinisiatif membuka pernyataan yang menjadi tujuannya malam ini.

"Lian, Ariq, Hansel. Lu bertiga tau kan, disini tempatnya siapa?"

"Tau, Bang. Garda Juang." Jawab Ariq.

"Yoi. Dan perlu gua kasih tau, perekrutan anggota Garda ini gabisa narik sembarang orang. Kita nggak ngasih tes atau apaan buat masuk sini, kagak perlu. Kita cuma butuh pengakuan. Dan lu bertiga, dapat pengakuan dari temen gua, Charlie. Yang juga pernah jadi anggota penting di sini."

Lian, Ariq dan Hansel mengangguk-angguk, setia mendengarkan.

"Dia banyak bilang kalo lu bertiga juga jagoan di SMP lu dulu. Deket juga kalo ama Charlie di tongkrongan. Jadi ya udah, karena Charlie bilang gitu, gua juga paham berarti kalian juga pantes masuk sini. Jadi gimana?"

Ketiganya menatap Bara bertanya.

"Mau masuk dan jadi bagian dari Garda Juang?" Tanya Bara.

"Mau mau bang, mau bang."

Jawaban ketiganya membuat beberapa orang di sana terkekeh geli.

"Iye iye, santai. Tapi pertama, lu pada harus bener-bener mengenal Garda. Garda Juang yang sekarang, bukan Garda yang dulu disebut-sebut suka ribut dan anarkis. Kita sekarang sebisa mungkin ngehindarin yang namanya ribut atau sampe tawuran. Dan pastinya, kita harus ngelindungin sekolah kita, Dua Tujuh. Kalo ada salah satu anak, sekali pun bukan anak Garda yang diganggu atau diserang sama sekolah lain, kita yang maju. Tentunya, utamain pake pikiran, bukan emosi. Itu syarat utama."

"Siap bang."

"Gua sebagai yang dapet amanat dari pendahulu buat mimpin Garda periode ini, pengen penambahan anggota nggak bikin Garda berubah. Tetap jadi Garda yang diwariskan pendahulu kita, penuh solidaritas dan bisa ngelindungin Dua Tujuh sepenuhnya. Kalian bakal belajar dan ngerti ntar, sambil jalan."

Lian, Ariq dan Hansel mengangguk mantap menanggapinya.

"Yaudah dah itu, ntaran aja ceramah gua lanjut kapan-kapan, males mikir kata-kata bijak gua. Dah nih mending lu kenalan aja sama anak Garda yang lain. Cong, udahan main cooking mama-nya woy ga abis-abis dari tadi."

"Cooking Mama banget, Bar. Eh bro, yoiii gua Laskar."

"Mahesa gua, welcome bro."

"Yoooo selamat datang di Garda, brads!"

Anak Garda yang lain juga bergantian melakukan fist bump dan berkenalan dengan Lian, Ariq dan Hansel.

Mahesa yang masih berdiri di dekat ketiganya sedikit menyipit, terlihat berpikir tentang sesuatu. Ia lalu membola ketika mengingatnya,

"Lu pada yang kemaren jadi Coboy Junior kan???" Tudingnya.

"Jadi Coboy Junior?" Bara tak mengerti.

"Iya kan gua juga OSIS panitia MPLS. Ni anak bertiga kemaren nyanyi sambil ngedance mirip bat ama Coboy Junior anjirrr."

"Yang serius lu, Hes? Wuakakak. Coba dong ulangin,"

"Cepet cepet reka ulang disini, anggep aja ospek Garda. Kalo kagak dicoret dari Garda sekarang juga."

Lian yang menjadi dalang peristiwa kemarin pun menyengir, berbeda dengan dua yang lain sibuk menyembunyikan wajahnya, benar-benar memalukan.








Lalala Love You | NOMIN ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang