08.SEVENTEEN

130 18 0
                                    

Malam sabtu yang dingin menyengat kulit siapun yang keluar rumah malam ini membuat kebanyakan orang memilih diam dirumah.Kecuali Pak Vino yang sekarang mengendarai mobilnya dengan kecepatan normal dan berhenti didepan rumah Iyan lalu memasuki pekarangan rumah tersebut.

Tok tok tok! *suara ketukan pintu

"Assalamualaikum"

diruang keluarga hanya ada Amalia sedang menonton TV dan Bastian yang sibuk dengan Laptopnya.Mendengar suara ketukan pintu rumah mereka. "Bas,coba kamu lihat kedepan siram aja kalau orang nawarin brosur" ujar Amalia.

kemudian Bastian memutar knop pintu dari dalam. "Waalaikumsalam,maaf siapa ya?" ucap Bastian menatap asing ke orang yang dihadapanya.

"Saya Vino,guru Yansyah apa Yansyah nya ada?"

Bastian terkejud ia berfikir mengapa guru adiknya itu malam malam datang kerumah mereka.

"Ohh iya Pak.Mari masuk dulu,saya panggil Yansyah sebentar"ucap Bastian hanya diangguki Pak Vino.

Amalia yang penasaran menatap Bastian sekilas lalu kembali menatap layar TV "Siapa mas?"

"Guru Iyan mah"

"Ngapain guru Iyan kerumah malam malam,pasti bikin masalah lagi anak itu"ucap Amalia mengingat dia pernah kesekolah karena masalah Iyan yang memegang payudara teman sekelasnya.

"Yaudah sana panggil Iyan"

🐼

Kini diruang tamu Iyan dan Bastian duduk menatap serius Pak Vino,aura yang tidak mengenakan memenuhi ruangan tersebut yang hanya terdengar suara jarum jam. Hingga Amalia datang membawa segelas teh hangat. "Diminum dulu nak" .

"terima kasih bu"Dengan sopan Pak Vino menyeruput teh hangat perlahan.

"Saya Vino Atmajaya guru Iyan" lanjut Pak Vino kemudian memberi 1 loyang martabak kepada Amalia.

*Nyogok hati mertua cuenah

"Tidak perlu repot repot Nak Vino" ucap Amalia sungkan tetapi tetap mengambil makanan tersebut.Vino tahu wanita itu sangat suka sekali martabak Iyan pernah bercerita kepadanya 'apapun masalahnya mamah maafin kalau dikasih martabak kacang cokelat'.

"Ada urusan apa nak Vino kesini?"

"Saya cuma mau ngasih kado ini ke Iyan bu,saya tahu dia ulang tahun hari ini"ujar Pak Vino memberikan sebuah bingkisan kepada Iyan,sedangkan yang dikasih hanya bingung dan penasaran apa isi kado tersebut.

"Ada hubungan apa ya Nak Vino dengan Iyan?" Tanya Amalia bingung.

"Iyan dan saya hanya berteman Bu kebetulan Iyan Murid yang Aktif dipelajan saya" ujarnya.

"Oh syukurlah kalau begitu,saya kira Pak Vino kemari untuk menegur Iyan karena membuat masalah"ucap Amalia tersenyum.

"Ihh mamah"ucap Iyan malu.

"Haha iya bu dia hanya sedikit nakal"ucap Vino.

"Nakal sering memancing saya hingga terkadang saya khilaf" lanjut batin Pak Vino.

"Kalau begitu saya pamit dulu ya Bu Amalia terima kasih untuk teh nya,teh buatan anda tidak pernah berubah tetap enak dilidah saya"ucap Pak Vino berdiri menghampiri Iyan lalu menunduk dan berbisik ditelinganya.

"Selamat ulang tahun jangan lupa buka kadonya nanti pas dikamar"bisik Pak Vino yang membuat nafasnya menghembus pelan meniup kuping pria kecilnya, lantas seluruh badan Iyan gemetar geli dengan muka yang sudah merah seperti tomat.

"Buru buru banget nak Vino"

"Saya lagi ada urusan Bu Amalia lain kali saya akan mampir,permisi bu Assamualaikum"ucap Pak Vino keluar menuju mobilnya.

Under ageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang