21.VINO ATMAJAYA

105 7 0
                                    

Jangan lupa vote and komen untuk kelanjutan cerita ini!

Udah vote kan?

Iyan terbangun, meraih ponselnya nya melihat jam menunjukan Pukul 6.00, ia meletakan kembali ponsel diatas nakas yang ternyata diatas sana sudah ada segelas susu dan roti lapis menyambutnya pagi hari ini.

ia tersenyum senang. Entahlah rasanya semenjak ada bi Asri dirumah ini dia sudah tidak pernah lagi absen sarapan. Menyelesaikan sarapan dikamar, kemudian membuka jendelanya lebar lebar "GuUd MOoorning Semestaaaa!!!" Teriak Iyan membuat orang yang sedang joging, tukang sayur, bahkan sekumpulan ibu ibu yang asik bergosip dipagi hari kompak melihat kesumber suara.

Tanpa rasa bersalah ia hanya tersenyum lebar menampilkan gigi putihnya, Amalia yang sedang membeli sayur mayur melihat tingkah putera nya tadi hanya tertunduk malu. "Maaf ya ibu ibu, tadi itu bukan anak saya hehe." Katanya menekankan kata "Anak".

"Bu Amalia ini ada ada saja," Sahut bu Ijah menggelangkan kepala.

"Lagian kakinya lagi sakit gini kenapa maksain keluar beli sayur sih bu." Lajutnya.

"Saya bosan bu seharian diam diri dirumah, sekali sekali ingin menghirup udara segar," Ujar Amalia diringi kekehan.

"Lagipula sekarang ada bi Asri yang membantu saya." Lanjutnya menatap bi Asri sekilas.

🐼

"Mas, gua bareng lo ya hari ini," Iyan memegang tangan Bastian sesekali mengayun ayunkan nya.

"Gk! gua mau jemput pacar gua" Jawab Bastian singkat.

Sungguh kakak ku satu ini sangat tidak pengertian.

"Kali ini aja mas. Gua gk ada bensin,"

"Kalau sampai mogok gimana? Masa mamas tega sih liat adik kecilnya ini dorong motor panas panasan. Kalau kulit aku kebakar matahari gimana? Kalau aku ketabrak kendaran terus meninggal gimana?" Rengek Iyan, entah setan apa yang sekarang merasuki tubuhnya tidak seperti biasanya hari ini dia sangat manja.

"Tuh mulut kalau ngomong asal ceplas ceplos,jangan asal ngomong gitu Iyan!" bentak Bastian menjitak kepala adiknya.

"Nih uang buat beli bensin."

Iyan langsung menyambar uang tersebut dan menciumnya kemudian memasukanya kesaku celana. "Maaci mamas cu cayang." Ucapnya lalu langsung mencium pipi Bastian dan pergi begitu saja mengendarai motornya, sedangkan yang dicium masih cengok mencerna hal yang barusan terjadi.

Kini seorang pria yang berusia tujuh belas tahun sedang menyusuri jalanan kampung nya, melewati sebuah lapangan luas yang terdapat sekumpulan Ibu ibu sedang asik senam pagi di iringi ritme musik yang seru, "Pinggang sehat semangat goyang ya bu!!" teriak Iyan, membuat semua orang yang dilapangan melihat kearahnya, Ia langsung menancap gas sambil tertawa terbahak bahak.

"Aduduh sakit perut gua," Katanya sambil cengir kuda.

"Kenapa hari ini gua berasa dapet sepeda dari presiden ya, seneng banget bahagia gitu heran." Lanjutnya. Tanpa sadar Iyan sekarang sudah membelah jalan raya menuju sekolahnya.

Mitosnya tertawa berlebihan pertanda sebentar lagi akan menangis,entahlah menurutku itu hanya mitos belaka.

🐼
LABORATORIUM

Pak Vino menatap kosong kedepan tidak memperdulikan tiga orang yang sedang ribut beradu argumen tentang perbedaan hasil hitungan mereka mengenai soal latihan untuk Olimpiade nanti, kepalanya sedang memikirkan cara untuk mengambil sebuah dokumen yang ada ditangan Ayahnya.

Under ageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang