[END]
Cuma ceritanya si Lian yang baru masuk SMA dan langsung kepincut sama kakak OSIS panitia MPLS, Narasi.
.
.
"Ish. Anak kecil tau apa, sih?"
"Tau cara mencintaimu dengan setulus hati, kak!"
"Stop! Cringe abis deh."
"Siap! Salah kak!"
bxb , nomin...
"Hehehe, aku gitu loh. Terus terus, dia orangnya gimana kalo di Passus? Pasti tegap banget yaaaa huhu kapan-kapan aku mau bolos rapat aja mending nonton anak Passus latihan,"
Tuk.
"Enak ajaaa. Enggak ya, bakal aku usir kalo kamu ketahuan ngintip anak Passus padahal jadwalnya rapat OSIS."
Yang barusan diketuk dahinya cemberut sebal, ia adalah Chloe, dengan lawannya bicara, Narasi.
Keduanya tengah duduk di ruang OSIS di jam istirahat pertama ini, niatnya hanya mengumpulkan laporan-laporan kegiatan, namun berakhir duduk berdua dan berbincang setengah bergosip bersama.
"Tapi aku fotoin deh, buat kamu. Khusus."
"Hah? Serius?? Mana-mana liattt."
Narasi lantas tersenyum kemudian menunjukkan galerinya dengan beberapa foto Jibran disana.
Ia lalu membiarkan Chloe larut memandangi foto lelaki dambaannya itu.
Ah, ngomong-ngomong, Chloe ini adalah adik kelas yang bisa disebut kesayangan Narasi. Chloe tergabung dalam OSIS dan memiliki jabatan penting sama seperti dirinya, serta anaknya yang ceria itu memang sangat disukai Narasi. Anak manis itu hanya terpaut satu tingkat dibawah Narasi, sehingga banyak orang menganggap keduanya sudah seperti kakak adik karena kedekatan mereka yang lucu.
"Aaaa emang ya, kaos item tuh meluluhlantakkan segalanya. Mleyot bangetttt Jibran kaos item huhuhu ke KUA aja yuk, dek."
"Dihhh, hahaha. Alay kamu. Eh tapi, menurut kamu, Jibran masih inget nggak sama kamu?"
"Hmm, nggak tau. Aku sama dia nggak followan Instagram, apalagi WhatsApp. Nggak tau deh, kayaknya emang aku doang disini yang mencintai dalam diam,"
Narasi bergerak mengelus punggung yang lebih muda, "Nggak apa kali, coba lagi di SMA. Deketin, kan kamu keren. Dia pasti suka,"
Chloe mengangguk semangat menanggapinya, kemudian lanjut menggeser-geser beberapa foto Jibran lainnya di handphone Narasi.
Jemarinya berhenti mengusap layar ke samping ketika ia tak menemukan lagi wajah Jibran di sana, namun tergantikan oleh sosok lelaki yang di matanya nampak tak asing. Foto tersebut diambil masih di tempat yang sama dengan foto-foto Jibran barusan, dengan kaos hitam juga- maka berarti, sesama anak Passus.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.